Jhon pertama kali mencuri perhatian publik ketika berhasil mengalungkan medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tahun 2021. Kiprah gemilangnya diajang multi iven empat tahunan itu menjadi gerbang baginya untuk menapaki jenjang profesional.
Usai PON, bakatnya tercium oleh Persewar Waropen yang berlaga di Liga 2 musim 2022/2023. Semusim berselang, tepatnya di Liga 2 2023/2024, giliran tim kebanggaan masyarakat Papua, Persipura Jayapura, yang meminang pemain kelahiran 27 Juni 1999 ini.
Di bawah mistar gawang Mutiara Hitam, Jhon tampil impresif, memantapkan namanya sebagai salah satu kiper Papua menjanjikan. Sekaligus membayar dahaga seorang kiper asli Papua yang cukup lama hilang.
Penampilannya yang memukau tak luput dari perhatian klub kasta tertinggi. PSBS Biak, tim yang baru saja promosi ke Liga 1 musim 2024/2025, tak ragu memboyong kiper berusia 26 tahun itu.
Di PSBS, Jhon menunjukkan magisnya dan langsung menjadi pilihan utama pasukan Badai Pasifik, menggeser posisi Mario Londok yang sebelumnya menjadi kiper utama. Bersama PSBS, kiper kelahiran Kota Wamena, Papua Pegunungan ini membukukan 30 penampilan dengan delapan clean sheet, terbilang sukses menjalani debutnya di kompetisi kasta tertinggi.
Ketenangan, penempatan posisi yang tepat, serta reading the game yang bagus membuatnya selalu menjadi pilihan utama pelatih kiper, Joice Sorongan. Namun, kisah Jhon bersama PSBS hanya berlangsung semusim. Ia membuat keputusan mengejutkan dengan kembali berseragam Persipura untuk Liga 2 atau Championship 2025/2026.
Keputusan ini bukan sekadar “pulang kampung”, melainkan wujud dari mimpi masa kecilnya untuk berjuang bersama sang idola sekaligus maestro sepak bola Indonesia, Boaz Solossa.