
Penerbangan Perdana, Garuda dan Batik Air Tiba Hampir Bersamaan
MERAUKE-Setelah penerbangan penumbang dibuka sejak 19 Juni 2020 lalu, akhirnya pesawat Garuda Indonesia dan Batik Air untuk pertama kalinya setelah terlockdown sekitar 3 bulan karena pandemi Covid-19 akhirnya mendarat mulus di landasan pacu Bandara Mopah Merauke, Jumat (26/6).
Kedua pesawat komersial tersebut hampir tiba bersamaan. Garuda Indonesia yang terbang dari Jakarta, Makassar-Jayapura tiba sekitar pukul 13.30 WIT. Sementara Batik Air yang melakukan perjalanan dari Jakarta-Surabaya-Makassar-Merauke tiba sekitar pukul 14.00 WIT.
Setelah mendarat, penumpang kemudian turun. Selanjutnya, saat akan masuk ke terminal kedatangan langsung disemprot cairan desinfaktan oleh petugas yang sudah disiapkan. Setelah mengambil barang bagasi, selanjutnya menuju ke meja petugas untuk menyerahkan surat izin perjalanan dari gugus tugas Covid daerah asal serta surat kesehatan hasil rapid test.
Sementara penumpang yang berangkat, sudah mulai berdatangan satu persatu mulai pukul 09.00 WIT. Protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Dimana, saat masuk pintu bandara wajib menggunakan masker. Setelah itu kemudian cuci tangan dan dilakukan pengukuran suhu badan oleh petugas yang sudah standby di tempat tersebut.
Selanjutnya, calon penumpang tersebut dilakukan penyemprotan desinfektan bersama dengan barang bawaannya. Setelah itu, kemudian dilakukan pengecekan surat izin perjalan dan hasil rapid test. Sebelum masuk melapor ke dalam ruang terminal keberangkatan, terlebih dahulu dilakukan pengukuran suhu badan lagi.
Rizal, salah satu penumpang asal Surabaya mengaku bahwa untuk melakukan perjalanan di tengah pandemi Covid-19 tersebut cukup dibuat repot karena banyak surat-surat yang harus dilengkapi. Termasuk dirapid test.
Untuk Rapid test di daerah asal sebesar Rp 300.000. Lain halnya dengan Reza penumpang asal Makassar mengaku bisa masuk ke Merauke dengan menunjukan surat tugas untuk 11 sektor yang diperbolehkan berangkat ke luar kota. ‘’Rumit tapi untuk kebaikan,’’ jelasnya.
Di tempat asalnya, biaya sekali rapid antara Rp 300-500 ribu. Penumpang lainnya Sabaruddin, yang datang dari Jakarta mengaku setelah turun dari pesawat dan akan masuk ke Terminal kedatangan, langsung dilakukan penyemprotan dan pengukuran suhu badan. Selain itu dilakukan pemeriksaan dokumen 2 kali baru bisa keluar. “Kalau di Jakarta, biaya sekali rapid Rp 500 ribu,” jelasnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita secara tegas meminta penumpang yang baru tiba di Merauke tersebut untuk karantina mandiri. ‘’Kami sudah koordinasikan dengan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) bahwa penumpang yang baru turun wajib karantina mandiri selama 14 hari,’’ tandas Nevile Muskita kepada wartawan di Bandara Mopah Merauke, Jumat (26/6). Karantina secara mandiri ini, jelas dia dilakukan di rumah masing-masing. ‘’Kita akan pantau selama masa karantina tersebut,’’ jelasnya. (ulo/tri)