Pastor Aloysius Kelbulan, Pr (FOTO:Sulo/Cepos)
MERAUKE– Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Merauke saat ini telah memiliki 12 sekolah penggerak pendidikan, yang terdiri dari 5 TK, 5 SD dan 2 SMP. Ketua YPPK Merauke Pastor Aloysius Kelbulan, Pr, ditemui media ini di ruang kerjanya, Rabu (26/7) mengungkapkan bahwa YPPK bergabung dalam satu konsersium bernama Yayasan Sekolah Bruder yang didalamnya Yayasan Bruder Kalimantan Barat, Yayasan Keuskupan Pontianak di Kalimantan Barat, Yayasan Pendidikan dan Persekolah Katolik Keuskupan Amboina yang ada di Maluku dan Maluku Utara serta Yayasan Pendidikan dan Persekolah Katolik Keuskupan Agung Merauke yang membawahi 3 kabupaten.
‘’Tapi karena program ini kuotanya terbatas, maka YPPK Merauke hanya mengambil 12 sekolah yang ada di pinggiran dan dalam kota. Untuk TK yakni TK Bernadeth, TK Maria Goretti, TK Santa Fatimah Kelapa Lima, TK Yolenta Kampung Baru dan TK YPPK Gudang Arang. Untuk SD yakni SD Budi Mulia, SD Agustinus Bampel, SD Theresia Buti, SD Mikhael, dan SD Xaverius I. Sedangkan untuk SMP yakni SMP Mikhael dan SMP John 23 Merauke,’’ katanya.
Aloysius Kelbulan menjelaskan bahwa porgram dari Kementrian Pendidikan ini sudah berjalan 3 tahun dimana pada tahun pertama pihaknya menekankan literasi dan numerasi.
‘’Kebetulan sekolah-sekolah kita yang ada di pinggiran dan di kota ditekankan untuk literasi dan numerasi, sehingga untuk guru dan kepala sekolah serta tenaga kependidikan lainnya untuk berpartisipasi lebih aktif dalam proses pembelajaran di era sekarang industri 4.0 dan 5.0,’’ katanya.
Dalam program ini lanjut dia, ada banyak hal yang pihaknya lakukan mulai dari pelatihan leadership tentang kepala sekolah, lalu fungsi dan lain sebagainya. Karena program yang diberikan kepada organisasi, sehingga organsasi mengembangkan programnya.
‘’Karena itu, kami sekolah-sekolah Katolik memperkuat tentang iman sekolah katolik. Dasar, arah dan tujuan jelas tentang pendidikan katolik seperti apa. Itu yang kami tekankan.
Lalu pada tahun kedua, pihaknya lebih fokus pada merdeka belajar dimana pelatihan dan pendampingan merdeka belajar ini berjalan kurang lebih 1 tahun sampai pada implementasi dan aplikasi merdeka belajar di 12 sekolah penggerak tersebut. Bukti implementasi dikirimkan langsung ke Kementrian pendidikan video.
Kemudian tahun ketiga, pihaknya fokus pada literasi digital pada IT. Ini karena guru-guru yang ada di YPPK juga harus punya pengetahuan yang bagus tentang IT dalam proses belajar mengajar. ‘’Untuk pelatihan ini kita buat bertrahap. Diawali guru TK, kemudian SD dan SMP,’’ terangnya.
Ditambahkan Pastor Aloysius Kelbulan bahwa dengan menjadi sekolah penggerak tersebut, maka guru memiliki pengetahuan secara mumpuni dengan menguasai IT, sehingga sekolah-sekolah tersebut semakin berkuallitas. (ulo)