Bupati Merauke Drs. Romanus Mbaraka, MT didampingi Wakil Bupati H. Riduwan, S.Sos, M.Pd saat menyalami ASN seusai memberikan pengarahan umum untuk seluruh ASN dan honorer di lingkup Pemkab Merauke di halaman Kantor Bupati Merauke, Rabu (10/3) lalu. (FOTO: Sulo/Cepos )
Bupati Merauke Drs. Romanus Mbaraka, MT didampingi Wakil Bupati H. Riduwan, S.Sos, M.Pd saat menyalami ASN seusai memberikan pengarahan umum untuk seluruh ASN dan honorer di lingkup Pemkab Merauke di halaman Kantor Bupati Merauke, Rabu (10/3). (FOTO: Sulo/Cepos )
MERAUKE- Bupati Merauke Drs. Romanus Mbaraka, MT, mengungkapkan bahwa masalah pemekaran Provinsi Papua Selatan akan dibicarakan pada bulan April 2021 mendatang, dimana seluruh kepala daerah dan pimpinan DPRD 4 kabupaten di Selatan Papua akan diundang dalam pertemuan tersebut.
Tak hanya itu, dalam pertemuan itu pula kata Bupati Romanus Mbaraka akan dihadiri oleh Kapolda Papua, Kajati Papua, Rektor Uncen dan sejumlah pejabat lainnya yang merupakan anak Selatan Papua. “Jadi akan ada pertemuan besar-besaran pada bulan April mendatang,” kata bupati Romanus Mbaraka, saat memberikan arahan kepada seluruh ASN di lingkup Pemkab Merauke, Rabu (10/3).
Dijelaskan Bupati Romanus Mbaraka, bahwa sebelum pelantikan, dirinya bertemu dengan bupati terpilih Pegunungan Bintang. Dimana yang bersangkutan tidak mau untuk bergabung dengan wilayah Selatan Papua dan akan tetap bergabung dengan wilayah adat Lapago.
“Sehingga besok saat pertemuan itu akan ada pernyataan bersama bahwa kita yang ada bagian Selatan Papua menolak Kabupaten Pegunungan Bintang bergabung dengan pembentukan Provinsi Papua Selatan,” kata bupati.
Untuk memenuhi syarat pemekaran sesuai dengan PP Nomor 78, kata Bupati Romanus Mbaraka yang akan didorong adalah kota simultan. ‘’Jadi kita dorong agar Pemerintah Kota Merauke dimekarkan bersamaan dengan PPS,’’ terangnya.
Untuk diketahui bahwa wacana Kabupaten Pegunungan Bintang bergabung dengan pembentukan Provinsi Papua Selatan ketika pertemuan dengan 4 bupati selatan Papua sekitar tahun 2018 lalu. Saat itu, bupati dan ketua DPRD Kabupaten Pegunungan Bintang diundang dalam pertemuan itu. Hanya saja saat itu sudah ada penolakan bergabungnya Pegunungan Bintang dengan alasan wilayah adat yang berbeda. Wacana bergabungnya Kabupaten Pegunungan Bintang tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian beberapa waktu lalu terkait dengan rencana pembentukan PPS tersebut. (ulo/tri)
Bupati Merauke Drs. Romanus Mbaraka, MT didampingi Wakil Bupati H. Riduwan, S.Sos, M.Pd saat menyalami ASN seusai memberikan pengarahan umum untuk seluruh ASN dan honorer di lingkup Pemkab Merauke di halaman Kantor Bupati Merauke, Rabu (10/3). (FOTO: Sulo/Cepos )
MERAUKE- Bupati Merauke Drs. Romanus Mbaraka, MT, mengungkapkan bahwa masalah pemekaran Provinsi Papua Selatan akan dibicarakan pada bulan April 2021 mendatang, dimana seluruh kepala daerah dan pimpinan DPRD 4 kabupaten di Selatan Papua akan diundang dalam pertemuan tersebut.
Tak hanya itu, dalam pertemuan itu pula kata Bupati Romanus Mbaraka akan dihadiri oleh Kapolda Papua, Kajati Papua, Rektor Uncen dan sejumlah pejabat lainnya yang merupakan anak Selatan Papua. “Jadi akan ada pertemuan besar-besaran pada bulan April mendatang,” kata bupati Romanus Mbaraka, saat memberikan arahan kepada seluruh ASN di lingkup Pemkab Merauke, Rabu (10/3).
Dijelaskan Bupati Romanus Mbaraka, bahwa sebelum pelantikan, dirinya bertemu dengan bupati terpilih Pegunungan Bintang. Dimana yang bersangkutan tidak mau untuk bergabung dengan wilayah Selatan Papua dan akan tetap bergabung dengan wilayah adat Lapago.
“Sehingga besok saat pertemuan itu akan ada pernyataan bersama bahwa kita yang ada bagian Selatan Papua menolak Kabupaten Pegunungan Bintang bergabung dengan pembentukan Provinsi Papua Selatan,” kata bupati.
Untuk memenuhi syarat pemekaran sesuai dengan PP Nomor 78, kata Bupati Romanus Mbaraka yang akan didorong adalah kota simultan. ‘’Jadi kita dorong agar Pemerintah Kota Merauke dimekarkan bersamaan dengan PPS,’’ terangnya.
Untuk diketahui bahwa wacana Kabupaten Pegunungan Bintang bergabung dengan pembentukan Provinsi Papua Selatan ketika pertemuan dengan 4 bupati selatan Papua sekitar tahun 2018 lalu. Saat itu, bupati dan ketua DPRD Kabupaten Pegunungan Bintang diundang dalam pertemuan itu. Hanya saja saat itu sudah ada penolakan bergabungnya Pegunungan Bintang dengan alasan wilayah adat yang berbeda. Wacana bergabungnya Kabupaten Pegunungan Bintang tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian beberapa waktu lalu terkait dengan rencana pembentukan PPS tersebut. (ulo/tri)