MERAUKE- Proses belajar mengajar tahun ajaran 2020/2021 tingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan SMK dimulai, Senin (13/7). Meski demikian, untuk tingkat SMA di Kabupaten Merauke tatap muka belum diperbolehkan. Sementara untuk tingkat SD dan SMP yang kewenangannya ada di kabupaten, proses belajar mengajar dengan tatap muka dimulai dengan menerapkan protokol kesehatan.
Kepsek SMA YPPK Yos Sudarso Merauke Antonio Liberto Ohoitimur, S.Pd saat memberikan arahan kepada anak didiknya di hari pertama sekolah, Senin (13/7). ( FOTO: Sulo/Cepos)
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Merauke Antonio Liberto Ohoitimur, S.Pd, kepada wartawan mengungkapkan bahwa sesuai dengan kesepakatan rapat MKKS Kabupaten Merauke pada 11 Juli 2020, ada beberapa yang disepakati sesuai dengan surat edaran dari Gubernur Ppaua Nomor 440/10242/Z tentang pencegahan dan pengendalian Corona Virus dan surat dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Nomor 420/1110 tertanggal 1 Juli 2020 bahwa masuk sekolah 13 Juli sebagai pembukaan tahun ajaran secara administrasi yang dimulai 13 Juli 2020.
“Tapi proses pembelajaran yang dilakukan masih dalam bentuk during di rumah masing-masing. Atas kesepakatan MKKS, maka sekolah tidak melakukan pembelajaran tatap muka sampai tanggal yang disepakati yakni 30 Juli 2020,” kata Antonio Liberto Ohoitimur.
Menurut Antonio, adapun siswa datang ke sekolah pada hari pertama tersebut adalah menerima undangan orang tua untuk selanjutnya dilakukan rapat dengan orang tua pada Selasa (14/7) untuk pemberitahuan kepada orang tua siswa terkait proses belajar mengajar yang masih dilakukan dari rumah. Lalu pada Kamis besok, kembali pertemuan dengan para siswa dengan mengikuti protoko kesehatan tentang tata cara pembelajaran dari rumah tersebut.
Antonio menjelaskan bahwa meskipun pembelajaran secara daring, namun tidak semua siswa mampu untuk membeli HP android, sehingga khusus untuk SMA YPPK Yos Sudarso yang dipimpinnya maka setiap Senin siswa akan datang ke sekolah untuk memasukan hasil pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru dari masing-masing mata pelajaran yang ada sekaligus mengambil tugas baru bersama dengan buku cetak untuk belajar di rumah.
Secara terpisah, Wakil Bupati Merauke Sularso menjelaskan bahwa untuk tingkat SD kelas IV sampai kelas VI dan SMP proses belajar mengajar tersebut dilakukan secara tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. “Misalnya isi ruangannya 50 siswa, maka yang diperkenankan hanya 25 orang. Sedangkan 25 siswa yang lain pada waktu yang lain. Jadi belum full. Kita memanfaatkan ruang, melihat keseimbangan waktu. Sudah tatap muka tapi dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat,’’ tandas Wabup Sularso. (ulo/tri)
MERAUKE- Proses belajar mengajar tahun ajaran 2020/2021 tingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan SMK dimulai, Senin (13/7). Meski demikian, untuk tingkat SMA di Kabupaten Merauke tatap muka belum diperbolehkan. Sementara untuk tingkat SD dan SMP yang kewenangannya ada di kabupaten, proses belajar mengajar dengan tatap muka dimulai dengan menerapkan protokol kesehatan.
Kepsek SMA YPPK Yos Sudarso Merauke Antonio Liberto Ohoitimur, S.Pd saat memberikan arahan kepada anak didiknya di hari pertama sekolah, Senin (13/7). ( FOTO: Sulo/Cepos)
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Merauke Antonio Liberto Ohoitimur, S.Pd, kepada wartawan mengungkapkan bahwa sesuai dengan kesepakatan rapat MKKS Kabupaten Merauke pada 11 Juli 2020, ada beberapa yang disepakati sesuai dengan surat edaran dari Gubernur Ppaua Nomor 440/10242/Z tentang pencegahan dan pengendalian Corona Virus dan surat dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Nomor 420/1110 tertanggal 1 Juli 2020 bahwa masuk sekolah 13 Juli sebagai pembukaan tahun ajaran secara administrasi yang dimulai 13 Juli 2020.
“Tapi proses pembelajaran yang dilakukan masih dalam bentuk during di rumah masing-masing. Atas kesepakatan MKKS, maka sekolah tidak melakukan pembelajaran tatap muka sampai tanggal yang disepakati yakni 30 Juli 2020,” kata Antonio Liberto Ohoitimur.
Menurut Antonio, adapun siswa datang ke sekolah pada hari pertama tersebut adalah menerima undangan orang tua untuk selanjutnya dilakukan rapat dengan orang tua pada Selasa (14/7) untuk pemberitahuan kepada orang tua siswa terkait proses belajar mengajar yang masih dilakukan dari rumah. Lalu pada Kamis besok, kembali pertemuan dengan para siswa dengan mengikuti protoko kesehatan tentang tata cara pembelajaran dari rumah tersebut.
Antonio menjelaskan bahwa meskipun pembelajaran secara daring, namun tidak semua siswa mampu untuk membeli HP android, sehingga khusus untuk SMA YPPK Yos Sudarso yang dipimpinnya maka setiap Senin siswa akan datang ke sekolah untuk memasukan hasil pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru dari masing-masing mata pelajaran yang ada sekaligus mengambil tugas baru bersama dengan buku cetak untuk belajar di rumah.
Secara terpisah, Wakil Bupati Merauke Sularso menjelaskan bahwa untuk tingkat SD kelas IV sampai kelas VI dan SMP proses belajar mengajar tersebut dilakukan secara tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. “Misalnya isi ruangannya 50 siswa, maka yang diperkenankan hanya 25 orang. Sedangkan 25 siswa yang lain pada waktu yang lain. Jadi belum full. Kita memanfaatkan ruang, melihat keseimbangan waktu. Sudah tatap muka tapi dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat,’’ tandas Wabup Sularso. (ulo/tri)