Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Bandara Ewer Segera Uji Landasan Pesawat ATR

MERAUKE-Bandara Ewer yang telah diperpanjang menjadi 1.650 meter saat ini akan segera diujicoba dengan pesawat  ATR.  Bupati Asmat Elisa Kambu, S.Sos kepada wartawan di Merauke mengungkapkan, bahwa pembangunan bandara Ewer ini dikerjakan dari tahun ke tahun  sejak bupati Yuvensius Alfonsius  Biakai. 

  Di masa pemerintahannya sekarang ini yang memasuki periode kedua bersama Wakil Bupati Thomas E. Safanpon, ST juga terus dilanjutkan.”Dari 600 meter tikar baja peningkatannya sampai pengaspalan. Sekarang menjadi 1.650 meter. Kita nekad hadirkan bandara ini dengan kondisi Asmat seperti itu  memang mahal. Mahal tapi karena ini kebutuhan masyarakat jadi  kita coba  akomodir dengan membangun bandara itu meski mahal dengan panjang runway kurang lebih 1.650  meter dan ini posisinya sudah siap,’’ kata Bupati Elisa Kambu. 

   Untuk perpanjangan bandara tersebut, lanjut bupati  Elisa Kambu dikerjakan Bersama lewat APBD  Kabupaten Asmat dan bantuan dana segar dari Gubernur Papua. Sedangkan untuk fasilitas lainnya yakni terminal dibiayai APBN. “Posisi sekarang sudah siap. Khusus terminal pembenahan sekarang dan kita harapkan bahwa karena ini uang masyarakat sudah cukup banyak yang kita investasikan sehingga sekarang kita operasionalkan,” jelasnya. 

Baca Juga :  Patroli Perairan di Wanam, Ini yang Dilakukan Kasat Polair dan Anggotanya

   Dikatakan, uji coba landasan dengan pesawat ATR  tersebut sedikit tertunda akibat pandemi Covid-19.  “Tapi  puji Tuhan beberapa waktu lalu, kita melakukan dialog dengan pak Menteri Perhubungan melalui zoom dan kemarin kita juga sudah langsung ke Lion Air. Mereka bersedia menugaskan tim tehnisnya dan kemarin hari Sabtu bersama saya ke Asmat peninjauan dan tim ini sedang kembali ke Jakarta untuk melaporkan hassil peninjauan kepada managemennya,’’ jelasnya.  

   Menurut Bupati Asmat, jika tidak ada halangan, telah disepakati untuk uji landasan tersebut 3 Juli mendatang. Setelah landing test dia mengharapkan segera dilakukan penetapan rute.  “Untuk sementara kami dalam diskusi, rute Timika-Ewer-Merauke. Mengapa kami ambil rute terjauh Merauke? karena Sebagian orang yang tinggal di Asmat memiliki asset di Merauke. Tapi yang lebih pasti lagi, pasien rujukan dari Asmat ke Timika dan Merauke biaya kurang dan terlayani  dengan cepat. Dengan semangat itulah kita berjuang dan kalau itu bisa jadi, maka usaha-usaha bersama ini akan lancar,” jelasnya.

Baca Juga :  DPRD Merauke Akhirnya Bahas RAPBD 2022

   Apalagi, kata dia dalam mengurus Provinsi Papua Selatan ini, pihaknya  yang tinggal di Asmat dan Mappi setengah mati jika hanya mengandalkan pesawat kecil seperti Susi Air. Tapi kalau dengan pesawat berbadan besar minimal ATR, semua bisa diakomodir. Soal nama Bandara Ewer tersebut, menurut bupati Elisa Kambu pihaknya telah  mengusulkan salah satu tokoh Asmat, pemimpin orang besar Asmat Yuvensius A. Biakai. 

   “Jadi bandara Ewer nanti kita abadikan  nama Yuvensius Alfonsius  Biakai. Ini penghargaan orang Asmat kepada bapak Yuven Biakai. Dia ketua LMA dan intelektual Asmat pertama dan tokoh Papua Selatan setelah bapak John Gluba Gebze. Bupati Asmat dua periode sehingga untuk mengenang jasa-jasa beliau kita abadikan. Kita sudah minta ke masyarakat Ewer dan telah mendapatkan persetujuan dari DPRD Kabupaten Asmat,” tandasnya. (ulo/tri)    

MERAUKE-Bandara Ewer yang telah diperpanjang menjadi 1.650 meter saat ini akan segera diujicoba dengan pesawat  ATR.  Bupati Asmat Elisa Kambu, S.Sos kepada wartawan di Merauke mengungkapkan, bahwa pembangunan bandara Ewer ini dikerjakan dari tahun ke tahun  sejak bupati Yuvensius Alfonsius  Biakai. 

  Di masa pemerintahannya sekarang ini yang memasuki periode kedua bersama Wakil Bupati Thomas E. Safanpon, ST juga terus dilanjutkan.”Dari 600 meter tikar baja peningkatannya sampai pengaspalan. Sekarang menjadi 1.650 meter. Kita nekad hadirkan bandara ini dengan kondisi Asmat seperti itu  memang mahal. Mahal tapi karena ini kebutuhan masyarakat jadi  kita coba  akomodir dengan membangun bandara itu meski mahal dengan panjang runway kurang lebih 1.650  meter dan ini posisinya sudah siap,’’ kata Bupati Elisa Kambu. 

   Untuk perpanjangan bandara tersebut, lanjut bupati  Elisa Kambu dikerjakan Bersama lewat APBD  Kabupaten Asmat dan bantuan dana segar dari Gubernur Papua. Sedangkan untuk fasilitas lainnya yakni terminal dibiayai APBN. “Posisi sekarang sudah siap. Khusus terminal pembenahan sekarang dan kita harapkan bahwa karena ini uang masyarakat sudah cukup banyak yang kita investasikan sehingga sekarang kita operasionalkan,” jelasnya. 

Baca Juga :  Curi Puluhan HP, Dibui 16 Bulan

   Dikatakan, uji coba landasan dengan pesawat ATR  tersebut sedikit tertunda akibat pandemi Covid-19.  “Tapi  puji Tuhan beberapa waktu lalu, kita melakukan dialog dengan pak Menteri Perhubungan melalui zoom dan kemarin kita juga sudah langsung ke Lion Air. Mereka bersedia menugaskan tim tehnisnya dan kemarin hari Sabtu bersama saya ke Asmat peninjauan dan tim ini sedang kembali ke Jakarta untuk melaporkan hassil peninjauan kepada managemennya,’’ jelasnya.  

   Menurut Bupati Asmat, jika tidak ada halangan, telah disepakati untuk uji landasan tersebut 3 Juli mendatang. Setelah landing test dia mengharapkan segera dilakukan penetapan rute.  “Untuk sementara kami dalam diskusi, rute Timika-Ewer-Merauke. Mengapa kami ambil rute terjauh Merauke? karena Sebagian orang yang tinggal di Asmat memiliki asset di Merauke. Tapi yang lebih pasti lagi, pasien rujukan dari Asmat ke Timika dan Merauke biaya kurang dan terlayani  dengan cepat. Dengan semangat itulah kita berjuang dan kalau itu bisa jadi, maka usaha-usaha bersama ini akan lancar,” jelasnya.

Baca Juga :  Patroli Perairan di Wanam, Ini yang Dilakukan Kasat Polair dan Anggotanya

   Apalagi, kata dia dalam mengurus Provinsi Papua Selatan ini, pihaknya  yang tinggal di Asmat dan Mappi setengah mati jika hanya mengandalkan pesawat kecil seperti Susi Air. Tapi kalau dengan pesawat berbadan besar minimal ATR, semua bisa diakomodir. Soal nama Bandara Ewer tersebut, menurut bupati Elisa Kambu pihaknya telah  mengusulkan salah satu tokoh Asmat, pemimpin orang besar Asmat Yuvensius A. Biakai. 

   “Jadi bandara Ewer nanti kita abadikan  nama Yuvensius Alfonsius  Biakai. Ini penghargaan orang Asmat kepada bapak Yuven Biakai. Dia ketua LMA dan intelektual Asmat pertama dan tokoh Papua Selatan setelah bapak John Gluba Gebze. Bupati Asmat dua periode sehingga untuk mengenang jasa-jasa beliau kita abadikan. Kita sudah minta ke masyarakat Ewer dan telah mendapatkan persetujuan dari DPRD Kabupaten Asmat,” tandasnya. (ulo/tri)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya