Sejumlah truk yang antre untuk mendapatkan BBM di SPBU Jalan Ahmad Yani, Merauke, Rabu (8/4). Antrean seperti ini juga ditemukan di SPBU jalan Parako. Bahkan antrean ini sampai sore hari setiap harinya. (FOTO: Sulo/Cepos )
MERAUKE-Bupati Merauke Frederikus Gebze menyebut ketersediaan bahan kebutuhan pokok di Kabupaten Merauke untuk beras, daging, ikan, sayur dan buah dianggap cukup sampai bulan Oktober 2020 mendatang. Namun untuk tiga bahan kebutuhan ini yakni garam beryodium, gula dan BBM rawan terjadi kelangkaan.
“Untuk beras, daging, ikan, sayur, buah yang ada di Kabupaten Merauke dianggap cukup sampai bulan Oktober 2020. Kecuali garam beryodium, gula dan BBM yang pasokannya selalu kami tunggu,’’ kata bupati Frederikus Gebze, kemarin.
Untuk gula pasir sendiri di pasar saat ini ketersediaannya mulai menipis. Bahkan, harganya mulai dari Rp 20.000 perkilo. Sedangkan untuk BBM, dalam beberapa bulan ini seakan terjadi kelangkaan BBM karena antrean truk-truk yang mengular di 2 SPBU yang ada di Kota Merauke setiap harinya.
Untuk premium bagi sepeda motor, sulit didapatkan tapi justru banyak dijual di pinggir-pinggir jalan. Untuk SPBU Ahmad Yani tidak lagi menyediakan premium bagi pemilik sepeda motor tapi hanya khusus roda empat sehingga kebijakan subsidi tersebut seakan hanya berpihak kepada warga mampu yang sudah bisa membeli kendaraan roda empat.
Bupati Frederikus Gebze menjelaskan bahwa masalah BBM karena diberikan jatah sehingga jatah untuk Merauke ditahan untuk 3 bulan. ‘’Karena memang sudah diatur ketentuan Dirjen Migas Pertamina, dengan pembatasan ini diharapkan dapat dijaga dengan baik. Karena yang terjadi saat ini tidak terlalu banyak aktifitas. Artinya masyarakat banyak mengurangi aktifitasnya di luar rumah,” terangnya.
Terkait dengan antrean yang sedang terjadi tersebut, menurut bupati yang perlu dilakukan adalah inventarisasi terhadap kebutuhan dari BBM tersebut. “Kita juga sudah sampaikan ke Kapolres untuk menindaklanjuti kebutuhan-kebutuhan dari antrean BBM ini mau diarahkan kemana dan terakhir itu bahwa seluruh kendaraan yang sedang melakukan antrean itu sudah diinventarisir. Ini kita lakukan untuk mengantisipasi jangan sampai kendaraan-kendaraan ini sudah di Jalan Ahmad Yani, setelah isi lagi di jalan Paroko. Setelah itu, kemudian antri lagi di Kuprik selanjutnya isi lagi di Nowari. Kami terima kasih kepada semua pihak termasuk rekan-rekan wartawan yang ikut mengawal penyaluran BBM di Merauke,” tandasny. (ulo/tri)
Sejumlah truk yang antre untuk mendapatkan BBM di SPBU Jalan Ahmad Yani, Merauke, Rabu (8/4). Antrean seperti ini juga ditemukan di SPBU jalan Parako. Bahkan antrean ini sampai sore hari setiap harinya. (FOTO: Sulo/Cepos )
MERAUKE-Bupati Merauke Frederikus Gebze menyebut ketersediaan bahan kebutuhan pokok di Kabupaten Merauke untuk beras, daging, ikan, sayur dan buah dianggap cukup sampai bulan Oktober 2020 mendatang. Namun untuk tiga bahan kebutuhan ini yakni garam beryodium, gula dan BBM rawan terjadi kelangkaan.
“Untuk beras, daging, ikan, sayur, buah yang ada di Kabupaten Merauke dianggap cukup sampai bulan Oktober 2020. Kecuali garam beryodium, gula dan BBM yang pasokannya selalu kami tunggu,’’ kata bupati Frederikus Gebze, kemarin.
Untuk gula pasir sendiri di pasar saat ini ketersediaannya mulai menipis. Bahkan, harganya mulai dari Rp 20.000 perkilo. Sedangkan untuk BBM, dalam beberapa bulan ini seakan terjadi kelangkaan BBM karena antrean truk-truk yang mengular di 2 SPBU yang ada di Kota Merauke setiap harinya.
Untuk premium bagi sepeda motor, sulit didapatkan tapi justru banyak dijual di pinggir-pinggir jalan. Untuk SPBU Ahmad Yani tidak lagi menyediakan premium bagi pemilik sepeda motor tapi hanya khusus roda empat sehingga kebijakan subsidi tersebut seakan hanya berpihak kepada warga mampu yang sudah bisa membeli kendaraan roda empat.
Bupati Frederikus Gebze menjelaskan bahwa masalah BBM karena diberikan jatah sehingga jatah untuk Merauke ditahan untuk 3 bulan. ‘’Karena memang sudah diatur ketentuan Dirjen Migas Pertamina, dengan pembatasan ini diharapkan dapat dijaga dengan baik. Karena yang terjadi saat ini tidak terlalu banyak aktifitas. Artinya masyarakat banyak mengurangi aktifitasnya di luar rumah,” terangnya.
Terkait dengan antrean yang sedang terjadi tersebut, menurut bupati yang perlu dilakukan adalah inventarisasi terhadap kebutuhan dari BBM tersebut. “Kita juga sudah sampaikan ke Kapolres untuk menindaklanjuti kebutuhan-kebutuhan dari antrean BBM ini mau diarahkan kemana dan terakhir itu bahwa seluruh kendaraan yang sedang melakukan antrean itu sudah diinventarisir. Ini kita lakukan untuk mengantisipasi jangan sampai kendaraan-kendaraan ini sudah di Jalan Ahmad Yani, setelah isi lagi di jalan Paroko. Setelah itu, kemudian antri lagi di Kuprik selanjutnya isi lagi di Nowari. Kami terima kasih kepada semua pihak termasuk rekan-rekan wartawan yang ikut mengawal penyaluran BBM di Merauke,” tandasny. (ulo/tri)