Saturday, August 2, 2025
26.7 C
Jayapura

Sempat Jadi Bek Tengah Juga, Kini Berharap Dilirik Timnas

Jhon rela meninggalkan panggung Liga 1 demi mengangkat kembali tim kebanggaan masyarakat Papua itu ke kasta tertinggi sepakbola Tanah Air. Yang menarik, sebelum menjelma menjadi kiper handal, Jhon ternyata seorang penyerang saat merintis karirnya. Bahkan, ia juga tak jarang bermain sebagai bek tengah dan bek sayap kiri.

“Dari kecil saya di SSB bermain sebagai stopper dan sering bek kiri dan striker,” ungkap Jhon melalui sambungan telepon selulernya, Selasa (29/7).

Jhon merupakan salah satu dari beberapa kisah di dunia sepak bola yang beralih posisi. Di tim nasional Indonesia, ada Maarten Paes yang mengubah posisinya dari penyerang menjadi kiper saat berusia 17 tahun.

Sama halnya dengan Jhon, sejak kecil ia tak pernah bermain sebagai kiper. Seperti anak-anak Papua pada umumnya, posisi kiper merupakan opsi paling terakhir dan tidak begitu diminati. Jhon berkisah, tahun 2019 menjadi awal mula dirinya mulai menekuni posisi penjaga gawang. Kemudian kian matang di tangan para staf pelatih sepak bola PON Papua kala itu yang melihat bakat lain dalam diri Jhon.

Baca Juga :  Disiapkan Untuk Menempa Atlet Berbakat, Namun Sarana Prasarana masih Terbatas

“Tahun 2017 saya sempat coba-coba jadi kiper, tapi belum tahu dasar-dasar. Tapi tahun 2019 waktu persiapan PON, dari situ saya diajari dasar-dasarnya oleh pelatih,” ujarnya. Kiper dengan postur 1,73 meter ini juga mengaku sangat bersyukur bisa memperkuat tim yang sama dengan sang idola, Boaz Solossa.

“Waktu kecil saya nonton bola pasti ingin jadi striker, sama seperti kaka legenda Boaz Solossa tapi tidak sampai malahan jadi kiper,” kata Jhon sambil tertawa kecil. “Puji syukur sekarang bisa satu tim sama kaka legenda sepak bola Indonesia itu bagian dari mimpi yang paling indah, intinya Tuhan Yesus terima kasih banyak untuk rancangan-Mu yang selalu terbaik buat saya,” ucapnya penuh rasa syukur.

Baca Juga :  Digelar di Dalam Hutan Sagu, Sendimen Banjir Bandang 2019 Masih Terlihat

Di Persipura, Jhon tak akan sendirian. Ia harus bekerja keras untuk mendapatkan posisi kiper inti. Ia akan bersaing dengan tiga kiper lainnya, yakni kiper senior Samuel Reimas, rekan setimnya di PON dan Persewar Adzib Hakim, serta kiper muda Yeremia Meraudje. Dari kisah Jhon Pigay kita belajar bahwa rezeki sudah tertakar dan tidak akan tertukar. (*).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Jhon rela meninggalkan panggung Liga 1 demi mengangkat kembali tim kebanggaan masyarakat Papua itu ke kasta tertinggi sepakbola Tanah Air. Yang menarik, sebelum menjelma menjadi kiper handal, Jhon ternyata seorang penyerang saat merintis karirnya. Bahkan, ia juga tak jarang bermain sebagai bek tengah dan bek sayap kiri.

“Dari kecil saya di SSB bermain sebagai stopper dan sering bek kiri dan striker,” ungkap Jhon melalui sambungan telepon selulernya, Selasa (29/7).

Jhon merupakan salah satu dari beberapa kisah di dunia sepak bola yang beralih posisi. Di tim nasional Indonesia, ada Maarten Paes yang mengubah posisinya dari penyerang menjadi kiper saat berusia 17 tahun.

Sama halnya dengan Jhon, sejak kecil ia tak pernah bermain sebagai kiper. Seperti anak-anak Papua pada umumnya, posisi kiper merupakan opsi paling terakhir dan tidak begitu diminati. Jhon berkisah, tahun 2019 menjadi awal mula dirinya mulai menekuni posisi penjaga gawang. Kemudian kian matang di tangan para staf pelatih sepak bola PON Papua kala itu yang melihat bakat lain dalam diri Jhon.

Baca Juga :  19 Orang Diamankan, 1 Tewas Tertembak 

“Tahun 2017 saya sempat coba-coba jadi kiper, tapi belum tahu dasar-dasar. Tapi tahun 2019 waktu persiapan PON, dari situ saya diajari dasar-dasarnya oleh pelatih,” ujarnya. Kiper dengan postur 1,73 meter ini juga mengaku sangat bersyukur bisa memperkuat tim yang sama dengan sang idola, Boaz Solossa.

“Waktu kecil saya nonton bola pasti ingin jadi striker, sama seperti kaka legenda Boaz Solossa tapi tidak sampai malahan jadi kiper,” kata Jhon sambil tertawa kecil. “Puji syukur sekarang bisa satu tim sama kaka legenda sepak bola Indonesia itu bagian dari mimpi yang paling indah, intinya Tuhan Yesus terima kasih banyak untuk rancangan-Mu yang selalu terbaik buat saya,” ucapnya penuh rasa syukur.

Baca Juga :  Banyak Warga Belum Paham Hukum, Tidak Semua Persoalan Harus ke Pengadilan

Di Persipura, Jhon tak akan sendirian. Ia harus bekerja keras untuk mendapatkan posisi kiper inti. Ia akan bersaing dengan tiga kiper lainnya, yakni kiper senior Samuel Reimas, rekan setimnya di PON dan Persewar Adzib Hakim, serta kiper muda Yeremia Meraudje. Dari kisah Jhon Pigay kita belajar bahwa rezeki sudah tertakar dan tidak akan tertukar. (*).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya