Sunday, April 28, 2024
29.7 C
Jayapura

Korban dan Tersangka Sama-Sama Tidak Tahu Masalah

Tersangka saat menyerang korban dengan mengayunkan cerulit  yang mengenai  dada kiri  korban pada rekonstruksi   yang  dilakukan  Penyidik Polres Merauke  di halaman   belakang Mapolres  Merauke,   Jumat (5/6). ( FOTO: Sulo/Cepos )

MERAUKE-Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Laurensius Said alias Lau  terhadap Kristoforus  Bapset  di Gudang Arang, Kelurahan  Kamahedoga-Merauke  7 Mei  2020 sekitar  pukul   01.30  WIT  lalu,  direkonstruksi, di halaman belakang Mapolres Merauke, Jumat (5/6).   Kapolres Merauke  AKBP  Agustinus  Ary Purwanto, SIK  melalui  Kasubag  Humas  AKP Ariffin, S.Sos,  mengungkapkan, bahwa   rekontruksi  yang dilakukan  ini bertujuan  untuk menyelaraskan  atau menyesuaikan  antara keterangan yang didapat penyidik ketika pemeriksaan   dengan fakta di lapangan. Apakah ada kesesuaian  atau  ada kekeliruan.

  “Intinya untuk mencari kebenaran material, membantu mencari kebenaran sesunguhnya,’’ katanya.    

   Menurut  dia, dari rekondtruksi  tersebut ada  19 adengan, dimana   pembacokan  dilakukan oleh   tersangka kepada  korban  pada adengan 13. “Semrntara saksi yang telah di BAP ada  21 orang, namun dari 21 orang  itu  diperkecil menjadi   9 orang,” katanya.  

Baca Juga :  Bupati Romanus Turun ke Lokasi Kebakaran di Wanam 

   Dari adegan per adengan  itu,  terungkap  jika  antara  kejadian  awal dengan pembacokan  yang dilakukan  oleh  tersangka   terhadap korban   tersebut sebenarnya  tidak  berhubungan langsung. Sebab,  bermula dua  orang  warga yang  naik motor  bolak  balik di depan  rumah keluarga yang sedang berduka  di Gudang  Arang. 

  Karena  jengkel, sejumlah warga menghadang  dua warga yang bolak balik  dengan suara  knalpot motor yang  cukup menganggu  tersebut.   Tercatat  2 kali   pemotor  tersebut  dihadang dan akhirnya  terjatuh. Setelah terjatuh,  kedua warga yang menggunakan satu  motor  itu  kabur dan celurit  yang dibawanya jatuh   di bawah motor  yang  ditinggalkannya tersebut. 

   Selanjutnya  tersangka  yang  berada di sekitar  tempat  kejadian, kemudian mendekati sepeda motor yang jatuh  tersebut. Begitu juga korban yang datang  ingin  melihat dari dekat apa yang  terjadi.  Namun  tiba-tiba tersangka mengambil  celurit  yang ditinggalkan  kedua  pemotor  tersebut dan menyerang korban. “Kemungkinan  tersangka  mengira  korban akan menyerangnya  sehingga  langsung mengambil  celurit  dan menyerang korban,” jelasnya.  

Baca Juga :  Wabup Ingatkan Jangan Ada Pungli

  Celurit itu mengenai   dada  kiri korban  dan meninggal  dunia  beberapa saat  kemudian. “Tersangka saat   itu dalam keadaan mabuk juga,’’ kata Kasubag Humas.  Atas pebuatannya   itu,  kata Kasubag Humas, tersangka  dijerat Pasal 338 KUHP dan  351 ayat (3) KUHP dengan ancaman   hukuman 15 tahun  penjara.  (ulo/tri)  

Tersangka saat menyerang korban dengan mengayunkan cerulit  yang mengenai  dada kiri  korban pada rekonstruksi   yang  dilakukan  Penyidik Polres Merauke  di halaman   belakang Mapolres  Merauke,   Jumat (5/6). ( FOTO: Sulo/Cepos )

MERAUKE-Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Laurensius Said alias Lau  terhadap Kristoforus  Bapset  di Gudang Arang, Kelurahan  Kamahedoga-Merauke  7 Mei  2020 sekitar  pukul   01.30  WIT  lalu,  direkonstruksi, di halaman belakang Mapolres Merauke, Jumat (5/6).   Kapolres Merauke  AKBP  Agustinus  Ary Purwanto, SIK  melalui  Kasubag  Humas  AKP Ariffin, S.Sos,  mengungkapkan, bahwa   rekontruksi  yang dilakukan  ini bertujuan  untuk menyelaraskan  atau menyesuaikan  antara keterangan yang didapat penyidik ketika pemeriksaan   dengan fakta di lapangan. Apakah ada kesesuaian  atau  ada kekeliruan.

  “Intinya untuk mencari kebenaran material, membantu mencari kebenaran sesunguhnya,’’ katanya.    

   Menurut  dia, dari rekondtruksi  tersebut ada  19 adengan, dimana   pembacokan  dilakukan oleh   tersangka kepada  korban  pada adengan 13. “Semrntara saksi yang telah di BAP ada  21 orang, namun dari 21 orang  itu  diperkecil menjadi   9 orang,” katanya.  

Baca Juga :  Lapas Hadirkan Hiburan bagi Warga Binaan 

   Dari adegan per adengan  itu,  terungkap  jika  antara  kejadian  awal dengan pembacokan  yang dilakukan  oleh  tersangka   terhadap korban   tersebut sebenarnya  tidak  berhubungan langsung. Sebab,  bermula dua  orang  warga yang  naik motor  bolak  balik di depan  rumah keluarga yang sedang berduka  di Gudang  Arang. 

  Karena  jengkel, sejumlah warga menghadang  dua warga yang bolak balik  dengan suara  knalpot motor yang  cukup menganggu  tersebut.   Tercatat  2 kali   pemotor  tersebut  dihadang dan akhirnya  terjatuh. Setelah terjatuh,  kedua warga yang menggunakan satu  motor  itu  kabur dan celurit  yang dibawanya jatuh   di bawah motor  yang  ditinggalkannya tersebut. 

   Selanjutnya  tersangka  yang  berada di sekitar  tempat  kejadian, kemudian mendekati sepeda motor yang jatuh  tersebut. Begitu juga korban yang datang  ingin  melihat dari dekat apa yang  terjadi.  Namun  tiba-tiba tersangka mengambil  celurit  yang ditinggalkan  kedua  pemotor  tersebut dan menyerang korban. “Kemungkinan  tersangka  mengira  korban akan menyerangnya  sehingga  langsung mengambil  celurit  dan menyerang korban,” jelasnya.  

Baca Juga :  Wabup Ingatkan Jangan Ada Pungli

  Celurit itu mengenai   dada  kiri korban  dan meninggal  dunia  beberapa saat  kemudian. “Tersangka saat   itu dalam keadaan mabuk juga,’’ kata Kasubag Humas.  Atas pebuatannya   itu,  kata Kasubag Humas, tersangka  dijerat Pasal 338 KUHP dan  351 ayat (3) KUHP dengan ancaman   hukuman 15 tahun  penjara.  (ulo/tri)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya