Menyambangi Lokasi Penambangan Emas di Buper, Waena (Bagian 1)
Tak hanya wilayah Meepago, Papua Tengah yang memilik kandungan mineral dengan nilai ekonomi. Di Kota Jayapura ternyata juga memiliki itu meski tidak sebesar tambang lain. Menariknya lokasi yang belum berstatus Wilayah Pertambangan Rakyat ini kerap digunakan mahasiswa untuk penelitian. Cenderawasih Pos sempat mendatangi langsung lokasinya.
Laporan: Abdel Gamel Naser _Jayapura
Papua kaya dengan potensi sumber daya alam. Ini tak bisa ditampik. Potensi yang sepatutnya bisa mensejahterakan rakyatnya,bukan justru dikeruk semata-mata untuk kepentingan negara dan mengabaikan hak pemilik negeri. Seringnya itu, berdalih untuk kepentingan negara dan bertindak tidak adil sehingga menimbulkan potensi konflik. Situasi ini tak jarang membuat masyarakat melakukan protes karena merasa sebagai pemilik ulayat namun tak mendapatkan hak-hak yang sesuai.
Kondisi tersebut sering terjadi dan mirisnya konflik itu tak bediri sendiri. Terkadang konflik tambang beririsan dengan konflik agrarian dan mendapat “sponsor” oleh pemodal yang melibatkan aparat kemudian akhirnya berjibaku dengan rakyat. Namun sedikit berbeda dengan lokasi pertambangan di Buper, Waena, Kota Jayapura.
Disini tak ada yang namanya konflik mengingat yang kelola langsung pemilik lahan sendiri. Permasalahannya adalah lokasi yang dikelola sejak krisis moneter ini belum mengantongi perijinan. “Sejak 1998 sudah beroperasi tapi ketika itu masih sangat tradisional. Masih coba-coba,” kata Adolof Ohee, salah satu pemilik lokasi tambang sat ditemui Cenderawasih Pos belum lama ini di Kotaraja.
Beberapa hari sebelumnya Cenderawasih Pos menyambangi lokasi penambangan tersebut dan melihat langsung bentuk eksploitasi yang dilakukan para pekerja disana.
Menyambangi Lokasi Penambangan Emas di Buper, Waena (Bagian 1)
Tak hanya wilayah Meepago, Papua Tengah yang memilik kandungan mineral dengan nilai ekonomi. Di Kota Jayapura ternyata juga memiliki itu meski tidak sebesar tambang lain. Menariknya lokasi yang belum berstatus Wilayah Pertambangan Rakyat ini kerap digunakan mahasiswa untuk penelitian. Cenderawasih Pos sempat mendatangi langsung lokasinya.
Laporan: Abdel Gamel Naser _Jayapura
Papua kaya dengan potensi sumber daya alam. Ini tak bisa ditampik. Potensi yang sepatutnya bisa mensejahterakan rakyatnya,bukan justru dikeruk semata-mata untuk kepentingan negara dan mengabaikan hak pemilik negeri. Seringnya itu, berdalih untuk kepentingan negara dan bertindak tidak adil sehingga menimbulkan potensi konflik. Situasi ini tak jarang membuat masyarakat melakukan protes karena merasa sebagai pemilik ulayat namun tak mendapatkan hak-hak yang sesuai.
Kondisi tersebut sering terjadi dan mirisnya konflik itu tak bediri sendiri. Terkadang konflik tambang beririsan dengan konflik agrarian dan mendapat “sponsor” oleh pemodal yang melibatkan aparat kemudian akhirnya berjibaku dengan rakyat. Namun sedikit berbeda dengan lokasi pertambangan di Buper, Waena, Kota Jayapura.
Disini tak ada yang namanya konflik mengingat yang kelola langsung pemilik lahan sendiri. Permasalahannya adalah lokasi yang dikelola sejak krisis moneter ini belum mengantongi perijinan. “Sejak 1998 sudah beroperasi tapi ketika itu masih sangat tradisional. Masih coba-coba,” kata Adolof Ohee, salah satu pemilik lokasi tambang sat ditemui Cenderawasih Pos belum lama ini di Kotaraja.
Beberapa hari sebelumnya Cenderawasih Pos menyambangi lokasi penambangan tersebut dan melihat langsung bentuk eksploitasi yang dilakukan para pekerja disana.