“Kalau hanya tangkap, lapangan kerja tercipta di tempat lain. Karena itu kita kejar investasi pengolahan,” tegas Bupati.
Aspek ketenagakerjaan ditempatkan sebagai prioritas. Pemda menekankan affirmative action untuk Orang Asli Papua, mulai dari kuota serapan, program pelatihan vokasi, hingga peluang jabatan teknis.
Tujuannya agar investasi menjadi mesin kesejahteraan yang inklusif bagi masyarakat lokal. Pada saat yang sama, target menengah diarahkan pada pembukaan jalur ekspor langsung komoditas perikanan dari Biak ke pasar Tiongkok. Rencana ini memerlukan dukungan regulasi, fasilitas kepabeanan yang adaptif, serta rute kargo terjadwal. Pemerintah daerah menjadikan pengalaman Manado sebagai pembanding.
“Kalau Manado bisa, kenapa Biak tidak? Kita butuh kebijakan pusat yang melihat kebutuhan wilayah timur,” kata Bupati.
Rencana pendirian pabrik pengalengan di Biak diperkirakan akan memantik lonjakan serapan kerja dan efek berganda ke sektor transportasi, kemasan, hingga jasa pendukung. Fokus komoditas seperti tuna dan cakalang akan disesuaikan dengan potensi WPP 717 dan kebutuhan pasar Tiongkok. Sejalan dengan penguatan logistik, pariwisata bahari didorong untuk “menumpang” arus ekspor melalui pengemasan paket-paket wisata yang terintegrasi dengan narasi produk laut Biak.il/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos