Nurlaili Kusumah dan Proliga 2024: Antara Performa yang Melesat dan Tangisan di Final
Tempaan pendidikan militer membuat fisik Nurlaili Kusumah prima dan berujung pada melejitnya penampilan. Pelatih yang memahami kebutuhan tiap pemain juga berperan penting.
RIZKY AHMAD FAUZI, Jakarta
MARINA Markova lama memeluknya, begitu pula Putri Andya Agustina. Yolla Yuliana berusaha keras menghibur. Demikian juga kawan-kawan setimnya di Jakarta Electric PLN.
Tapi, tangis Nurlaili Kusumah tak kunjung reda. Pevoli berposisi outside hitter itu begitu terpukul karena gebukannya gagal mematikan Jakarta BIN dan malah berujung serangan balik yang menjadi penentu kemenangan lawan 17-15 di set kelima final sektor putri Proliga 2024 di Jakarta Arena Sabtu (20/7) lalu.
Setelah sebelumnya Jakarta Electric PLN unggul lebih dulu 14-11, seusai menyamakan keadaan 2-2 di set ketiga dan keempat. Wajar kalau Nurlaili demikian remuk hatinya.
Kalau saja juara, itu akan menyempurnakan raihan individunya. Sebab, pemain 20 tahun berpangkat sersan dua tersebut gemilang sepanjang Proliga 2024, termasuk mencetak 15 poin di partai puncak.
Tinggi badannya yang hanya 169 cm dia imbangi dengan lompatan tinggi. Sisi menonjol lainnya ada pada power pukulannya.
”Pertama kami nggak mau kalah 3-0 banget di final dan berusaha ngejar untuk juara. Siapa sih yang mau kalah, tapi memang belum rezekinya,’’ ungkap Nurlaili setelah tangisnya mereda.
Kedua, ini menjadi pembuktian bagi pemain yang memulai karier di klub Wahana Bandung itu. ”Aku lebih pengin nunjukin saja karena setelah tampil di 2022 itu kurang baik performanya. Jadi, alhamdulillah tahun ini sudah balik lagi,’’ tuturnya.
Edisi tahun lalu Nurlaili tak tampil. Sedangkan, di edisi 2022, performanya bersama PLN masih jauh di bawah harapan. Bahkan, PLN ketika itu menjadi satu-satunya tim putri yang tidak lolos final four. Ketika itu, sektor putri hanya diikuti lima tim. Sedangkan musim ini bertambah menjadi tujuh tim.