Wednesday, April 24, 2024
27.7 C
Jayapura

Sembilan Jenazah Bisa Dikenali

Tiga helikopter disiapkan di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang untuk melakukan evakuasi terhadap 12 jenazah prajurit TNI AD yang menjadi korban jatuhnya hlikopter MI-17 Penerbad,  28 Juni tahun 2019 lalu. (FOTO: Elfira/Cepos)

Jenazah Akan Diidentifikasi di RS Marthen Indey 

OKSIBIL-Tim evakuasi dari Yonif 751 Raider berhasil menemukan 12 jenazah penumpang heli MI-17 Penerbad no registrasi HA 5138, Jumat (14/2). Temuan ini setelah tim berjalan mendaki selama kurang lebih 5 jam dari base camp yang dirikan sejak Kamis (13/2), setelah mereka diturunkan menggunakan tali dari helikopter yang mengakut personel tim evakuasi. 

Komandan Korem (Danrem) 172/PWY, Kolonel Inf. Jonathan Binsar Sianipar selaku koordinator evakuasi mengkonfirmasi bahwa tim evakuasi berhasil mencapai lokasi puing-puing helikopter MI-17 Penerbad No Reg HA 5138, Jumat (14/2) sekira pukul 12.30 WIT.

Dikatakan, 12 jenazah prajurit TNI Angkatan Darat tersebut seluruhnya berada di sekitar lokasi kepingan body helikopter. “Identitas 9 jenazah bisa kita kenali dari pakaian dan atribut yang mereka kenakan, sedangkan 3 jenazah lagi masih diperlukan proses identifikasi lebih lanjut,” ungkap Binsar Sianipar kepada Cenderawasih Pos, Jumat (14/2). 

Meskipun demikian, untuk memastikannya menurut Danrem Binsar Sianipar perlu dilakukan proses identifikasi dari tim medis secara  detail terhadap 12 jenazah setelah bisa dievakuasi dari lokasi jatuhnya helikopter. 

“Mengingat kondisi cuaca dan medan yang sangat ekstrem, tim belum bisa melakukan evakuasi terhadap jenazah korban sore ini. Direncanakan besok (hari ini, red) proses evakuasi jenazah akan kita mulai. Tim akan membawa turun jenazah ke titik yang bisa dijangkau oleh heli kita yang selanjutnya dievakuasi melalui udara,” terangnya.

Sebelumnya, upaya Kodam XVII/Cenderawasih untuk mengevakuasi 12 korban helikopter Mi-17 yang jatuh di Pegunungan Mandala Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang pada 28 Juni tahun 2019 silam terus dilakukan.

Baca Juga :  KKB Berulah Lagi, Warga Sipil Kembali Ditembak

Proses evakuasi ini dipimpin langsung Danrem Binsar Sianipar. Ia bahkan ikut memantau langsung posisi keberadaan tim melalui udara. Selain itu, juga melakukan droping logistik dan oksigen untuk tim evakuasi dan memastikan kondisi sebanyak 1 SSK personel yang sudah diterjunkan ke lokasi sejak Kamis (13/2).

“Tadi waktu saya memantau melalui jalur udara sekira pukul 08:30 WIT, posisi anggota kita sudah berada kurang lebih 300 meter dari sasaran jatuhnya helikopter. Hitungan saya sekira 3 jam  mereka sampai di lokasi dengan kemiringan 60 derajat,” jelas Danrem Binsar Sianipar.

Dikatakan, posisi helikopter yang jatuh berada di balik ketinggian. Untuk itu, tim harus menuju ke puncak setelah itu turun lagi. Ini yang diakuinya, menjadi  kesulitan tim dalam proses evakuasi.

Adapun yang pertama dilakukan tim sesampai di lokasi, Jumat (14/2) sore kemarin yakni akan mengambil jenazah. Sebab ada beberapa jenazah yang tertimpa badan helikopter.

“Kita harapkan hari ini (Jumat, red) selesai, sehingga Sabtu (15/2) jika cuaca mendukung helikopter evakuasi akan berangkat dari Bandara Oksibil sekira pukul 06:00 WIT menuju ke TKP untuk evakuasi jenazah,” bebernya. 

Direncanakan 12 jenazah yang terdiri dari 7 anggota Satgas dan 5 kru helikopter Mi-17 tersebut, dievakuasi dari lokasi jatuhnya helikopter ke Oksibil. Daeri Oksibil selanjutnya diterbangkan ke Jayapura. “Tetapi semua tergantung cuaca. Semoga cuaca selalu mendukung dalam proses evakuasi kami nantinya,” harapnya.

Mengingat peralatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pegunungan Bintang kurang memadai, proses identifikasi 12 jenazah rencananya akan dilakukan di Rumah Sakit Marthen Indey Jayapura. “Jenazah rencana diidentifikasi di RS Marthen Indey. Kami sudah siapkan tim medis di sana. Kemungkinan juga akan bekerja sama dengan pihak Rumah Sakit Bhayangkar. Kita lihat saja nanti,” sambing Binsar Sianipar.

Baca Juga :  Pedagang dari Koya dan Arso Mulai Dipindahkan

Setelah dilakukan identifikasi di Kota Jayapura, seluruh jenazah langsung diterbangkan ke rumah keluarganya masing-masing dan pemakaman akan dilakukan secara militer untuk pelepasan jenazah.

Danrem Binsar Sianipar menambahkan,  aari pemantauan udara, masih ada beberapa jenazah yang masih utuh. Hal ini dikarenakan kondisi di lokasi sangat dingin dengan suhu rata-rata  0 hingga 5  derajat. Bahkan malam hari mendekati 0 derajat.

“Pantauan kami di udara, 5 dari 12 jenazah kondisi tubuhnya masih utuh. Ada bentuk muka, badannya, kepalanya, hidungnya dan mulut. Bahkan giginya masih ada. Ini dikarenakan cuaca yang dingin di lokasi tersebut,” tuturnya.

Adapun yang diutamakan dalam evakuasi kali ini yakni jenazah kemudian flight data record helikopter sebuah benda yang bisa mengungkap penyebab jatuhnya helikopter pada 8 bulan silam.

“Tim evakuasi kami melibatkan masyarakat dan kita sangat terbantu dengan mereka, karena mereka memahami rutenya. Kami berterima kasih kepada masyarakat adat juga membantu kami, Pemda dan pihak Kepolisian sera pihak Bandara Oksibil,” ungkapnya. 

Sementara itu  Kapolres Pegunungan Bintang, AKBP. Michael Mumbunan mengaku pihaknya  menyiagakan 1 pleton anggotanya membantu Kodam XVII/Cenderawasih untuk melakukan evakuasi.“Pada prinsipnya kami dari Kepolisian  membackup kegiatan evakuasi ini, penyesuaian kebutuhan  1 pleton kami siapkan,” pungkasnya. (fia/nat)

Tiga helikopter disiapkan di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang untuk melakukan evakuasi terhadap 12 jenazah prajurit TNI AD yang menjadi korban jatuhnya hlikopter MI-17 Penerbad,  28 Juni tahun 2019 lalu. (FOTO: Elfira/Cepos)

Jenazah Akan Diidentifikasi di RS Marthen Indey 

OKSIBIL-Tim evakuasi dari Yonif 751 Raider berhasil menemukan 12 jenazah penumpang heli MI-17 Penerbad no registrasi HA 5138, Jumat (14/2). Temuan ini setelah tim berjalan mendaki selama kurang lebih 5 jam dari base camp yang dirikan sejak Kamis (13/2), setelah mereka diturunkan menggunakan tali dari helikopter yang mengakut personel tim evakuasi. 

Komandan Korem (Danrem) 172/PWY, Kolonel Inf. Jonathan Binsar Sianipar selaku koordinator evakuasi mengkonfirmasi bahwa tim evakuasi berhasil mencapai lokasi puing-puing helikopter MI-17 Penerbad No Reg HA 5138, Jumat (14/2) sekira pukul 12.30 WIT.

Dikatakan, 12 jenazah prajurit TNI Angkatan Darat tersebut seluruhnya berada di sekitar lokasi kepingan body helikopter. “Identitas 9 jenazah bisa kita kenali dari pakaian dan atribut yang mereka kenakan, sedangkan 3 jenazah lagi masih diperlukan proses identifikasi lebih lanjut,” ungkap Binsar Sianipar kepada Cenderawasih Pos, Jumat (14/2). 

Meskipun demikian, untuk memastikannya menurut Danrem Binsar Sianipar perlu dilakukan proses identifikasi dari tim medis secara  detail terhadap 12 jenazah setelah bisa dievakuasi dari lokasi jatuhnya helikopter. 

“Mengingat kondisi cuaca dan medan yang sangat ekstrem, tim belum bisa melakukan evakuasi terhadap jenazah korban sore ini. Direncanakan besok (hari ini, red) proses evakuasi jenazah akan kita mulai. Tim akan membawa turun jenazah ke titik yang bisa dijangkau oleh heli kita yang selanjutnya dievakuasi melalui udara,” terangnya.

Sebelumnya, upaya Kodam XVII/Cenderawasih untuk mengevakuasi 12 korban helikopter Mi-17 yang jatuh di Pegunungan Mandala Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang pada 28 Juni tahun 2019 silam terus dilakukan.

Baca Juga :  Kapolda : Banyak Kelompok Ingin Mendapat Pengakuan

Proses evakuasi ini dipimpin langsung Danrem Binsar Sianipar. Ia bahkan ikut memantau langsung posisi keberadaan tim melalui udara. Selain itu, juga melakukan droping logistik dan oksigen untuk tim evakuasi dan memastikan kondisi sebanyak 1 SSK personel yang sudah diterjunkan ke lokasi sejak Kamis (13/2).

“Tadi waktu saya memantau melalui jalur udara sekira pukul 08:30 WIT, posisi anggota kita sudah berada kurang lebih 300 meter dari sasaran jatuhnya helikopter. Hitungan saya sekira 3 jam  mereka sampai di lokasi dengan kemiringan 60 derajat,” jelas Danrem Binsar Sianipar.

Dikatakan, posisi helikopter yang jatuh berada di balik ketinggian. Untuk itu, tim harus menuju ke puncak setelah itu turun lagi. Ini yang diakuinya, menjadi  kesulitan tim dalam proses evakuasi.

Adapun yang pertama dilakukan tim sesampai di lokasi, Jumat (14/2) sore kemarin yakni akan mengambil jenazah. Sebab ada beberapa jenazah yang tertimpa badan helikopter.

“Kita harapkan hari ini (Jumat, red) selesai, sehingga Sabtu (15/2) jika cuaca mendukung helikopter evakuasi akan berangkat dari Bandara Oksibil sekira pukul 06:00 WIT menuju ke TKP untuk evakuasi jenazah,” bebernya. 

Direncanakan 12 jenazah yang terdiri dari 7 anggota Satgas dan 5 kru helikopter Mi-17 tersebut, dievakuasi dari lokasi jatuhnya helikopter ke Oksibil. Daeri Oksibil selanjutnya diterbangkan ke Jayapura. “Tetapi semua tergantung cuaca. Semoga cuaca selalu mendukung dalam proses evakuasi kami nantinya,” harapnya.

Mengingat peralatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pegunungan Bintang kurang memadai, proses identifikasi 12 jenazah rencananya akan dilakukan di Rumah Sakit Marthen Indey Jayapura. “Jenazah rencana diidentifikasi di RS Marthen Indey. Kami sudah siapkan tim medis di sana. Kemungkinan juga akan bekerja sama dengan pihak Rumah Sakit Bhayangkar. Kita lihat saja nanti,” sambing Binsar Sianipar.

Baca Juga :  TNI Gelar Komsos dan Pengobatan Gratis di Okobab

Setelah dilakukan identifikasi di Kota Jayapura, seluruh jenazah langsung diterbangkan ke rumah keluarganya masing-masing dan pemakaman akan dilakukan secara militer untuk pelepasan jenazah.

Danrem Binsar Sianipar menambahkan,  aari pemantauan udara, masih ada beberapa jenazah yang masih utuh. Hal ini dikarenakan kondisi di lokasi sangat dingin dengan suhu rata-rata  0 hingga 5  derajat. Bahkan malam hari mendekati 0 derajat.

“Pantauan kami di udara, 5 dari 12 jenazah kondisi tubuhnya masih utuh. Ada bentuk muka, badannya, kepalanya, hidungnya dan mulut. Bahkan giginya masih ada. Ini dikarenakan cuaca yang dingin di lokasi tersebut,” tuturnya.

Adapun yang diutamakan dalam evakuasi kali ini yakni jenazah kemudian flight data record helikopter sebuah benda yang bisa mengungkap penyebab jatuhnya helikopter pada 8 bulan silam.

“Tim evakuasi kami melibatkan masyarakat dan kita sangat terbantu dengan mereka, karena mereka memahami rutenya. Kami berterima kasih kepada masyarakat adat juga membantu kami, Pemda dan pihak Kepolisian sera pihak Bandara Oksibil,” ungkapnya. 

Sementara itu  Kapolres Pegunungan Bintang, AKBP. Michael Mumbunan mengaku pihaknya  menyiagakan 1 pleton anggotanya membantu Kodam XVII/Cenderawasih untuk melakukan evakuasi.“Pada prinsipnya kami dari Kepolisian  membackup kegiatan evakuasi ini, penyesuaian kebutuhan  1 pleton kami siapkan,” pungkasnya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya