MERAUKE-Sehubungan dengan keputusan Gubernur Papua menghadapi relaksasi konstektual Papua kedua yang diserahkan ke setiap daerah untuk menentukan kebijakan sesuai dengan kondisi daerah masing-masing terkait Covid-19, Pemerintah Kabupaten Merauke mengajukan penerbangan yang sebelumnya 2 kali dalam seminggu menjadi 4 kali.
Wakil Bupati Merauke Sularso, SE
“Untuk relaksasi tersebut dimana Gubernur Papua menyerahkan kepada masing-masing daerah untuk menentukan kebijakannya, Bapak Bupati Merauke sudah mengajukan permohonan penerbangan 4 kali yang sebelumnya 2 kali semingu ke pihak penerbangan. Nah, ini tergantung kebijakan dari maskapai lagi. Mudah-mudahan bisa memberikan 4 kali dalam seminggu,’’ kata Wakil Bupati Merauke Sularso, SE, menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos, Selasa (7/7).
Menurut Wabup Sularso, 4 kali penerbangan ini jika disetujui pihak penerbangan maka akan dievaluasi nanti. Jika ternyata 4 kali penerbangan dalam seminggu tersebut ternyata di Merauke terjadi lonjakan Covid-19, maka kemungkinan penerbangan penumpang tersebut akan ditutup lagi. Sebab, dalam hal new normal ini, penentunya ada di masyarakat dalam mematuhi dan disiplin terhadap protokol kesehatan dengan mamakai masker, sering cuci tangan dan menjaga jarak.
“Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dan kami sampaikan terima kasih karena selama ini masyarakat luar biasa berpartisipasi dalam melakukan pencegahan dan memutus mata rantai Covid-19 ini,’’ jelas Wabup Sularso.
Wabup Sularso menjelaskan bahwa sesuai dengan keputusan gubernur dimana kebijakan dalam relaksasi kontekstual Papua diserahkan ke masing-masing daerah dimana pihaknya sudah mempertimbangkan dengan perilaku yang selama 4 bulan ini sehingga nantinya secara bertahap dan berkelanjutan kegiatan masyarakat ini akan dievaluasi dan akan lihat. ‘’Mudah-mudahan tidak ada dampak lagi sehingga bukan relaksasi lagi tapi kita normal dalam melakukan kegiatan yang biasa disebut new normal. Meski nanti betul-betul aktivitas sudah normal, tapi kita tetap pakai new normal yang dulu kita tidak biasa pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak tapi dengan tatatan kehidupan baru ini betul-betul harus kita laksanakan sampai benar-benar bersih,’’ kata Wabup Sularso.
Sularso juga menjelaskan bahwa suatu daerah apabila sudah pernah ada Covid maka tidak pernah dikatakan daerah hijau. Karena potensi untuk bekembangnya Covid pasti masih tetap ada sampai vaksinnya ditemukan. ‘’Oleh sebab itu, kami mengimbau kepada masyarakat bahwa hijau bukan berarti bebas. Hijau masih tetap ada potensi Covid karena itu kita upayakan masyarakat mengimbau untuk tetap menjaga jarak, cuci tangan dan biasakan pakai masker,’’ tambahnya. (ulo/tri)
MERAUKE-Sehubungan dengan keputusan Gubernur Papua menghadapi relaksasi konstektual Papua kedua yang diserahkan ke setiap daerah untuk menentukan kebijakan sesuai dengan kondisi daerah masing-masing terkait Covid-19, Pemerintah Kabupaten Merauke mengajukan penerbangan yang sebelumnya 2 kali dalam seminggu menjadi 4 kali.
Wakil Bupati Merauke Sularso, SE
“Untuk relaksasi tersebut dimana Gubernur Papua menyerahkan kepada masing-masing daerah untuk menentukan kebijakannya, Bapak Bupati Merauke sudah mengajukan permohonan penerbangan 4 kali yang sebelumnya 2 kali semingu ke pihak penerbangan. Nah, ini tergantung kebijakan dari maskapai lagi. Mudah-mudahan bisa memberikan 4 kali dalam seminggu,’’ kata Wakil Bupati Merauke Sularso, SE, menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos, Selasa (7/7).
Menurut Wabup Sularso, 4 kali penerbangan ini jika disetujui pihak penerbangan maka akan dievaluasi nanti. Jika ternyata 4 kali penerbangan dalam seminggu tersebut ternyata di Merauke terjadi lonjakan Covid-19, maka kemungkinan penerbangan penumpang tersebut akan ditutup lagi. Sebab, dalam hal new normal ini, penentunya ada di masyarakat dalam mematuhi dan disiplin terhadap protokol kesehatan dengan mamakai masker, sering cuci tangan dan menjaga jarak.
“Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dan kami sampaikan terima kasih karena selama ini masyarakat luar biasa berpartisipasi dalam melakukan pencegahan dan memutus mata rantai Covid-19 ini,’’ jelas Wabup Sularso.
Wabup Sularso menjelaskan bahwa sesuai dengan keputusan gubernur dimana kebijakan dalam relaksasi kontekstual Papua diserahkan ke masing-masing daerah dimana pihaknya sudah mempertimbangkan dengan perilaku yang selama 4 bulan ini sehingga nantinya secara bertahap dan berkelanjutan kegiatan masyarakat ini akan dievaluasi dan akan lihat. ‘’Mudah-mudahan tidak ada dampak lagi sehingga bukan relaksasi lagi tapi kita normal dalam melakukan kegiatan yang biasa disebut new normal. Meski nanti betul-betul aktivitas sudah normal, tapi kita tetap pakai new normal yang dulu kita tidak biasa pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak tapi dengan tatatan kehidupan baru ini betul-betul harus kita laksanakan sampai benar-benar bersih,’’ kata Wabup Sularso.
Sularso juga menjelaskan bahwa suatu daerah apabila sudah pernah ada Covid maka tidak pernah dikatakan daerah hijau. Karena potensi untuk bekembangnya Covid pasti masih tetap ada sampai vaksinnya ditemukan. ‘’Oleh sebab itu, kami mengimbau kepada masyarakat bahwa hijau bukan berarti bebas. Hijau masih tetap ada potensi Covid karena itu kita upayakan masyarakat mengimbau untuk tetap menjaga jarak, cuci tangan dan biasakan pakai masker,’’ tambahnya. (ulo/tri)