Friday, March 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Nevile: Mobil Ambulans Tidak Bisa Angkut Jenazah dari Rumah

dr. Nevile R. Muskita

MERAUKE-Pelaksana Tugas Kepala  Dinas Kesehatan  Kabupaten Merauke  dr. Nevile R. Muskita menegaskan bahwa  sudah menjadi  Standar Operasional Prosedur  (SOP)  mobil   ambulans   digunakan  untuk mengangkut  jenazah dari rumah ke pemakaman atau ke tempat lain. 

    Hal ini disampaikan Nevile menanggapi adanya keluhan dari keluarga korban seorang  guru ASN   yang  meninggal  dunia karena tenggelam  saat menjaring ikan di pantai di Kampung Kuler, Distrik   Naukenjearai  yang  tidak bisa  diangkut dengan menggunakan mobil ambulans setempat ke Kota Merauke. Padahal, tidak ada mobil lain dan  hanya ada mobil  ambulans

  “Jadi sudah menjadi  standar operasional bahwa mobil ambulans itu  tidak digunakan   untuk mengangkut  jenazah dari rumah ke pemakaman atau ke tempat  lain,” tegas Nevile.  

Baca Juga :  Jumlah Positif Tetap, ODP Bertambah Jadi 113 Orang

   Untungnya ada  mobil  patroli milik Polsek  Onggaya  yang   mau membantu mengevakuasi jenazah   tersebut ke kota.   Nevile menjelaskan, masalah  seperti ini sudah  terjadi  dimana-mana. ‘’Kemarin di Bupul, lalu di Tanah Miring. Itukan sudah menjadi standar operasional. Mobil ambulans dipakai bawa jenazah, kalau misalnya pasiennya dirawat  di Puskesmas, atau terjadi apa-apa, atau di jalan tiba-tiba terjadi kecelakaan dan meninggal  maka memang itu harus  dibawa. Kalau  dirawat di Puskemas  lalu  meninggal  dunia,   maka mobil ambulans    bawa  jenazah ke rumah  duka  ya.  Tapi kalau  dari rumah    mau bawa ke makam  atau kemana-mana   itu tidak bisa. Cuma kadang-kadang  masyarakat  bilang tidak apa-apa,’’ katanya. 

Baca Juga :  Diingatkan Penggunaan Dana Otsus untuk OAP 

   Karenanya, kata  Nevile Muskita, pada saat Musrenbang   beberapa  waktu lalu   sejumlah  distrik meminta  mobil   jenazah. ‘’Tapi    memang  itu  harus dipikirkan.  Karena sebelum  Naukenjerai, terjadi di Bupul dan    keluar di Medsos. Makanya, saya     panggil yang di Bupul. Kemudian saya tanya    kepala  puskesmasnya  dan sampaikan mereka punya  2 mobil ambulans. Saya   minta yang  satu  untuk bisa segera fungsikan   menjadi mobil   jenazah dan  satu  tetap menjadi ambulans. Jadi  begitu, kita harus cari solusi,” jelasnya. (ulo/tri)    

dr. Nevile R. Muskita

MERAUKE-Pelaksana Tugas Kepala  Dinas Kesehatan  Kabupaten Merauke  dr. Nevile R. Muskita menegaskan bahwa  sudah menjadi  Standar Operasional Prosedur  (SOP)  mobil   ambulans   digunakan  untuk mengangkut  jenazah dari rumah ke pemakaman atau ke tempat lain. 

    Hal ini disampaikan Nevile menanggapi adanya keluhan dari keluarga korban seorang  guru ASN   yang  meninggal  dunia karena tenggelam  saat menjaring ikan di pantai di Kampung Kuler, Distrik   Naukenjearai  yang  tidak bisa  diangkut dengan menggunakan mobil ambulans setempat ke Kota Merauke. Padahal, tidak ada mobil lain dan  hanya ada mobil  ambulans

  “Jadi sudah menjadi  standar operasional bahwa mobil ambulans itu  tidak digunakan   untuk mengangkut  jenazah dari rumah ke pemakaman atau ke tempat  lain,” tegas Nevile.  

Baca Juga :  Susun Dokumen RPJPD, Pimpinan OPD Harus Miliki Konsep Bidang Tugas

   Untungnya ada  mobil  patroli milik Polsek  Onggaya  yang   mau membantu mengevakuasi jenazah   tersebut ke kota.   Nevile menjelaskan, masalah  seperti ini sudah  terjadi  dimana-mana. ‘’Kemarin di Bupul, lalu di Tanah Miring. Itukan sudah menjadi standar operasional. Mobil ambulans dipakai bawa jenazah, kalau misalnya pasiennya dirawat  di Puskesmas, atau terjadi apa-apa, atau di jalan tiba-tiba terjadi kecelakaan dan meninggal  maka memang itu harus  dibawa. Kalau  dirawat di Puskemas  lalu  meninggal  dunia,   maka mobil ambulans    bawa  jenazah ke rumah  duka  ya.  Tapi kalau  dari rumah    mau bawa ke makam  atau kemana-mana   itu tidak bisa. Cuma kadang-kadang  masyarakat  bilang tidak apa-apa,’’ katanya. 

Baca Juga :  Reaktif Saat Rapid Test, Pelaku Perjalanan Tidak Diberi Izin

   Karenanya, kata  Nevile Muskita, pada saat Musrenbang   beberapa  waktu lalu   sejumlah  distrik meminta  mobil   jenazah. ‘’Tapi    memang  itu  harus dipikirkan.  Karena sebelum  Naukenjerai, terjadi di Bupul dan    keluar di Medsos. Makanya, saya     panggil yang di Bupul. Kemudian saya tanya    kepala  puskesmasnya  dan sampaikan mereka punya  2 mobil ambulans. Saya   minta yang  satu  untuk bisa segera fungsikan   menjadi mobil   jenazah dan  satu  tetap menjadi ambulans. Jadi  begitu, kita harus cari solusi,” jelasnya. (ulo/tri)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya