Site icon Cenderawasih Pos

Ambil Air Langsung dari Mata Air, Rutin Diperiksa Oleh Petugas

Air Minum Isi Ulang Diduga Terkontaminasi BAkteri e.Coli, Apa kata Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang?

Dinas Kesehatan Kota Jayapura telah mewanti-wanti kepada masyarakat untuk lebih selektif dalam mengkonsumsi air isi ulang, pasalnya dari 415 depot air minum isi ulang 239 memenuhi syarat, 28 depot tidak memenubi syarat, dan 148 usaha belum diperiksa. Apa kata para pengusaha depot air minum isi ulang?

Jimi Karlodi-Jayapura

Depot Air Minum isi ulang (DAMIU) adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen.

Tidak sekedar menjual, usaha DAMIU wajib memenuhi persyaratan usaha sebagai berikut: Pertama, DAMIU wajib memiliki Tanda Daftar Industri (TDI) dan Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP).

Kedua, DAMIU wajib memiliki Surat Jaminan Pasok Air Baku dari PDAM atau perusahaan yang memiliki Izin Pengambilan Air dari Instansi yang berwenang. Ketiga, DAMIU wajib memiliki laporan hasil uji air minum yang dihasilkan dari laboratorium pemeriksaan kualitas air yang ditunjuk pemerintah kabupaten/kota atau yang terakreditasi.

Di Kota Jayapura bisnis DAMIU semakin berkembang pesat, Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota tersebut. Tingginya aktivitas dan kebutuhan akan efisiensi menjadi faktor pendorong diperlukannya air minum yang praktis.

Disamping itu sering kali ditemukan, beberapa DAMIU yang tempatnya kotor. Tetapi tidak kalah banyak juga depot air yang tempatnya bersih dan rapih.

Saat di sambangi Cenderawasih Pos, Pemilik depot isi ulang itu mengaku bahwa air miliknya itu bersumber dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Jayapura.

“Iya kita punya ambilnya dari PDAM langsung, tidak dari tempat lain,” ujar sang pemilik yang enggan dikorankan namanya.

Di tempat yang sama pemilik DAMIU itu mengatakan bahwa Ia menjualkan air isi ulang itu dengan dua jenis, diantaranya Air biasa dan Air Oxy.

Kedua jenis air itu memiliki perbedaan yang sedikit mencolok, yakni Air oxy dengan mengunakan Penyaringan atau filter biasanya paling banyak untuk bisa menghasilkan air dengan kualitas Oxy. Sementara itu untuk air biasa hanya mengunakan setengah dari penyaringan air minum Oxy.

Dijelaskan, air Oxy mempunyai kadar oksigen yang cukup tinggi dan bagus untuk kesehatan. Tak hanya itu manfaat air oksigen untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau menjaga fungsi organ masih belum dapat dibuktikan.

Meski demikian, kata dia tak ada salahnya jika ingin mengonsumsi air oksigen, dalam kehidupan sehari-hari. Karena pada dasarnya, air oksigen merupakan air putih biasa, hanya saja diberi tambahan kandungan oksigen.

Di tempat yang berbeda Nijwar (26), juga salah seorang karyawan di salah satu DAMIU di Dok 9 Jayapura Utara juga menyampaikan bahwa Depot air minum yang Ia kerja itu punya kualitas yang cukup baik dan aman untuk dikonsumsi karena semuanya sudah terverifikasi oleh balai BBPOM dan dinas kesehatan.

Nijwar mengaku Air yang ia jual itu bukan dari PDAM tetapi berasal dari Ajen, Gurabesi,  Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua. Ia mengaku bahwa satu Minggu yang lalu usaha tempatnya itu di cek oleh Tim BBPOM Papua.

“Kemarin ada pemeriksaan, sekitar satu Minggu yang lalu kalau tidak salah, orang dari Balai POM yang periksa sendiri,” kata Nijwar kepada Cenderawasih Pos, Selasa (23/7).

Sementara itu kata Nijwar, perbedaan Air Oxy dan Air biasa adalah hanya di penyaringan saja. Ia mengatakan bahwa air Oxy penyaringannya lebih banyak ketimbang air biasa. Penyaringan Oxy dua kali lipat dari penyaringan air biasa tetapi sumbernya hanya satu.

“Air Oxy itu dilihat dari, jumlah saringannya, kalau yang Oxy jumlah saringannya sembilan (9) sementara yang biasa 12 saringan. Prosesnya itu menjadi air Oxy, air yang biasa setelah melewati 12 saringan kemudian melewati lagi sembilan saringan, sementara yang air biasa hanya melewati 12 saringan saja,”jelasnya.

Dia menambahkan, air di penampungan akan di buang ketika selama satu Minggu tidak laku atau masi ada akan menganti dengan air baru. Akan tetapi selama ini kata Nijwar di tempat tersebut ramai dan cepat habis sehingga tidak sampai hitungan Minggu paling maksimal lima atau tiga hari.

Dia menambahkan bahwa, selama ini pihaknya lebih mengutamakan kebersihan. Buktinya telah beberapakali BPOM ke tempatnya itu untuk melakukan pengecekan dan mengambil sampel, tetapi nyatanya tidak membuktikan.(*/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version