
MERAUKE-Rumah Sakit Umum (RSUD) Merauke mengalami kekurangan alat pelindung diri (APD) untuk menangani Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Kekurangan APD yang dialami RSUD Merauke terungkap saat kunjugan Ketua DPRD Kabupaten Merauke Ir. Drs. Benjamin Latumahina ke Posko Penanganan Covid -19 RSUD Merauke, Selasa (24/3).
Dalam kunjungan ini, Ketua DPRD Merauke didampingi Sekwan Drs. Agustinus Joko Guritno, M.Si. Sementara kunjungan ini disambut Direktur RSUD Merauke dr. Yenny M.M.E Mahuze dan Ketua Penanganan Covid-19 RSUD Merauke dr. Deisy Lapasi, SPKFR. Deisy menjelaskan bahwa saat ini RSUD Merauke mengalami kekurangan ADP.
“Stok yang ada sekarang sisa 6 buah. Rencananya hari ini akan datang 11 ADP. Sehingga totalnya hanya 17 buah. Nah, jumlah ini hanya bisa dipakai satu hari dan kalau dipaksanakan hanya 2 hari.”ujarnya Deisy Lapasi.
“Selanjutnya kita tidak tahu. Tidak mungkin, petugas medis dan perawat melakukan pemeriksaan kepada pasien baik yang sudah positif maupun yang masih dalam status PDP kalau APD ini tidak ada,” tandas Deisy Lapasi.
Sementara itu, Ketua DPRD Merauke Ir. Drs Benjamin Latumahina menjelaskan bahwa kunjungan ini dalam rangka memastikan apakah Inpres Nomor 4, kemudian Kepres Nomor 7 diikuti Permendagri Nomor 20 dan Permenkeu Nomor 6 tahun 2020 untuk bagaimana penanganan Covid-19 secara khusus, cepat dan tepat serta terpadu sudah dilaksanakan.
“Artinya ada beberapa birokrasi yang harus dipangkas sehingga pengadaan ini harus fokus cepat. Tapi kalau kita lihat ini bahwa RSUD Merauke kita takut jangan sampai SDMnya habis terkuras, kemudian perawatnya terkuras, sehingga kita tidak bisa menangani pasien-pasien yang berikutnya,’’ katanya.
Menurut Politisi Partai NasDem ini bahwa pengadaan alat pelindung diri ini harus segera dilakukan untuk melindungi tenaga medis dan perawat sebagai garis terdepan dalam menangani pasien Covid-19 tersebut. Benjamin Latumahina menilai jika Satgas Penangganan Covid-19 yang dibentuk tersebut masih lambat dalam bertindak.
“Saya lihat masih lambat dalam komunikasi dan birokrasi. Nanti kita coba diskusikan lagi. Tapi, yang jelas tadi telah disampaikan oleh Direktur RSUD Merauke bahwa masih ada kebutuhan-kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi. Oleh itu, bagaimana tim gugus percepatan penanganan Virus Corona ini bisa segera bekerja sehingga pengadaan-pengadaan apa yang dibutuhkan bisa segera dilakukan,’’ tandasnya.
Selain berbincang dengan Direktur RSUD Merauke dan Ketua Tim Penanganan Covid-19 RSUD Merauke, Benjamin Latumahina juga meninjau ruangan isolasi Covid-19 yang tengah dipersiapkan jika ada tambahan PDP yang masuk baik dari Merauke, Boven Digoel, Mappi dan Asmat. dr. Yenny M.M.E Mahuze menjelaskan bahwa pasien yang dirawat di ruangan tersebut sebelumnya sudah dipindahkan ke ruangan lainnya.
“Tapi kalau pasien PDP terus bertambah, maka kita sudah siapkan sejumlah opsi diantaranya seluruh pasien umum yang ada di RSUD Merauke dipindahkan ke rumah sakit Angkatan Laut dan Rumah Sakit Bunda Pengharapan Merauk. Jadi rumah sakit ini nanti dikhususkan untuk merawat pasien Covid -19 maupun pasien dalam pengawasan (PDP),’’ tandasnya.
Untuk diketahui, saat ini RSUD Merauke sedang merawat 3 pasien Covid-19 dan 4 pasien dalam pengawasan (PDP). Selain itu, informasi dari pihak RSUD Merauke bahwa saat ini juga pihaknya masih menunggu rujukan 4 pasien diduga Covid-19 dari Kabupaten Mappi dan 1 dari Asmat, namun masih terkendala transportasi. Juga satu pasien dari sebuah perusahaan yang ada di Kampung Buepe, Distrik Kaptel Merauke yang diduga memiliki ciri-ciri Covid-19. (ulo/tri)