Tak sedikit pula yang menghiasinya dengan lampu, spanduk ucapan selamat, maupun gambar palungan tempat Yesus dilahirkan. Bahkan, dari pondok natal acap kali lagu-lagu natal dikumandangkan melalui speaker yang dipasang. Dengan begitu suasana Natal semakin terasa, ketika mendengar berbagai lantunan lagu-lagu bernuansa Natal dibalik speaker tersimpan rapi di dalam tenda.
Pada puncak perayaan natal, yakni pada Ibadah Malam Kudus dan Ibadah Natal pagi, ribuan umat kristiani membanjiri berbagai gereja yang ada di Kota Jayapura. Di tengah kekhusukan umat beribadah, terlihat pemuda/remaja masjid, komunitas radio amatir, pramuka hingga Himpunan Mahasiswa Islam membantu aparat kepolisian menjaga keamanan dan membantu mengatur lalu lintas.
Selain itu wajah toleransi antar umat beragama di kota Jayapura pun, bukan hanya sebatas pada pengamanan jalannya ibadah mulai Natal hari pertama. Namun tradisi warga muslim yang melakukan kunjungan ke rumah-rumah sanak saudara dan kerabat dengan mudah terlihat di mana-mana
Toleransi antar umat beragama di kota Jayapura, juga disampaikan langsung oleh Rison Zul Akbar Ketua HMI Cabang Jayapura Kepada Cenderawasih Pos, Kamis (25/12). Menurutnya, pengamanan dilakukan mulai dari ibadah malam Kudus hingga puncak Natal pada, Kamis (25/12), di 13 Gereja yang tersebar di Kota Jayapura.
“Kita (HMI) terlibat dalam menjaga keamanan sebagai wujud toleransi antar umat beragama. Saya muslim tapi dengan senang hati ikut pengamanan ibadah natal. Semoga Papua terkhusus Kota Jayapura yang kita cintai selalu aman, damai dan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama,” ucap Akbar.
Selain menjaga keamanan selama ibadah berlangsung, HMI Cabang Kota Jayapura juga ikut terlibat dalam pengaturan lalu lintas agar tetap lancar. Ia berharap melalui kegiatan tersebut keterlibatan HMI dalam menjaga toleransi antar umat beragama terus terjalin dan menjadi tonggak toleransi beragama di di Kota Jayapura.
Kata dia, ada sekitar 15 anggota HMI yang dikerahkan untuk membantu polisi mengatur arus lalu lintas dan juga mengamankan Misa maupun ibadah perayaan Malam Natal di sejumlah gereja.
Dalam membantu pengamanan ini, Akbar mengaku, pihaknya tidak diberikan imbalan oleh siapa pun. Bantuan tenaga ini didasari niat tulus membantu umat nasrani agar dapat melakukan ibadah dengan baik.
“Ini juga bukti kami untuk mencerminkan kerukunan umat umat beragama di Papua dan tetap menjalin komunikasi dengan semua umat ciptaan Tuhan,” ucapnya.
Menurut Akbar, setiap tahun keikutsertaan anggota HMI dalam pengamanan Natal terus bertambah. Biasanya anggota HMI harus bersiaga di lokasi pengamanan mulai pukul 15.00 WIT dan berakhir pada pukul 24.00 WIT saat perayaan Misa Malam Natal. Sementara pagi hari saat perayaan Natal, biasanya mereka stand by di lokasi pada pukul 06.00 WIT hingga pukul 12.00 WIT.