JAYAPURA-Sejumlah benda hasil kebudayaan asli masyarakat asli Papua diketahui sangat rentan rusak atau lapuk, terutama yang terbuat dari bahan kayu. Hal ini disebabkan karena faktor usia. Demikian disampaikan salah satu penjaga museum Uncen, Soleman Soindemi selaku sub koordinator Museum Uncen, saat ditemui, Jumat (31/1).
“Disini ada banyak yang sudah rusak, sehingga tidak tersedia lagi. Itu karena lapuk dimakan rayap dan lainnya. Yang rusak ini rata rata benda budaya yang terbuat dari kayu, beda kalau bahan batu,”katanya.
Dia menjelaskan, sejak awal museum itu ada, sekitar 2500 koleksi benda budaya tersimpan rapih disana terutama yang menjadi benda budaya koleksi pertama yang dikumpulkan sejak tahun 1960-an. Namun seiring berjalannya waktu ada yang rusak.
Saat ini kata dia, pihak pengelola sudah melakukan penataan kembali terkait dengan pengamanan benda benda itu. Diantaranya disimpan dalam lemari kaca dan dikunci, sehingga tidak disentuh oleh tangan para pengunjung.
Kemudian ada juga benda budaya yang belum dipajang. Terkait dengan penataanya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, mulai dari perawatanya, dimana benda budaya yang rusak atau kotor perlu dibersihkan di laboratorium konservasi. Kemudian perlu ada dokumentasi benda budaya yang mengalami kerusakan atau penyakit perlu didokumentasikan dengan foto.
Selanjutnya riwayat benda budaya, karena kondisi benda budaya dipengaruhi oleh riwayat benda budaya sebelum diterima oleh museum. “Kemudian penelitian koleksi benda budaya yang disimpan di museum perlu diteliti. Termasuk penempatannya benda budaya yang disimpan di museum perlu ditempatkan di ruang pameran atau gudang koleksi,”bebernya.
Dia menambahkan, saat ini museum Uncen masih sangat ramai dikunjungi, mulai dari siswa, masyarakat, tidak saja lokal tetapi juga manca negara.(roy/tri).
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos