Thursday, November 21, 2024
26.7 C
Jayapura

Pemasangan Alat RAS, Kualitas Air Untuk Kolam Budidaya Tetap Terjaga

  Menurutnya, RAS ini dapat digunakan untuk semua ukuran kolam, baik kecil maupun besar. Tentu dalam pengelolahannya wadah penjernihan air harus disesuaikan  dengan kapasitas kolam. “Jadi kalau kolamnya besar, maka wadah juga harus disiapkan yang besar,” tuturnya.

Dengan pemanfaatan teknologi ini, diharapkan dapat memperbaiki kualitas air kolam ikan dan meningkatkan persentase produksi bagi para petani budidaya ikan nila.

  “Semoga masyarkaat setempat bisa mengedukasi pembudidaya yang lain sehingga budi daya ikan dikoya ini semakin meningkat,” harapnya.

   Sementara itu, Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Fakultas MIPA Universitas Cenderawasih, yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, juga memperkenalkan inovasi Penerapan Kolam Karantina berbasis Teknologi Ramah Lingkungan untuk Pembudidaya Ikan Mas.

Baca Juga :  FH Uncen Akan Buka S3 Hukum dan S2 Kenotariatan

  Budidaya ikan mas secara intensif juga memiliki dampak negative. Salah satunya adalah ikan rentan terserang  penyakit. Kualitas air yang menurun dapat memperburuk kondisi ini, menyebabkan peningkatan resiko serangan penyakit.

  Kondisi air yang keruh dapat mempercepat penyebaran penyakit dan menurunkan kualitas ikan sehingga memerlukan penanganan dengan teknologi yang tepat. Permasalahan ini membuat tim kerja pengabdian membuat sebuah layanan teknologi RAS.

  Secara umum sistem kerja dari teknologi yang ditawarkan ini hampir mirip dengan budi daya ikan nila, hanya saja untuk ikan mas sendiri tidak menggunakan tenaga listrik, tapi panel surya.

  Dr. Ervina Indrayani, selaku Ketua Tim  menjelaskan bahwa kegiatan yang didukung oleh Hibah PKM dari Kemendikbudristek ini tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga layanan pemasangan Recirculating Aquaculture System (RAS) dan Panel Surya sebagai teknologi pengganti listrik.

Baca Juga :  Terkendala Hak Ulayat, PPI Hamadi Belum Optimal

  Di lihat dari perspektif ekonomi, teknologi ini memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas budidaya ikan mas dengan mengurangi resiko kerugian akibat penyakit dan biaya produksi.

  Sementara itu, dari segi lingkungan, penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dalam sistem RAS dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap kualitas air dan meningkatkan efisiensi penggunaan air.

   “Saat ini teknologi yang kami tawarkan sudah digunakan oleh masyarakat setempat, semoga dengan teknologi ini memudahkan masyarkat dalam membudidayakan ikan mas,” pungkasnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

  Menurutnya, RAS ini dapat digunakan untuk semua ukuran kolam, baik kecil maupun besar. Tentu dalam pengelolahannya wadah penjernihan air harus disesuaikan  dengan kapasitas kolam. “Jadi kalau kolamnya besar, maka wadah juga harus disiapkan yang besar,” tuturnya.

Dengan pemanfaatan teknologi ini, diharapkan dapat memperbaiki kualitas air kolam ikan dan meningkatkan persentase produksi bagi para petani budidaya ikan nila.

  “Semoga masyarkaat setempat bisa mengedukasi pembudidaya yang lain sehingga budi daya ikan dikoya ini semakin meningkat,” harapnya.

   Sementara itu, Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Fakultas MIPA Universitas Cenderawasih, yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, juga memperkenalkan inovasi Penerapan Kolam Karantina berbasis Teknologi Ramah Lingkungan untuk Pembudidaya Ikan Mas.

Baca Juga :  Sumur Gas di Kampung Holtekamp Mengandung Metana

  Budidaya ikan mas secara intensif juga memiliki dampak negative. Salah satunya adalah ikan rentan terserang  penyakit. Kualitas air yang menurun dapat memperburuk kondisi ini, menyebabkan peningkatan resiko serangan penyakit.

  Kondisi air yang keruh dapat mempercepat penyebaran penyakit dan menurunkan kualitas ikan sehingga memerlukan penanganan dengan teknologi yang tepat. Permasalahan ini membuat tim kerja pengabdian membuat sebuah layanan teknologi RAS.

  Secara umum sistem kerja dari teknologi yang ditawarkan ini hampir mirip dengan budi daya ikan nila, hanya saja untuk ikan mas sendiri tidak menggunakan tenaga listrik, tapi panel surya.

  Dr. Ervina Indrayani, selaku Ketua Tim  menjelaskan bahwa kegiatan yang didukung oleh Hibah PKM dari Kemendikbudristek ini tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga layanan pemasangan Recirculating Aquaculture System (RAS) dan Panel Surya sebagai teknologi pengganti listrik.

Baca Juga :  Mulai Siapkan Sistem Pengelolaan Keuangan yang Efisien dan Transparan

  Di lihat dari perspektif ekonomi, teknologi ini memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas budidaya ikan mas dengan mengurangi resiko kerugian akibat penyakit dan biaya produksi.

  Sementara itu, dari segi lingkungan, penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dalam sistem RAS dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap kualitas air dan meningkatkan efisiensi penggunaan air.

   “Saat ini teknologi yang kami tawarkan sudah digunakan oleh masyarakat setempat, semoga dengan teknologi ini memudahkan masyarkat dalam membudidayakan ikan mas,” pungkasnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya