Situasi Lokalisasi Yobar Merauke yang terlihat sepi, pasca merebaknya virus corona di Merauke. ( FOTO: Sulo/Cepos )
MERAUKE-Pandemi Covid-19 telah menghantam seluruh sendi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi mereka yang selama ini melayani para lelaki hidung belang di Lokalisasi Yobar Merauke. Para PSK yang berjumlah lebih dari 70-an orang tersebut mengeluhkan pendapatan untuk membayar cicilan ke koperasi yang setiap harinya harus bayar.
“Yang mereka keluhkan disini, ya pembayaran cicilan pinjaman dari koperasi yang setiap harinya mereka harus bayar,’’ kata Ketua RT 19 Lokalisasi Yobar, Kelurahan Samkai, Mathias, saat ditemui media ini Sabtu (2/5).
Namun begitu, lanjut Mathias, dirinya sudah menyampaikan kepada para petugas dari koperasi simpan pinjam tersebut untuk dapat mengerti dan memahami apabila datang menagih, namun belum bisa dibayar. “Karena dengan kondisi yang terjadi sekarang membuat anak-anak yang ada di sini tidak mempunyai pemasukan,’’ terangnya.
Mathias menjelaskan, sejak ada Corona di Merauke pihaknya sudah mengikuti imbauan pemerintah. Dimana aktivitas hanya dilakukan dari jam 06.00 WIT sampai pukul 18.00 WIT. ‘’Itu kadang masih ada tamu satu dua orang,’’jelas Mathias yang tercatat juga sebagai pemilik salah satu barak di lokalisasi Yobar tersebut.
Namun sejak bulan puasa bagi Umat Muslim, kata, Mathias, maka baik siang hari maupun malam hari tidak ada lagi aktivitas. “Karena selain pandemi Covid-19, kita juga menghargai saudara-saudara kita yang lagi puasa. Apalagi sebagian dari anak-anak ini juga puasa,’’ terangnya.
Ditanya kemungkinan adanya PSK yang eksodus dari Boven Digoel bergabung ke Lokasasi Yobar, Mathias mengaku tidak ada. “Saya lihat, eksodus dari Boven Digoel tersebut bergabung di belakang RSUD Merauke,’’ tambahnya. (ulo/tri)
Situasi Lokalisasi Yobar Merauke yang terlihat sepi, pasca merebaknya virus corona di Merauke. ( FOTO: Sulo/Cepos )
MERAUKE-Pandemi Covid-19 telah menghantam seluruh sendi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi mereka yang selama ini melayani para lelaki hidung belang di Lokalisasi Yobar Merauke. Para PSK yang berjumlah lebih dari 70-an orang tersebut mengeluhkan pendapatan untuk membayar cicilan ke koperasi yang setiap harinya harus bayar.
“Yang mereka keluhkan disini, ya pembayaran cicilan pinjaman dari koperasi yang setiap harinya mereka harus bayar,’’ kata Ketua RT 19 Lokalisasi Yobar, Kelurahan Samkai, Mathias, saat ditemui media ini Sabtu (2/5).
Namun begitu, lanjut Mathias, dirinya sudah menyampaikan kepada para petugas dari koperasi simpan pinjam tersebut untuk dapat mengerti dan memahami apabila datang menagih, namun belum bisa dibayar. “Karena dengan kondisi yang terjadi sekarang membuat anak-anak yang ada di sini tidak mempunyai pemasukan,’’ terangnya.
Mathias menjelaskan, sejak ada Corona di Merauke pihaknya sudah mengikuti imbauan pemerintah. Dimana aktivitas hanya dilakukan dari jam 06.00 WIT sampai pukul 18.00 WIT. ‘’Itu kadang masih ada tamu satu dua orang,’’jelas Mathias yang tercatat juga sebagai pemilik salah satu barak di lokalisasi Yobar tersebut.
Namun sejak bulan puasa bagi Umat Muslim, kata, Mathias, maka baik siang hari maupun malam hari tidak ada lagi aktivitas. “Karena selain pandemi Covid-19, kita juga menghargai saudara-saudara kita yang lagi puasa. Apalagi sebagian dari anak-anak ini juga puasa,’’ terangnya.
Ditanya kemungkinan adanya PSK yang eksodus dari Boven Digoel bergabung ke Lokasasi Yobar, Mathias mengaku tidak ada. “Saya lihat, eksodus dari Boven Digoel tersebut bergabung di belakang RSUD Merauke,’’ tambahnya. (ulo/tri)