Kasus Covid Meningkat, Tatap Muka di Sekolah Ditiadakan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Thiasoni Betaubun, SSos, MM, MPd
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Thiasoni Betaubun, SSos, MM, MPd
MERAUKE-Kendati rencana pemerintah akan mulai proses belajar mengajar di sekolah secara tatap muka secara langsung di awal tahun 2021, namun karena kasus Covid-19 terus bertambah secara signifikan membuat tatap muka tersebut ditiadakan.
“Karena Covid terus meningkat, maka tidak boleh ada tatap muka,” tandas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Thiasoni Betaubun, SSos, MM, MPd, ketika dihubungi Cenderawasih Pos lewat telpon selulernya, Senin (4/1).
Menurut Thiasoni, sekolah diberi otonomi secara penuh untuk menentukan menggunakan kurikulum yang sudah diberikan. Jadi tidak tergantung lagi dengan kurikulum 13 atau K-12 dan KTSP. “Tapi sudah ada kurikulum yang sudah disederhanakan dalam menjawab mereka dalam konteks Covid itu,” terangnya.
“Tapi secara tegas kita sampaikan ke sekolah-sekolah bahwa tidak ada tatap muka. Sama sekali tidak. Terserah dari sekolah, apakah secara daring, sistem pemberian tugas atau kunjung rumah. Terserah mana yang terbaik menurut sekolah,” jelasnya.
Dikatakan Thiasoni bahwa pihaknya telah mengeluarkan edaran ke seluruh sekolah baik TK, SD, SMP dan SMA-SMK untuk tidak menggelar tatap muka secara langsung tersebut.
Bagaimana dengan wilayah-wilayah yang selama ini masih masuk dalam zona hijau? Thiasoni menjelaskan bahwa pihaknya sedang meminta data ke pihak Tim Satgas Covid atau ke Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke wilayah-wilayah mana yang saat ini masuk zona merah dan mana daerah yang masih masuk zona hijau. Termasuk berada guru dan siswa yang terpapar Covid.
Sebab menurutnya, yang diketahui bahwa sudah ada satu orang guru yang meninggal karena terpapar Covid-19. “Nanti kita lihat dan kaji apakah daerah zona hijau tersebut tetap bisa menggelar tatap muka dengan penerapan protokol covid,” tambahnya. (ulo/tri)
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Thiasoni Betaubun, SSos, MM, MPd
MERAUKE-Kendati rencana pemerintah akan mulai proses belajar mengajar di sekolah secara tatap muka secara langsung di awal tahun 2021, namun karena kasus Covid-19 terus bertambah secara signifikan membuat tatap muka tersebut ditiadakan.
“Karena Covid terus meningkat, maka tidak boleh ada tatap muka,” tandas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Thiasoni Betaubun, SSos, MM, MPd, ketika dihubungi Cenderawasih Pos lewat telpon selulernya, Senin (4/1).
Menurut Thiasoni, sekolah diberi otonomi secara penuh untuk menentukan menggunakan kurikulum yang sudah diberikan. Jadi tidak tergantung lagi dengan kurikulum 13 atau K-12 dan KTSP. “Tapi sudah ada kurikulum yang sudah disederhanakan dalam menjawab mereka dalam konteks Covid itu,” terangnya.
“Tapi secara tegas kita sampaikan ke sekolah-sekolah bahwa tidak ada tatap muka. Sama sekali tidak. Terserah dari sekolah, apakah secara daring, sistem pemberian tugas atau kunjung rumah. Terserah mana yang terbaik menurut sekolah,” jelasnya.
Dikatakan Thiasoni bahwa pihaknya telah mengeluarkan edaran ke seluruh sekolah baik TK, SD, SMP dan SMA-SMK untuk tidak menggelar tatap muka secara langsung tersebut.
Bagaimana dengan wilayah-wilayah yang selama ini masih masuk dalam zona hijau? Thiasoni menjelaskan bahwa pihaknya sedang meminta data ke pihak Tim Satgas Covid atau ke Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke wilayah-wilayah mana yang saat ini masuk zona merah dan mana daerah yang masih masuk zona hijau. Termasuk berada guru dan siswa yang terpapar Covid.
Sebab menurutnya, yang diketahui bahwa sudah ada satu orang guru yang meninggal karena terpapar Covid-19. “Nanti kita lihat dan kaji apakah daerah zona hijau tersebut tetap bisa menggelar tatap muka dengan penerapan protokol covid,” tambahnya. (ulo/tri)