Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Aliran Air Bersih di Delapan Kampung Diputus

BIAK– Pemerintah Daerah Kabupaten Biak Numfor, maupun pemerintah kampung diharpakan dapat mengambil peran aktif dalam mengatasi masalah tunggakan pembayaran rekening air di delapan kampung wilayah timur Kota Biak yang mencapai tiga miliar rupiah lebih.

Kepala PDAM Biak Hasael Rumabar, SE saat dikonfirmasi terkait masalah ini mengatakan, “Kami menyadari pentingnya ketersediaan air bersih bagi masyarakat. Oleh karena itu, upaya dari pemerintah kampung maupun pemerintah daerah perlu mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah tunggakan ini, baik melalui program dana desa maupun kebijakan lainnya.” Ungkap Hasael Rumabar, (19/10) kemarin.

Beberapa opsi yang tengah dipertimbangkan oleh pemerintah daerah antara lain memberikan bantuan kepada masyarakat yang kesulitan membayar, memberikan keringanan pembayaran, atau bahkan mencari sumber pendanaan tambahan untuk membantu PDAM.

Baca Juga :  Kemandirian Usaha Lewat Pembekalan Ilmu Pembuatan Roti dan Budidaya Hidroponik

Kepala Kantor PDAM Biak, Hasael menyebutkan delapan kampung yang terpaksa harus diputus aliran airnya adalah Kampung Parai, Anggaraidi, Kampung Mangganisaspi, Mokmer, Sanumi, Manswan,  Swopodibo dan Karyendi. Akibat tunggakan ini sedikit mengganggu operasional Perusahaan.

Meski terdapat tunggakan yang besar, namun demi kelancaran air layanan air bersih kepada masyarakat, PDAM Biak siap membantu masyarakat yang datang untuk melakukan pembayaran serta mengajukan koreksi atas tunggakan tersebut, untuk kemudian diproses pemutihan terhadap Sebagian tagihan yang tidak sanggup dilunasi. (il/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

BIAK– Pemerintah Daerah Kabupaten Biak Numfor, maupun pemerintah kampung diharpakan dapat mengambil peran aktif dalam mengatasi masalah tunggakan pembayaran rekening air di delapan kampung wilayah timur Kota Biak yang mencapai tiga miliar rupiah lebih.

Kepala PDAM Biak Hasael Rumabar, SE saat dikonfirmasi terkait masalah ini mengatakan, “Kami menyadari pentingnya ketersediaan air bersih bagi masyarakat. Oleh karena itu, upaya dari pemerintah kampung maupun pemerintah daerah perlu mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah tunggakan ini, baik melalui program dana desa maupun kebijakan lainnya.” Ungkap Hasael Rumabar, (19/10) kemarin.

Beberapa opsi yang tengah dipertimbangkan oleh pemerintah daerah antara lain memberikan bantuan kepada masyarakat yang kesulitan membayar, memberikan keringanan pembayaran, atau bahkan mencari sumber pendanaan tambahan untuk membantu PDAM.

Baca Juga :  NPCI Papua Seleksi Atlet di Biak

Kepala Kantor PDAM Biak, Hasael menyebutkan delapan kampung yang terpaksa harus diputus aliran airnya adalah Kampung Parai, Anggaraidi, Kampung Mangganisaspi, Mokmer, Sanumi, Manswan,  Swopodibo dan Karyendi. Akibat tunggakan ini sedikit mengganggu operasional Perusahaan.

Meski terdapat tunggakan yang besar, namun demi kelancaran air layanan air bersih kepada masyarakat, PDAM Biak siap membantu masyarakat yang datang untuk melakukan pembayaran serta mengajukan koreksi atas tunggakan tersebut, untuk kemudian diproses pemutihan terhadap Sebagian tagihan yang tidak sanggup dilunasi. (il/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya