Harris Prayitno menjelaskan, alasan burung dan reptil sangat marak diselundupkan di Kawasan Indnesia Timur khususnya di Merauke, karena satwa liar maupun burung-burung dari Papua nilai komoditasnya sangat mahal ketika sampai di Jawa. Tapi lebih mahal lagi ketika sampai di Singapura dan Thiongkok.
‘’Misalnya ular tertentu, ketika sampai di Singapura harganya bisa setengah miliar. Jadi memang sangat menggiurkan,’’ tandasnya.
Dikatakan, ada beberapa Satwa yang sebenarnya bisa dikirim antar pulau. Namun satwa-satwa tersebut menggunakan kuota dan perizinan dari BKSDA. ‘’Tapi memang perizinan cukup lama kemudian biaya. Sementara pedagang kadang mencari yang cepat dan murah sehingga berbagai cara digunakan agar barang itu bisa terkirim. Ya, secara illegal,’’ tandasnya.
Oleh karena itu, ia mengharapkan kepada seluruh masyarakat yang ada di Papua Selatan untuk menjaga alam dan Satwa yang dilindungi agar tetap lestari untuk anak cucu kedepan. (ulo/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos