
Steve Osok: Jika Tidak Ditangani Baik, 10-20 Tahun Kedepan Kelakuannya Kriminalitas
MERAUKE- Pemerhati kesehatan dan sosial, dr. Steve Osok, menilai jika perhatian Pemerintah Kabupaten Merauke dalam menangani anak-anak yang kecanduan lem aibon sampai saat ini belum optimal.
“Sebenarnya, kalau kita mau secara jujur perhatian dan penanganan anak-anak aibon ini belum secara optimal. Penanganan belum secara tuntas,’’ tandas mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke ini, baru-baru ini.
Steve Osok menilai jika anak-anak yang telah kecanduan lem aibon ini tidak ditangani secara serius dan komprehensif, maka dalam waktu 10—20 tahun ke depan anak-anak tersebut kelakuannya kriminalis. Karena lem aibon tersebut selain akan menimbulkan dampak kesehatan juga dampak sosial.
Dampak kesehatannya, yakni anak-anak yang terus menerus menghirup lem aibon akan mempengaruhi syaraf-syarat di otak sehingga nanti psikologinya tidak bagus dan tidak stabil. Misalnya, ada rasa takut, rasa malas. “Sebenarnya itu sangat berbahaya karena mempengaruhi gaya hidup dia. Misalnya, malas sekolah , malas mandi,’’ jelasnya.
Sementara dari sisi kesehatan, dapat menyebabkan kematian. Karena lem aibon yang dihirup adalah racun yang dalam waktu yang secara terus menerus selain akan berpengaruh pada syaraf juga hati, ginjal dan lain-lain. Menurut masalah anak yang kecanduan lem aibon ini merupakan PR besar bagi pemerintah bagaimana anak-anak aibon tersebut dibina dengan baik.
“Saya juga pernah coba ini dan cukup sulit. Kesimpulannya, harus dibuat satu penampungan khusus bagi-anak-anak aibon. Karena orang tua sudah tidak mampu menangani, maka negara harus ambil alih dan taruh di asrama yang tertutup dan dibina secara ketat,’’ jelasnya.
Di asrama tersebut, anak-anak tersebut harus ditangani secara komprehensif mulai dari pendidikannya sampai pada pembinaan rohani. ‘’Kalau pemerintah tidak melakukan ini, maka 10-20 tahun kedepan, anak-anak ini pasti kelakuannya kriminalis,’’ pungkasnya. (ulo/tri)