Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Disuruh Pindah ke Pasar, Mama-Mama Pedagang Protes

Mama -mama pedagang OAP di Jalan Irian dan Safridarwin yang melakukan aksi Protes ke Pemda Jayawijaya lantaran disuruh pindah ke Pasar Potikelek Wamena, Rabu (29/9). ( FOTO: Denny/Cepos)

WAMENA -Ratusan Mama -mama Pedagang di Jalan Irian dan Safridarwin Wamena melakukan aksi protes ke Pemerintah Jayawijaya. Pasalnya, mereka enggan dipindahkan semua untuk menghuni pasar potikelek Wamena. Mereka keberatan dan meminta pemda membuka pasar malam di halaman Mall Wamena khusus untuk mereka berjualan disana.

   Mewakili para pedagang Asli Papua sekaligus sebagai Ketua Yayasan Humi Inane (Suara Perempuan Papua) Margaretha Wetipo mengungkapkan bahwa mama -mama pedagang di jalan Irian dan Safridarwin ini juga merupakan penggerak  ekonomi Jayawijaya. Sebenarnya pasar untuk mama-mama Papua ini sudah disiapkan di Pasar Potikelek, namun masih ada masalah disana.

   “Sekarang pemerintah melihat mama-mama ini seperti apa? karena di Pasar Potikelek itu pedagang non OAP menguasai perekonomian disana, sehingga pemerintah harus membatasi juga agar mama-mama ini bisa fokus disana dan semua pembeli juga semua kesana dan dagangan mereka bisa terbeli,” ungkapnya, Rabu (30/9) kemarin.

Baca Juga :  Menyeberang Kali Baleim, Seorang Pria Tenggelam

  Kalau saat ini mama -mama mereka ke Pasar Potikelek, kata Margaretha Wetipo,  maka dagangan mereka tidak laku dan hanya bisa dibuang  dan rugi. Contoh kasus mama-mama mau jual kayu,  pinang, sayur, tapi pedagang non OAP juga jual, sehingga kasihan mama -mama mereka rugi karena dagangan mereka tidak laku.

  “Pemerintah harus melihat dan memposisikan pedagang non OAP jualanya apa saja dan mama -mama Papua ini jualannya apa, karena selama ini mereka menganggap pedagang non OAP terlalu monopoli,”katanya.

  Ia menilai  bila permintaan mama -mama ini diakomodir untuk pembuatan pasar malam di halaman mall Wamena, bisa saja dan efektif. Namun karena ini masih dalam situasi Pandemi Covid -19 harus tetap menjaga protokol kesehatan dan pembatasan waktu diberikan oleh pemerintah dan mama -mama juga harus menerima pembatasan waktu jualan ini.

   “Mama -mama ini mereka harus menaati peraturan pemerintah, apabila rencana mereka untuk menjadikan halaman Mall wamena jadi pasar malam,” bebernya.

Baca Juga :  Presiden Pastikan Hampir Semua Jalan Telah Terhubung

  Secara terpisah, Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua menyatakan jika ia sendiri belum tahu karena yang menerima aksi protes mama -mama Pedagang jalan Irian dan Safridarwin adalah Plt Sekda Jayawijaya dan Disnakerindag. Namun diakui, Pemda Jayawijaya memang melakukan penertiban mulai dari Jalan Irian Bawah  sampai ke Safridarwin semua harus kembali ke Pasar Potikelek.

   “Mungkin dari penertiban itu mama -mama pedagang disana tidak terima untuk kembali ke pasar potikelek dan melakukan aksi protes,”bebernya.

   Ia memastikan jika pemerintah tak pernah menjanjikan apapun itu kepada pedagang disana, contoh mama -mama yang menjual makanan siap saji bakar batu yang berjualan dari sore hingga malam. Setelah  dikaji itu semua harus masuk ke Pasar Potikelek dan itu dibangun untuk mama -mama Papua sehingga aktifitas perdagangan semua harus di dalam pasar. (jo/tri)

Mama -mama pedagang OAP di Jalan Irian dan Safridarwin yang melakukan aksi Protes ke Pemda Jayawijaya lantaran disuruh pindah ke Pasar Potikelek Wamena, Rabu (29/9). ( FOTO: Denny/Cepos)

WAMENA -Ratusan Mama -mama Pedagang di Jalan Irian dan Safridarwin Wamena melakukan aksi protes ke Pemerintah Jayawijaya. Pasalnya, mereka enggan dipindahkan semua untuk menghuni pasar potikelek Wamena. Mereka keberatan dan meminta pemda membuka pasar malam di halaman Mall Wamena khusus untuk mereka berjualan disana.

   Mewakili para pedagang Asli Papua sekaligus sebagai Ketua Yayasan Humi Inane (Suara Perempuan Papua) Margaretha Wetipo mengungkapkan bahwa mama -mama pedagang di jalan Irian dan Safridarwin ini juga merupakan penggerak  ekonomi Jayawijaya. Sebenarnya pasar untuk mama-mama Papua ini sudah disiapkan di Pasar Potikelek, namun masih ada masalah disana.

   “Sekarang pemerintah melihat mama-mama ini seperti apa? karena di Pasar Potikelek itu pedagang non OAP menguasai perekonomian disana, sehingga pemerintah harus membatasi juga agar mama-mama ini bisa fokus disana dan semua pembeli juga semua kesana dan dagangan mereka bisa terbeli,” ungkapnya, Rabu (30/9) kemarin.

Baca Juga :  Presiden Pastikan Hampir Semua Jalan Telah Terhubung

  Kalau saat ini mama -mama mereka ke Pasar Potikelek, kata Margaretha Wetipo,  maka dagangan mereka tidak laku dan hanya bisa dibuang  dan rugi. Contoh kasus mama-mama mau jual kayu,  pinang, sayur, tapi pedagang non OAP juga jual, sehingga kasihan mama -mama mereka rugi karena dagangan mereka tidak laku.

  “Pemerintah harus melihat dan memposisikan pedagang non OAP jualanya apa saja dan mama -mama Papua ini jualannya apa, karena selama ini mereka menganggap pedagang non OAP terlalu monopoli,”katanya.

  Ia menilai  bila permintaan mama -mama ini diakomodir untuk pembuatan pasar malam di halaman mall Wamena, bisa saja dan efektif. Namun karena ini masih dalam situasi Pandemi Covid -19 harus tetap menjaga protokol kesehatan dan pembatasan waktu diberikan oleh pemerintah dan mama -mama juga harus menerima pembatasan waktu jualan ini.

   “Mama -mama ini mereka harus menaati peraturan pemerintah, apabila rencana mereka untuk menjadikan halaman Mall wamena jadi pasar malam,” bebernya.

Baca Juga :  Pemprov Papua Pegunungan Lanuching Logo Daerah

  Secara terpisah, Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua menyatakan jika ia sendiri belum tahu karena yang menerima aksi protes mama -mama Pedagang jalan Irian dan Safridarwin adalah Plt Sekda Jayawijaya dan Disnakerindag. Namun diakui, Pemda Jayawijaya memang melakukan penertiban mulai dari Jalan Irian Bawah  sampai ke Safridarwin semua harus kembali ke Pasar Potikelek.

   “Mungkin dari penertiban itu mama -mama pedagang disana tidak terima untuk kembali ke pasar potikelek dan melakukan aksi protes,”bebernya.

   Ia memastikan jika pemerintah tak pernah menjanjikan apapun itu kepada pedagang disana, contoh mama -mama yang menjual makanan siap saji bakar batu yang berjualan dari sore hingga malam. Setelah  dikaji itu semua harus masuk ke Pasar Potikelek dan itu dibangun untuk mama -mama Papua sehingga aktifitas perdagangan semua harus di dalam pasar. (jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya