Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Tingkatkan Kualitas Pendidikan,  YPK Lakukan Pendekatan Pelayanan

MERAUKE–Guna meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan Yayasan Sekolah Kristen (YPK) Merauke,  Yayasan Pendidikan Merauke akan melakukan pendekatan dalam pelayanan. Pendekatan  pelayanan yang akan dilakukan tersebut, salah satunya  yang akan dilakukan Gereja Protestan Indonesia (GPI)  Papua dengan membentuk YPK Papua Selatan, kemudian YPK Papua Barat. Tak hanya itu, juga setiap pendeta GPI akan menjadi orang tua asuh bagi satu anak asli Papua.

‘’Jumlah pendeta GPI Papua kurang lebih 350 orang dan akan menjadi orang tua asuh bagi setiap anak asli Papua,’’ kata Ketua Majilis Pekerja  Sinode GPI Papua, Pdt Donal Salima, S.Th, SE, pada pelantikan pengurus YPK Merauke, periode 2023-2027 dalam ibadah hari Minggu di GPI Papua Jemaat, Imanuel Buti, Minggu (9/7), kemarin.

    Donal Salima menjelaskan, menjadi orang tua asuh tersebut diadopsi dari pilot project yang dilakukan oleh Bupati Asmat, Elisa Kambu. Dimana setiap pendeta yang di Asmat sekaligus menjadi guru yang mengajar dari Senin-Sabtu dan menjadi orang tua asuh dari setiap anak asli Papua.

Baca Juga :  Pramuka Tak Lagi jadi Ekskul Wajib, P2G: Siswa Diberi Keleluasaan Memilih

‘’Kita sudah bergeser dari Pola Asrama ke pola menjadi orang tua asuh dari setiap anak asli Papua. Karena pola asrama, membutuhkan anggaran yang cukup  besar dalam pengelolaannya selama ini,’’ jelasnya.    

   Dikatakan, salah satu program besar dalam   sidang sinode GPI Papua yang dibicarakan masalah pendidikan   terutama pendidikan bagi orang asli Papua yang lebih baik. Sehingga seluruh pendeta yang ada di lingkup GPI Papua, selain akan menjadi orang tua asuh bagi setiap anak asli Papua juga akan menjadi guru di sekolah-sekolah YPK.   

    Sementara itu, Ketua Badan Pengurus YPK Merauke Soleman Jambormias, S.Pd, M.Pd, menyampaikan terima kasih kepada GPI Papua yang masih memberikan kepercayaan kepada pihaknya untuk mengelola YPK.

‘’YPK ini didirikan oleh 4 gereja. Tapi sekarang tinggal 2, GKI dan GPI. GKI sudah lantik sendiri, sekarang hari ini GPI. Seperti yang disampaikan Ketua Sinode GPI bahwa pendekatan pelayanan. Jadi GPI akan buat YPK di Papua Selatan sendiri dan YPK di Papua Barat sendiri. Tujuannya adalah pendekatan pelayanan. Dengan adanya pendekatan pelayanan diharapkan ada perubahan sistem  pembelajaran di sekolah-sekolah YPK,’’ terangnya.   

Baca Juga :  Ciptakan Rasa Aman, Bhabinkamtibmas dan Warga Bangun Poskamling

Soleman Jambormias menilai, di Papua Selatan, sekolah-sekolah YPK terbanyak dan bersaing dengan YPPK.

‘’Karena di kampung-kampung lokal sekolah-sekolah  YPK. Maka setelah kita dilantik, kita mulai menata dia secara baik dan juga menghadirkan pendeta-pendeta. Kita akan bekerja dengan sinode. Pendeta yang bertugas di kampung itu akan kita angkat sebagai kepala sekolah  di kampung itu, supaya pelayanan antara  pelayanan gereja dan sekolah,”ungkapnya.

  Pj Gubernur Papua Selatan  Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST, MT yang hadir menyaksikan pelantikan tersebut  mengajak seluruh guru yang ada untuk tidak mengeluh. Sebab menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia yang sudah terlebih dahulu dilakukan  oleh Tuhan Yesus.  (ulo/tho)

MERAUKE–Guna meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan Yayasan Sekolah Kristen (YPK) Merauke,  Yayasan Pendidikan Merauke akan melakukan pendekatan dalam pelayanan. Pendekatan  pelayanan yang akan dilakukan tersebut, salah satunya  yang akan dilakukan Gereja Protestan Indonesia (GPI)  Papua dengan membentuk YPK Papua Selatan, kemudian YPK Papua Barat. Tak hanya itu, juga setiap pendeta GPI akan menjadi orang tua asuh bagi satu anak asli Papua.

‘’Jumlah pendeta GPI Papua kurang lebih 350 orang dan akan menjadi orang tua asuh bagi setiap anak asli Papua,’’ kata Ketua Majilis Pekerja  Sinode GPI Papua, Pdt Donal Salima, S.Th, SE, pada pelantikan pengurus YPK Merauke, periode 2023-2027 dalam ibadah hari Minggu di GPI Papua Jemaat, Imanuel Buti, Minggu (9/7), kemarin.

    Donal Salima menjelaskan, menjadi orang tua asuh tersebut diadopsi dari pilot project yang dilakukan oleh Bupati Asmat, Elisa Kambu. Dimana setiap pendeta yang di Asmat sekaligus menjadi guru yang mengajar dari Senin-Sabtu dan menjadi orang tua asuh dari setiap anak asli Papua.

Baca Juga :  Laka Tunggal,  Pengendara Motor Luka Berat 

‘’Kita sudah bergeser dari Pola Asrama ke pola menjadi orang tua asuh dari setiap anak asli Papua. Karena pola asrama, membutuhkan anggaran yang cukup  besar dalam pengelolaannya selama ini,’’ jelasnya.    

   Dikatakan, salah satu program besar dalam   sidang sinode GPI Papua yang dibicarakan masalah pendidikan   terutama pendidikan bagi orang asli Papua yang lebih baik. Sehingga seluruh pendeta yang ada di lingkup GPI Papua, selain akan menjadi orang tua asuh bagi setiap anak asli Papua juga akan menjadi guru di sekolah-sekolah YPK.   

    Sementara itu, Ketua Badan Pengurus YPK Merauke Soleman Jambormias, S.Pd, M.Pd, menyampaikan terima kasih kepada GPI Papua yang masih memberikan kepercayaan kepada pihaknya untuk mengelola YPK.

‘’YPK ini didirikan oleh 4 gereja. Tapi sekarang tinggal 2, GKI dan GPI. GKI sudah lantik sendiri, sekarang hari ini GPI. Seperti yang disampaikan Ketua Sinode GPI bahwa pendekatan pelayanan. Jadi GPI akan buat YPK di Papua Selatan sendiri dan YPK di Papua Barat sendiri. Tujuannya adalah pendekatan pelayanan. Dengan adanya pendekatan pelayanan diharapkan ada perubahan sistem  pembelajaran di sekolah-sekolah YPK,’’ terangnya.   

Baca Juga :  Besok, Sidang Sinode X GPI Papua Digelar

Soleman Jambormias menilai, di Papua Selatan, sekolah-sekolah YPK terbanyak dan bersaing dengan YPPK.

‘’Karena di kampung-kampung lokal sekolah-sekolah  YPK. Maka setelah kita dilantik, kita mulai menata dia secara baik dan juga menghadirkan pendeta-pendeta. Kita akan bekerja dengan sinode. Pendeta yang bertugas di kampung itu akan kita angkat sebagai kepala sekolah  di kampung itu, supaya pelayanan antara  pelayanan gereja dan sekolah,”ungkapnya.

  Pj Gubernur Papua Selatan  Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST, MT yang hadir menyaksikan pelantikan tersebut  mengajak seluruh guru yang ada untuk tidak mengeluh. Sebab menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia yang sudah terlebih dahulu dilakukan  oleh Tuhan Yesus.  (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya