Wednesday, November 26, 2025
25.9 C
Jayapura

Mirip Jejeran Lapangan Bola di Atas Air, Terbesar Ketiga di Dunia

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN telah merencanakan pembangunan PLTS sejak 2021. Dia menjelaskan bahwa PLTS Terapung Cirata merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memasok energi bersih untuk sistem kelistrikan wilayah Jawa Bali. “PLTS Terapung Cirata menjadi etalase kerja sama global mewujudkan penurunan emisi dalam percepatan transisi energi menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060,” ujar Darmawan dalam website PLN.

Menurutnya, dengan kapasitas yang masif, PLTS Terapung Cirata tentunya akan membantu masyarakat mendapatkan pasokan listrik yang lebih hijau. Selain itu, proyek ini juga akan memberikan kontribusi penambahan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebagai wujud komitmen dan kepedulian negara terhadap lingkungan serta keberlanjutan.

Baca Juga :  Pelaku Teror Kantor Jubi Diduga Aparat TNI

Cecep Sofhan Munawar, Manager Pemeliharaan PLN Nusantara Power UP Cirata, menjelaskan peran vital PLTA Cirata. Mulai dari pengendali frekuensi sistem 500 kV, penyangga beban puncak, fasilitas black start, hingga kemampuan ramping mencapai 120 MW/menit. “PLTA Cirata adalah salah satu pembangkit terbesar yang kami kelola. Saat ini jumlah tenaga kerja mencapai 138 orang, dan sebagian besar merupakan masyarakat lokal,” jelas Cecep.

PLTA Cirata juga memiliki program CSR berkelanjutan, mulai dari penyediaan sarana air bersih, pembinaan sekolah sepak bola, hingga sosialisasi kesehatan kepada masyarakat sekitar waduk. Setelah meninjau PLTA, rombongan diarahkan ke PLTS Terapung Cirata, fasilitas energi surya terapung terbesar ketiga di dunia dan terbesar di Asia Tenggara.

Baca Juga :  Mulai Ubah Pola, Ada yang Sampai Alami Gangguan Jiwa

Dengan sekitar 340.000 panel surya yang mengapung di atas permukaan waduk, PLTS ini memanfaatkan luas area 0,9 hektare dengan kapasitas terpasang 1.040 kWp. PLTS ini mampu memproduksi listrik antara 3.000–5.000 kWh per hari atau sekitar 1.259 MWh per tahun. Selain itu, PLTS ini berkontribusi mengurangi emisi CO₂ hingga 1.388 ton per tahun.

Respati Adi Katmoyo, Outreach dan Stakeholder Manager PT Pembangkit Jawa Bali Masda Solar Energi, menjelaskan bahwa PLTS Terapung Cirata beroperasi sejak 2015 dan memiliki total 49 inverter, serta menjadi model percontohan pengembangan energi bersih di berbagai daerah Indonesia. “Harapannya, model PLTS seperti ini nanti bisa direplikasi di Papua,” kata Respati.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN telah merencanakan pembangunan PLTS sejak 2021. Dia menjelaskan bahwa PLTS Terapung Cirata merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memasok energi bersih untuk sistem kelistrikan wilayah Jawa Bali. “PLTS Terapung Cirata menjadi etalase kerja sama global mewujudkan penurunan emisi dalam percepatan transisi energi menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060,” ujar Darmawan dalam website PLN.

Menurutnya, dengan kapasitas yang masif, PLTS Terapung Cirata tentunya akan membantu masyarakat mendapatkan pasokan listrik yang lebih hijau. Selain itu, proyek ini juga akan memberikan kontribusi penambahan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebagai wujud komitmen dan kepedulian negara terhadap lingkungan serta keberlanjutan.

Baca Juga :  Nyetir Sendiri Tanpa Ajudan, Akui Warga Sangat Antusias Sambut HUT RI

Cecep Sofhan Munawar, Manager Pemeliharaan PLN Nusantara Power UP Cirata, menjelaskan peran vital PLTA Cirata. Mulai dari pengendali frekuensi sistem 500 kV, penyangga beban puncak, fasilitas black start, hingga kemampuan ramping mencapai 120 MW/menit. “PLTA Cirata adalah salah satu pembangkit terbesar yang kami kelola. Saat ini jumlah tenaga kerja mencapai 138 orang, dan sebagian besar merupakan masyarakat lokal,” jelas Cecep.

PLTA Cirata juga memiliki program CSR berkelanjutan, mulai dari penyediaan sarana air bersih, pembinaan sekolah sepak bola, hingga sosialisasi kesehatan kepada masyarakat sekitar waduk. Setelah meninjau PLTA, rombongan diarahkan ke PLTS Terapung Cirata, fasilitas energi surya terapung terbesar ketiga di dunia dan terbesar di Asia Tenggara.

Baca Juga :  Pelaku Teror Kantor Jubi Diduga Aparat TNI

Dengan sekitar 340.000 panel surya yang mengapung di atas permukaan waduk, PLTS ini memanfaatkan luas area 0,9 hektare dengan kapasitas terpasang 1.040 kWp. PLTS ini mampu memproduksi listrik antara 3.000–5.000 kWh per hari atau sekitar 1.259 MWh per tahun. Selain itu, PLTS ini berkontribusi mengurangi emisi CO₂ hingga 1.388 ton per tahun.

Respati Adi Katmoyo, Outreach dan Stakeholder Manager PT Pembangkit Jawa Bali Masda Solar Energi, menjelaskan bahwa PLTS Terapung Cirata beroperasi sejak 2015 dan memiliki total 49 inverter, serta menjadi model percontohan pengembangan energi bersih di berbagai daerah Indonesia. “Harapannya, model PLTS seperti ini nanti bisa direplikasi di Papua,” kata Respati.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya