Sunday, November 10, 2024
31.7 C
Jayapura

Tertinggi Angka Stunting, Supiori Mulai Petakan Masalah

Di tahun 2023 menurut Mandosir yang juga menjabat sebagai Asisten I Setda Supiori itu, angka penderita stunting di Supiori mencapai 265 anak. Tahun ini, sejak ditetapkan sebagai satu dari sekian kabupaten di Papua dan nasional yang memiliki angka stunting yang mengkhawatirkan, pihaknya menggandeng sejumlah pihak lain untuk keroyokan melakukan pendataan lebih mendalam, dan memberikan bantuan langsung kepada keluarga yang terdampak.

“Kami juga di tahun ini akan mendapatkan bantuan CSR dari Bank Papua dengan program pemberian makanan tambahan kepada 144 anak di Distrik Kepulauan Aruri,” terang Hengky Mandosir.

Diakui, perlunya melakukan pendataan yang lebih dalam dikarenakan masih minimnya keluarga yang mendatangi puskesmas dan juga posyandu maupun pustu-pustu, disebabkan oleh beberapa faktor. Minimnya kunjungan ke posyandu kata Hengky, lebih disebabkan karena masih adanya stigma masyarakat yang takut anak-anak mereka di berikan imunisasi.

Baca Juga :  Dua Kopel Pegawai Pustu Douwbo Rusak Belum DiPerbaiki

“Sebab ada efek pasca imunisasi yang biasanya  semisal demam dan kondisi balita yang kurang sehat,” bebernya.

Diakui, program pemberian makanan tambahan kepada anak-anak, perlu dilakukan secara massif namun pola perencanaan yang matang. Tentunya perlu menggandeng sejumlah pihak untuk mewujudkan hal ini.

“Pemberian bantuan susu dan telur kepada ibu hamil yang mengalami keadaan energi yang kurang gizi, makanan tambahan juga seperti telur, kacang hijau, dan susu,” tandas Hengky. (il/ade).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Di tahun 2023 menurut Mandosir yang juga menjabat sebagai Asisten I Setda Supiori itu, angka penderita stunting di Supiori mencapai 265 anak. Tahun ini, sejak ditetapkan sebagai satu dari sekian kabupaten di Papua dan nasional yang memiliki angka stunting yang mengkhawatirkan, pihaknya menggandeng sejumlah pihak lain untuk keroyokan melakukan pendataan lebih mendalam, dan memberikan bantuan langsung kepada keluarga yang terdampak.

“Kami juga di tahun ini akan mendapatkan bantuan CSR dari Bank Papua dengan program pemberian makanan tambahan kepada 144 anak di Distrik Kepulauan Aruri,” terang Hengky Mandosir.

Diakui, perlunya melakukan pendataan yang lebih dalam dikarenakan masih minimnya keluarga yang mendatangi puskesmas dan juga posyandu maupun pustu-pustu, disebabkan oleh beberapa faktor. Minimnya kunjungan ke posyandu kata Hengky, lebih disebabkan karena masih adanya stigma masyarakat yang takut anak-anak mereka di berikan imunisasi.

Baca Juga :  Golkar Siap Rebut Kursi DPRD Kabupaten Supiori

“Sebab ada efek pasca imunisasi yang biasanya  semisal demam dan kondisi balita yang kurang sehat,” bebernya.

Diakui, program pemberian makanan tambahan kepada anak-anak, perlu dilakukan secara massif namun pola perencanaan yang matang. Tentunya perlu menggandeng sejumlah pihak untuk mewujudkan hal ini.

“Pemberian bantuan susu dan telur kepada ibu hamil yang mengalami keadaan energi yang kurang gizi, makanan tambahan juga seperti telur, kacang hijau, dan susu,” tandas Hengky. (il/ade).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya