MERAUKE–Guna meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan Yayasan Sekolah Kristen (YPK) Merauke, Yayasan Pendidikan Merauke akan melakukan pendekatan dalam pelayanan. Pendekatan pelayanan yang akan dilakukan tersebut, salah satunya yang akan dilakukan Gereja Protestan Indonesia (GPI) Papua dengan membentuk YPK Papua Selatan, kemudian YPK Papua Barat. Tak hanya itu, juga setiap pendeta GPI akan menjadi orang tua asuh bagi satu anak asli Papua.
‘’Jumlah pendeta GPI Papua kurang lebih 350 orang dan akan menjadi orang tua asuh bagi setiap anak asli Papua,’’ kata Ketua Majilis Pekerja Sinode GPI Papua, Pdt Donal Salima, S.Th, SE, pada pelantikan pengurus YPK Merauke, periode 2023-2027 dalam ibadah hari Minggu di GPI Papua Jemaat, Imanuel Buti, Minggu (9/7), kemarin.
Donal Salima menjelaskan, menjadi orang tua asuh tersebut diadopsi dari pilot project yang dilakukan oleh Bupati Asmat, Elisa Kambu. Dimana setiap pendeta yang di Asmat sekaligus menjadi guru yang mengajar dari Senin-Sabtu dan menjadi orang tua asuh dari setiap anak asli Papua.
‘’Kita sudah bergeser dari Pola Asrama ke pola menjadi orang tua asuh dari setiap anak asli Papua. Karena pola asrama, membutuhkan anggaran yang cukup besar dalam pengelolaannya selama ini,’’ jelasnya.
Dikatakan, salah satu program besar dalam sidang sinode GPI Papua yang dibicarakan masalah pendidikan terutama pendidikan bagi orang asli Papua yang lebih baik. Sehingga seluruh pendeta yang ada di lingkup GPI Papua, selain akan menjadi orang tua asuh bagi setiap anak asli Papua juga akan menjadi guru di sekolah-sekolah YPK.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus YPK Merauke Soleman Jambormias, S.Pd, M.Pd, menyampaikan terima kasih kepada GPI Papua yang masih memberikan kepercayaan kepada pihaknya untuk mengelola YPK.
‘’YPK ini didirikan oleh 4 gereja. Tapi sekarang tinggal 2, GKI dan GPI. GKI sudah lantik sendiri, sekarang hari ini GPI. Seperti yang disampaikan Ketua Sinode GPI bahwa pendekatan pelayanan. Jadi GPI akan buat YPK di Papua Selatan sendiri dan YPK di Papua Barat sendiri. Tujuannya adalah pendekatan pelayanan. Dengan adanya pendekatan pelayanan diharapkan ada perubahan sistem pembelajaran di sekolah-sekolah YPK,’’ terangnya.
Soleman Jambormias menilai, di Papua Selatan, sekolah-sekolah YPK terbanyak dan bersaing dengan YPPK.
‘’Karena di kampung-kampung lokal sekolah-sekolah YPK. Maka setelah kita dilantik, kita mulai menata dia secara baik dan juga menghadirkan pendeta-pendeta. Kita akan bekerja dengan sinode. Pendeta yang bertugas di kampung itu akan kita angkat sebagai kepala sekolah di kampung itu, supaya pelayanan antara pelayanan gereja dan sekolah,”ungkapnya.
Pj Gubernur Papua Selatan Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST, MT yang hadir menyaksikan pelantikan tersebut mengajak seluruh guru yang ada untuk tidak mengeluh. Sebab menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia yang sudah terlebih dahulu dilakukan oleh Tuhan Yesus. (ulo/tho)