Pengumuman yang ditempel di pagar sekolah SMPN I Merauke yang memberitahukan kepada siswa tidak ada pengumpulan tugas-tugas oleh guru karena staf dan guru lagi libur. ( FOTO: Sulo/Cepos)
Pengumuman yang ditempel di pagar sekolah SMPN I Merauke yang memberitahukan kepada siswa tidak ada pengumpulan tugas-tugas oleh guru karena staf dan guru lagi libur. ( FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE-Setelah satu staf pada Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Merauke terpapar Covid yang berimbas pada diliburkannya seluruh staf pada bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Merauke, maka giliran satu guru pada SMPN 1 Merauke terpapar Covid-19. Akibatnya, aktivitas guru di sekolah tersebut terpaksa dihentikan.
Kepala Sekolah SMPN2 Merauke Mayela Yeterok, S.Pd ketika dihubungi Cenderawasih Pos membenarkan jika salah satu guru di sekolahnya tersebut terpapar Covid-19. Mayela Yeterok mengungkapkan bahwa salah satu teman guru yang positif tersebut ketahuan pada Senin (28/9) lalu. Namun yang bersangkutan masih masuk sekolah sampai Rabu (30/9).
“Jadi Rabu itu kemudian dilakukan isolasi terhadap yang bersangkutan di rumah sakit,’’ katanya.
Menurut dia, pihaknya baru mengetahui adanya teman sesama guru tersebut terpapar Covid-19 setelah dilakukan isolasi. Sehingga mulai Jumat dan Sabtu lalu pihaknya tidak datang di sekolah. Seluruh Guru dan staf sekolah diliburkan terkait dengan adanya guru yang terpapar tersebut.
“Lalu Senin (5/10) kemarin, seluruh guru dan staf sudah datang ke sekolah untuk mengikuti rapid test yang dilakukan oleh petugas dari Puskesmas Mopah Baru,’’ terangnya.
Dikatakan, dari rapid test yang dilakukan tersebut, semua non reaktif. “Syukur bahwa seluruh guru dan staf yang dirapid non reaktif,’’ jelasnya.
Karena non reaktif, kata Kepsek Mayela Yeterok, saat ini pihaknya telah menyurat ke Dinas Pendidkkan dan Kebudayaan apakah pihaknya sudah bisa masuk kembali ke sekolah mulai Kamis (8/10) besok atau Jumat. “Kami masih menunggu jawaban,’’ terangnya.
Dikatakan, selama ini seluruh siswa masih belajar secara during dan luring dengan memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk dikumpul di sekolah. ‘’Selama ini kita memang belum melakukan tatap muka dengan siswa. Hanya guru dan staf yang datang ke sekolah untuk memberikan tugas-tugas kepada siswa,’’ tambahnya. (ulo/tri)
Pengumuman yang ditempel di pagar sekolah SMPN I Merauke yang memberitahukan kepada siswa tidak ada pengumpulan tugas-tugas oleh guru karena staf dan guru lagi libur. ( FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE-Setelah satu staf pada Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Merauke terpapar Covid yang berimbas pada diliburkannya seluruh staf pada bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Merauke, maka giliran satu guru pada SMPN 1 Merauke terpapar Covid-19. Akibatnya, aktivitas guru di sekolah tersebut terpaksa dihentikan.
Kepala Sekolah SMPN2 Merauke Mayela Yeterok, S.Pd ketika dihubungi Cenderawasih Pos membenarkan jika salah satu guru di sekolahnya tersebut terpapar Covid-19. Mayela Yeterok mengungkapkan bahwa salah satu teman guru yang positif tersebut ketahuan pada Senin (28/9) lalu. Namun yang bersangkutan masih masuk sekolah sampai Rabu (30/9).
“Jadi Rabu itu kemudian dilakukan isolasi terhadap yang bersangkutan di rumah sakit,’’ katanya.
Menurut dia, pihaknya baru mengetahui adanya teman sesama guru tersebut terpapar Covid-19 setelah dilakukan isolasi. Sehingga mulai Jumat dan Sabtu lalu pihaknya tidak datang di sekolah. Seluruh Guru dan staf sekolah diliburkan terkait dengan adanya guru yang terpapar tersebut.
“Lalu Senin (5/10) kemarin, seluruh guru dan staf sudah datang ke sekolah untuk mengikuti rapid test yang dilakukan oleh petugas dari Puskesmas Mopah Baru,’’ terangnya.
Dikatakan, dari rapid test yang dilakukan tersebut, semua non reaktif. “Syukur bahwa seluruh guru dan staf yang dirapid non reaktif,’’ jelasnya.
Karena non reaktif, kata Kepsek Mayela Yeterok, saat ini pihaknya telah menyurat ke Dinas Pendidkkan dan Kebudayaan apakah pihaknya sudah bisa masuk kembali ke sekolah mulai Kamis (8/10) besok atau Jumat. “Kami masih menunggu jawaban,’’ terangnya.
Dikatakan, selama ini seluruh siswa masih belajar secara during dan luring dengan memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk dikumpul di sekolah. ‘’Selama ini kita memang belum melakukan tatap muka dengan siswa. Hanya guru dan staf yang datang ke sekolah untuk memberikan tugas-tugas kepada siswa,’’ tambahnya. (ulo/tri)