“Ketika semuanya sudah selesai, kemudian dilakukan pendistribusian sekira pukul 08:00 WIT ke sekolah-sekolah,” terangnya.
Pendistribusian makanan bergizi gratis (MBG) ke penerima manfaat menggunakan dua mobil khusus, masing-masing mobil membawa 600 hingga 700 ompreng yang sudah berisi makanan.
“Selama saya berada di sini, semuanya aman. Belum ada keluhan dari masyarakat,” ujarnya.
SPPG Boluta melayani 18 sekolah dengan jumlah 3.415 pelajar yang berada di Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura. Mulai dari TK hingga tingkat SMA, dengan menu makanan yang berbeda setiap harinya.
“Menunya setiap hari berbeda. Misalkan Senin, menunya nasi, ayam teriyaki, tahu goreng, capcay dan pisang. Selasa, ada nasi, telur ceplok, tempe goreng, labu siam jagung dan semangka, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu menunya beda lagi,” kata Oktavianus, saat ditemui Cenderawasih Pos, di Dapur SPPG.
Untuk menu makanan, dibicarakan dengan ahli gizi, dan chef. Senin hingga Jumat kategori makanan berat, sedangkan Sabtu menunya makanan kering.
Namun, dengan menu yang diberikan tersebut, Oktavianus mengaku tidak sesuai dengan anggaran sebesar Rp8 ribu. Menurutnya, ini memberatkan bagi mereka. Pihaknya pun akan mengajukan penambahan biaya ke pusat.
“Kami akan ajukan penambahan biaya ke pusat. Tidak bisa menyamakan wilayah barat dengan Indonesia timur, bahan baku di sini lebih mahal,” ungkapnya.
Jumlah yang bekerja di SPPG Boluta sebanyak 50 orang. Ada Kepala SPPG, ahli gizi, akuntan, asisten lapangan, bagian koki, pencucian ompreng, security, cleaning service dan bagian pemorsian.