MERAUKE– Dinas Kesehatan Provinsi Papua Selatan menemukan sedikitnya 4 balita positif kena campak di Maam, Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Pencegahan, Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Provinsi Papua Selatan Suardi, S.KM, M.Kes, mengungkapkan bahwa keempat balita tersebut diketahui positif campak setelah pihaknya menerima hasil pemeriksaan laboratorium.
“Kita mengirim 12 sampel ke Balai Besar Laboratorium Surabaya dan hasilnya sudah kita terima. Dari jumlah tersebut, 4 diantaranya positif Campak,” kata Suardi, di Bade, Kabupaten Mappi, Kamis (14/12/2023).
Menurut Suardi, kedua orang tua dari 4 balita tersebut tinggal di areal perkebunan kelapa sawit, di Kampung Maam, Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke. Hanya saja, dari sisi geografis, warga yang ada di Maam tersebut lebih memilih untuk berobat ke Puskesmas Bade dibandingkan ke Puskesmas Ngguti, sehingga data penemuan Campak tersebut masuk ke Puskesmas Bade, Distrik Edera, Kabupaten Mappi. “Karena ini sudah lintas kabupaten, sehingga kasus ini kita provinsi ambil alih, ” jelasnya.
Namun demikian, penemuan campak tersebut sudah tertangani, dimana kejadiannya sekitar 3-4 bulan lalu.
“Sebenarnya itu masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB), tapi untuk menentukan itu KLB. atau bukan ditentukan kepala dinas kesehatan atau kepala daerah dalam hal ini bupati. Tapi, belum ada penentua status tersebut apalagi sudah bisa tertangani, “jelasnya.
Yang sudah ditetapkan terjadi KLB Campak di tahun 2023, kata dia adalah Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Asmat. “Tapi datanya pastinya berapa di 2 kabupaten itu yang belum ada di saya,” jelasnya.