Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Dua Kali Uskup Mandagi Dicoba Dibunuh

Uskup Mandagi: Mungkin  Teroris Melihat Saya Termasuk Orang Penting 

Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC ( FOTO: Sulo/Cepos)

MERAUKE- Uskup Agung Merauke Mgr Petrus  Canisius Mandagi, MSC membenarkan jika dirinya menjadi sasaran terduga teroris  yang  telah berhasil ditangkap  oleh Tim Detasemen Khusus  88 yang diback up oleh Brimob Polda Papua di Merauke. 

  Ditemui di Keuskupan,  Uskup Mandagi menjelaskan bahwa terkait dirinya jadi sasaran teroris tersebut, ia sudah sampaikan ke  Kardinal di Jakarta dan sejumlah pihak.  Dikatakan,  dirinya dua kali dalam percobaan pembunuhan tersebut.

   Pertama pada tanggal  1  Januari  2021 ketika dirinya datang ke Merauke sebagai Uskup Agung Merauke. “Rupanya mereka (teroris,red) sudah tahu saya akan datang. Sebelum saya tiba di rumah keuskupan,  ada seorang terduga teroris  datang membawa ransel dan bertemu dengan Pastor John Kandam pura-pura mencari rumah kost. Tapi, seperti yang dikatakan pak Kapolres  sebenarnya dia mau meledakan bom di sini. Tapi  karena saya tidak ada di  Keuskupan. Syukurlah pada hari itu saya tidak langsung ke keuskupan. kalau saya langsung ke keuskupan pasti terjadi bom,’’kata Uskup Mandagi. 

    Namun saat itu, lanjut Uskup Mandagi, dirinya langsung  ke kuburan Misionaris di Buti. “Dan pada saat dia (pelaku teroris) datang, dia bertemu dengan pastor John Kandam kemudian dia   pergi,’’katanya lagi. 

Baca Juga :  Pasein Covid-19 Capai 873 Orang

  Percobaan pembunuhan kedua, ungkap Uskup  yakni pada 31 Mei  2021 di Katedral. “Tapi syukur juga saya tidak ada. Saya ada di Kepi, Kabupaten Mappi. Dan akhirnya mereka tangkap pada Jumat sore. Jadi  itu semua penyelenggaraan Tuhan,’’ terang Uskup. 

  Terkait dengan percobaan pembunuhan oleh terduga teroris tersebut, Uskup Agung Mandagi mengungkapkan  bahwa sebagai orang beriman percaya perlindungan Tuhan.  “Saya orang beriman, bukan orang kafir. Saya percaya lindungan Tuhan. Siapa lebih kuat. Setan atau Tuhan. Setan yang  mempengaruhi teroris atau Tuhan. Saya percaya kepada Tuhan. Tetapi bukan berarti saya tidak hati-hati atau waspada. Harus tetap hati-hati dan waspada. Jadi dengan peristiwa ini, kita harus hati-hari,” jelasnya. 

  Dikatakan, di rumah  keuskupan tersebut juga harus ada penjagaan dan selektif terhadap orang yang datang. Jika ada orang yang mencurigakan harus segera  dilaporkan ke Polisi. “Bahkan sekarang di Ambon sudah ada penjagaan. Karena ya harus dikatakan. Mungkin  dia (terduga teroris) melihat  saya ini orang penting  di republik ini. Karena saya di Maluku  kemudian pindah ke sini sehingga mungkin mereka sudah ikuti. Tapi syukur bahwa tidak terjadi apa-apa.kalau di tempat lain terjadi apa-apa baru siaga. Disini tidak terjadi apa-apa karena Tuhan mencintai Merauke, mencintai Papua,’’ terangnya. 

Baca Juga :  Perkuat Garis Perbatasan, Warga Diajak  Turut Serta Menjaga Kedaulatan NKRI

  Ini  karena menurut Uskup, jika terjadi ledakan  maka sudah pasti terjadi kerusuhan di Merauke. Sebab, yang akan terjadi balas membalas.  “Dengan kejadian ini, kasihan kepada umat Muslim pasti  terpengaruh. Mereka pasti terganggu. Saya sudah sampaikan lewat salah satu media kemarin bahwa umat Muslim jangan takut. Jangan  takut. Kita akan saling melindungi. Tapi, kalau ada  orang jahat  yang mengatasnamakan  muslim, maka usirlah dari Papua. Karena bagi saya, Islam tidak mengajarkan kekerasan tapi kebaikan. Sekalin lagi saya sampaikan kepada umat Muslim yang ada di Merauke, tenang  saja. Karena yang mau berbuat itu hanya menamakan diri Muslim tapi sebenarnya bukan orang Muslim. Karena Islam mengajarkan kebaikan,’’ terangnya. 

    Ditambahkan, dengan adanya peristiwa ini   iman kepada  Yesus Kristus semakin dikuatkan.  “Karena kekuatan apapun tidak mengalahkan kekuatan Roh Kudus. Tetapi, seperti saya katakana, kita harus tetap  waspada dan menjaga  dan tetap mendukung polisi  dalam menangkap para terduga teroris tersebut. Seluruh masyarakat  juga harus waspada terhadap orang-orang di sekitar kita.  Orang baru yang kost, orang yang  datang dari luar dengan tujuan melakukan  kejahatan di Merauke. Merusak hubungan  antar umat beragama di Merauke,” tandasnya. (ulo/tri)

Uskup Mandagi: Mungkin  Teroris Melihat Saya Termasuk Orang Penting 

Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC ( FOTO: Sulo/Cepos)

MERAUKE- Uskup Agung Merauke Mgr Petrus  Canisius Mandagi, MSC membenarkan jika dirinya menjadi sasaran terduga teroris  yang  telah berhasil ditangkap  oleh Tim Detasemen Khusus  88 yang diback up oleh Brimob Polda Papua di Merauke. 

  Ditemui di Keuskupan,  Uskup Mandagi menjelaskan bahwa terkait dirinya jadi sasaran teroris tersebut, ia sudah sampaikan ke  Kardinal di Jakarta dan sejumlah pihak.  Dikatakan,  dirinya dua kali dalam percobaan pembunuhan tersebut.

   Pertama pada tanggal  1  Januari  2021 ketika dirinya datang ke Merauke sebagai Uskup Agung Merauke. “Rupanya mereka (teroris,red) sudah tahu saya akan datang. Sebelum saya tiba di rumah keuskupan,  ada seorang terduga teroris  datang membawa ransel dan bertemu dengan Pastor John Kandam pura-pura mencari rumah kost. Tapi, seperti yang dikatakan pak Kapolres  sebenarnya dia mau meledakan bom di sini. Tapi  karena saya tidak ada di  Keuskupan. Syukurlah pada hari itu saya tidak langsung ke keuskupan. kalau saya langsung ke keuskupan pasti terjadi bom,’’kata Uskup Mandagi. 

    Namun saat itu, lanjut Uskup Mandagi, dirinya langsung  ke kuburan Misionaris di Buti. “Dan pada saat dia (pelaku teroris) datang, dia bertemu dengan pastor John Kandam kemudian dia   pergi,’’katanya lagi. 

Baca Juga :  Pasein Covid-19 Capai 873 Orang

  Percobaan pembunuhan kedua, ungkap Uskup  yakni pada 31 Mei  2021 di Katedral. “Tapi syukur juga saya tidak ada. Saya ada di Kepi, Kabupaten Mappi. Dan akhirnya mereka tangkap pada Jumat sore. Jadi  itu semua penyelenggaraan Tuhan,’’ terang Uskup. 

  Terkait dengan percobaan pembunuhan oleh terduga teroris tersebut, Uskup Agung Mandagi mengungkapkan  bahwa sebagai orang beriman percaya perlindungan Tuhan.  “Saya orang beriman, bukan orang kafir. Saya percaya lindungan Tuhan. Siapa lebih kuat. Setan atau Tuhan. Setan yang  mempengaruhi teroris atau Tuhan. Saya percaya kepada Tuhan. Tetapi bukan berarti saya tidak hati-hati atau waspada. Harus tetap hati-hati dan waspada. Jadi dengan peristiwa ini, kita harus hati-hari,” jelasnya. 

  Dikatakan, di rumah  keuskupan tersebut juga harus ada penjagaan dan selektif terhadap orang yang datang. Jika ada orang yang mencurigakan harus segera  dilaporkan ke Polisi. “Bahkan sekarang di Ambon sudah ada penjagaan. Karena ya harus dikatakan. Mungkin  dia (terduga teroris) melihat  saya ini orang penting  di republik ini. Karena saya di Maluku  kemudian pindah ke sini sehingga mungkin mereka sudah ikuti. Tapi syukur bahwa tidak terjadi apa-apa.kalau di tempat lain terjadi apa-apa baru siaga. Disini tidak terjadi apa-apa karena Tuhan mencintai Merauke, mencintai Papua,’’ terangnya. 

Baca Juga :  Perkuat Garis Perbatasan, Warga Diajak  Turut Serta Menjaga Kedaulatan NKRI

  Ini  karena menurut Uskup, jika terjadi ledakan  maka sudah pasti terjadi kerusuhan di Merauke. Sebab, yang akan terjadi balas membalas.  “Dengan kejadian ini, kasihan kepada umat Muslim pasti  terpengaruh. Mereka pasti terganggu. Saya sudah sampaikan lewat salah satu media kemarin bahwa umat Muslim jangan takut. Jangan  takut. Kita akan saling melindungi. Tapi, kalau ada  orang jahat  yang mengatasnamakan  muslim, maka usirlah dari Papua. Karena bagi saya, Islam tidak mengajarkan kekerasan tapi kebaikan. Sekalin lagi saya sampaikan kepada umat Muslim yang ada di Merauke, tenang  saja. Karena yang mau berbuat itu hanya menamakan diri Muslim tapi sebenarnya bukan orang Muslim. Karena Islam mengajarkan kebaikan,’’ terangnya. 

    Ditambahkan, dengan adanya peristiwa ini   iman kepada  Yesus Kristus semakin dikuatkan.  “Karena kekuatan apapun tidak mengalahkan kekuatan Roh Kudus. Tetapi, seperti saya katakana, kita harus tetap  waspada dan menjaga  dan tetap mendukung polisi  dalam menangkap para terduga teroris tersebut. Seluruh masyarakat  juga harus waspada terhadap orang-orang di sekitar kita.  Orang baru yang kost, orang yang  datang dari luar dengan tujuan melakukan  kejahatan di Merauke. Merusak hubungan  antar umat beragama di Merauke,” tandasnya. (ulo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya