Tuesday, April 29, 2025
23.7 C
Jayapura

Situs Sejarah Perang Dunia II Terancam Terlantar, Pemerintah Ingin Teken MOU

SARMI-Sejumlah situs sejarah peninggalan Perang Dunia II di Kabupaten Sarmi, Papua, harus dijaga dan dirawat dengan baik. Salah satunya adalah Situs Yamagata yang terletak di kawasan pusat kota Sarmi. Minimnya perhatian terhadap situs-situs ini menjadi sorotan serius Dinas Pariwisata Kabupaten Sarmi.

Kepala Dinas Pariwisata Sarmi, Fredik Sunuk menegaskan perlunya kerja sama resmi dengan pemerintah Jepang dalam bentuk Memorandum of Understanding (MOU) untuk pelestarian situs Yamagata. Menurutnya, situs tersebut tidak hanya menjadi bagian dari sejarah Jepang, tetapi juga bagian dari warisan budaya Sarmi yang harus dijaga bersama.

“Harusnya ada MOU yang jelas dengan Jepang. Artinya, mereka berkepentingan supaya situs itu tetap ada di situ. Tapi kita juga punya kepentingan. Oke, kami pelihara Yamagata di sini supaya kamu datang, tapi apa yang kamu kasih untuk kami orang di sini?” ujar Fredik Sunuk, Sabtu (26/4).

Baca Juga :  Pj. Bupati Nduga Lantik 141 Pejabat Eselon III dan IV

Ia menegaskan, perlu ada kejelasan terkait siapa yang bertanggung jawab atas pembiayaan pemeliharaan, berapa lama kerja sama itu berlangsung, serta apa saja kewajiban kedua belah pihak yang harus dimuat dalam MOU tersebut. Proses ini, katanya, harus ditangani langsung oleh pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Sarmi.

Selain itu, Dinas Pariwisata berencana melakukan inventarisasi ulang terhadap semua situs bersejarah yang ada di Kabupaten Sarmi, termasuk mengevaluasi apa saja yang sudah dan belum dikerjakan selama ini.

“Saya memang baru dua minggu bertugas di Dinas Pariwisata, tapi saya berkomitmen untuk mengumpulkan informasi dulu sebagai langkah awal,” ungkapnya.

SARMI-Sejumlah situs sejarah peninggalan Perang Dunia II di Kabupaten Sarmi, Papua, harus dijaga dan dirawat dengan baik. Salah satunya adalah Situs Yamagata yang terletak di kawasan pusat kota Sarmi. Minimnya perhatian terhadap situs-situs ini menjadi sorotan serius Dinas Pariwisata Kabupaten Sarmi.

Kepala Dinas Pariwisata Sarmi, Fredik Sunuk menegaskan perlunya kerja sama resmi dengan pemerintah Jepang dalam bentuk Memorandum of Understanding (MOU) untuk pelestarian situs Yamagata. Menurutnya, situs tersebut tidak hanya menjadi bagian dari sejarah Jepang, tetapi juga bagian dari warisan budaya Sarmi yang harus dijaga bersama.

“Harusnya ada MOU yang jelas dengan Jepang. Artinya, mereka berkepentingan supaya situs itu tetap ada di situ. Tapi kita juga punya kepentingan. Oke, kami pelihara Yamagata di sini supaya kamu datang, tapi apa yang kamu kasih untuk kami orang di sini?” ujar Fredik Sunuk, Sabtu (26/4).

Baca Juga :  Perwakilan Kemensos RI Sosialisasikan Rencana Pembangunan Sekolah Rakyat

Ia menegaskan, perlu ada kejelasan terkait siapa yang bertanggung jawab atas pembiayaan pemeliharaan, berapa lama kerja sama itu berlangsung, serta apa saja kewajiban kedua belah pihak yang harus dimuat dalam MOU tersebut. Proses ini, katanya, harus ditangani langsung oleh pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Sarmi.

Selain itu, Dinas Pariwisata berencana melakukan inventarisasi ulang terhadap semua situs bersejarah yang ada di Kabupaten Sarmi, termasuk mengevaluasi apa saja yang sudah dan belum dikerjakan selama ini.

“Saya memang baru dua minggu bertugas di Dinas Pariwisata, tapi saya berkomitmen untuk mengumpulkan informasi dulu sebagai langkah awal,” ungkapnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/