MERAUKE-Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Merauke Ir. Ratna Lauce, M.Si mengaku bahwa saat ini petani di Merauke mengalami keterbatasan mesin panen padi atau Combine. Akibat keterbatasan mesin Combine ini membuat banyak padi petani yang terlambat di panen.

“Kalau terlambat di panen, tentunya akan berdampak pada kualitas,’’ kata Ratna Lauce ditemui Cenderawasih Pos baru-baru ini.
Ratna Lauce menjelaskan bahwa jumlah mesin Combine saat ini sekitar 250 unit untuk seluruh wilayah Kabupaten Merauke dengan luas hamparan sawah sekitar 36.000 hektar. ‘’Tentu ini masih sangat kurang dari luas lahan yang ada tersebut,’’ jelasnya.
Karena itu, lanjut Ratna Lauce, pihaknya selalu koordinasi untuk dapat menambah mesin Combine tersebut. Selain koordinasi dengan BUMD Aneka Usaha, pihaknya juga kordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat. “Dengan koordinasi itu, kita harapkan adanya tambahan mesin Combine di Merauke,” terangnya.
Dijelaskan bahwa 250 unit mesin Combine yang ada tersebut sudah termasuk kepemilikan pribadi. “Itu sudah bantuan pemerintah baik yang bersumber dari APBD kabupaten, provinsi maupun lewat APBN. Termasuk bantuan lewat aspirasi dan kepemilikan pribadi,’’ tandasnya.
Sekadar diketahui, akibat keterbatasan mesin panen padi tersebut, banyak padi petani di Merauke yang rusak karena terlambat di panen akibat mesin Combine yang terbatas. Sementara untuk panen secara manual tidak memungkinkan lagi dikarenakan kekurangan SDM. (ulo/tri)