
MERAUKE- Setelah disetting dan dilakukan uji coba beberapa waktu lalu, alat pemeriksaan Covid-19 dengan metode Test Cepat Molekuler (TCM) yang ada di RSUD Merauke dilaunching bupati Merauke Frederikus Gebze, SE, M.Si untuk dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Direktur RSUD Merauke dr. Yenny Mahuze mengungkapkan bahwa alat TCM tersebut dalam satu harinya maksimal dapat melakukan pemeriksaan 16 spesimen swab.
“Maksimal spesimen swab yang dapat diperiksa setiap harinya sebanyak 16 spesimen,” kata Yenny Mahuze.
Yenny mengungkapkanm, bahwa spesimen swab yang diperiksa nanti adalah yang sudah dirapid terlebih dahulu dan hasilnya reaktif. Ini karena catridge dari alat ini untuk sementara masih terbatas.
Bupati Merauke Frederikus Gebze saat melakukan launching tersebut mengungkapkan bahwa alat ini pasti membutuhkan ketelitian dan keakuratan, ketepatan dan kecepatan dan keamanannya. Karena itu, ia mengharapkan agar alat ini dapat dijaga dengan baik sehingga pemakaiannya bisa dalam jangka panjang.
Bupati juga mengharapkan dukungan dari dewan terkait dengan pengadaan catridge untuk pemeriksaan Covid-19 tersebut. Sebab, catridge untuk TB berbeda dengan catridge Covid-19 tersebut meskipun alatnya sama.
Bupati Frederikus Gebze mengaku telah mendapatkan apreasiasi dari berbagai pihak karena Merauke dinilai telah mampu mengendalikan Covid -19 tersebut. Namun begitu, lanjut bupati, dukungan dan apresiasi dari luar tersebut tidak boleh membuat terlena namun dijadikan motivasi dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Merauke.
Atas apresiasi tersebut, Bupati Frederikus Gebze memberikan penghargaan kepada tenaga medis yang ada di RSUD Merauke untuk bisa nginap di swiss belhotel Merauke serta memberikan uang Rp 10 juta untuk makan siang kepada seluruh tenaga medis RSUD Merauke sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Merauke.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr Nevile R. Muskita menjelaskan bahwa jika selama ini hasil swab dari pasien Covid-19 maupun pasien PDP harus dikirim ke Jayapura maupun Jakarta, maka dengan launching tersebut, spesimen swab tidak lagi dikirim keluar Merauke, namun langsung diperiksa lewat alat tersebut.
Namun diakui Nevile R. Muskita, alat ini catridgenya masih terbatas. ‘’Kalau diprinter ada catridgenya, maka dialat ini juga ada catridgenya,” jelasnya. (ulo/tri)