Friday, September 20, 2024
23.7 C
Jayapura

Aplikasi Sagu Papeda Siap Dilaunching

BIAK– Satu Aplikasi Guna Pencegahan dan Pengawasan Kekerasan Pada Anak atau Aplikasi Sagu Papeda telah dilakukan uji proper kepada publik dimana terdapat 60 siswa gabungan SMP dan SMA.

Aplikasi tersebut kini dinyatakan siap untuk diluncurkan.  Aplikasi pemantau dan pelaporan kekerasan ini dapat diinstal oleh siapapun baik siswa, orang tua dan juga masyarakat umum jika mendapatkan bukti laporan ada dugaan tindak kekerasan terhadap anak usia sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Biak Numfor, Kamarudin, S.Pd mengatakan aplikasi ini siap untuk dikenalkan kepada public setelah melakukan uji proper dan kelayakan, pelayanan, hingga jejaring dan juga interface pada aplikasi.

Peluncuran secara resmi aplikasi ini dijadwalkan pada awal Agustus, bertepatan dengan pembukaan Festival Biak Pintar 2024. Aplikasi ini akan terhubung dengan sejumlah pihak yang terkait, seperti Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Biak Numfor, Dinas DP3AKB, Dinas Sosial, dan juga satgas yang telah dibentuk ditiap-tiap sekolah.

Baca Juga :  Di Biak, 32 Jadi ODP dan 202 OTG

“Satgas ini akan dipimpin oleh wakasek tiap sekolah, dengan alasan jabatan wakasek lebih dinamis untuk melakukan pemantauan laporan yang masuk. Tentunya masih dibawah pengawasan dan wewenang langsung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Kamarudin belum lama ini.

Dikatakan ada enam tindakan kekerasan yang bisa dilaporkan dalam aplikasi, seperti kekerasan fisik, kekerasan psikis, perundungan, diskriminasi atau intoleransi, dan kekerasan seksual. “Kami sudah melakukan uji coba, dibeberapa SMP,” imbuh Kamarudin.

Disebut, dengan penamaan seperti Sagu Papeda, dimaksudkan agar lebih mudah diingat oleh masyarakat, disamping tetap mengedepankan nama-nama yang menjadi identitas masyarakat di Papua.

“Diharapkan adanya aplikasi ini justru dapat membuka titik terang perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan bagi anak-anak didik, yang tentunya kedepan akan lebih fokus untuk melakukan hal-hal positif, demi meraih cita-cita mulia,” imbuhnya. (il/ade).

Baca Juga :  Pengusulan Nama DPRK Biak Telah Diserahkan

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

BIAK– Satu Aplikasi Guna Pencegahan dan Pengawasan Kekerasan Pada Anak atau Aplikasi Sagu Papeda telah dilakukan uji proper kepada publik dimana terdapat 60 siswa gabungan SMP dan SMA.

Aplikasi tersebut kini dinyatakan siap untuk diluncurkan.  Aplikasi pemantau dan pelaporan kekerasan ini dapat diinstal oleh siapapun baik siswa, orang tua dan juga masyarakat umum jika mendapatkan bukti laporan ada dugaan tindak kekerasan terhadap anak usia sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Biak Numfor, Kamarudin, S.Pd mengatakan aplikasi ini siap untuk dikenalkan kepada public setelah melakukan uji proper dan kelayakan, pelayanan, hingga jejaring dan juga interface pada aplikasi.

Peluncuran secara resmi aplikasi ini dijadwalkan pada awal Agustus, bertepatan dengan pembukaan Festival Biak Pintar 2024. Aplikasi ini akan terhubung dengan sejumlah pihak yang terkait, seperti Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Biak Numfor, Dinas DP3AKB, Dinas Sosial, dan juga satgas yang telah dibentuk ditiap-tiap sekolah.

Baca Juga :  Pemkab Dorong Peningkatan Infrastruktur Dasar

“Satgas ini akan dipimpin oleh wakasek tiap sekolah, dengan alasan jabatan wakasek lebih dinamis untuk melakukan pemantauan laporan yang masuk. Tentunya masih dibawah pengawasan dan wewenang langsung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Kamarudin belum lama ini.

Dikatakan ada enam tindakan kekerasan yang bisa dilaporkan dalam aplikasi, seperti kekerasan fisik, kekerasan psikis, perundungan, diskriminasi atau intoleransi, dan kekerasan seksual. “Kami sudah melakukan uji coba, dibeberapa SMP,” imbuh Kamarudin.

Disebut, dengan penamaan seperti Sagu Papeda, dimaksudkan agar lebih mudah diingat oleh masyarakat, disamping tetap mengedepankan nama-nama yang menjadi identitas masyarakat di Papua.

“Diharapkan adanya aplikasi ini justru dapat membuka titik terang perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan bagi anak-anak didik, yang tentunya kedepan akan lebih fokus untuk melakukan hal-hal positif, demi meraih cita-cita mulia,” imbuhnya. (il/ade).

Baca Juga :  Cegah Covid-19, Tim Gabungan Lakukan Penyemprotan Tempat Umum

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya