Selain itu perpustakaan juga mulai menghadirkan ruang diskusi terbuka, pameran buku, bahkan layanan podcast literasi. Upaya pemerintah pun mulai tampak, meskipun belum maksimal.
Perhatian terhadap infrastruktur perpustakaan juga mulai diperlihatkan. Sebagai contoh, Perpustakaan Daerah Provinsi Papua yang berada di kantor Otonom Kotaraja itu kini terus didatangi oleh masyarakat terutama mahasiswa dan pelajar.
Kantor yang sebelumnya berada di Jalan Raya Abepura tersebut tercatat sebagai perpustakaan terbesar di Papua dan memiliki koleksi buku cukup lengkap. Keberadaanya pun menjadi simbol bahwa perpustakaan tetap memiliki posisi strategis dalam pembangunan sumber daya manusia Papua.
Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi Papua Achmad Djalali, kepada Cenderawasih Pos Selasa (23/9) mengaku tingkat kunjungan masyarakat terutama pelajar hingga mahasiswa di Perpustakaan daerah Papua terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Akan tetapi dirinya tidak menjelaskan secara detail terkait dengan jumlah kunjungan setiap harinya di perpustakaan tersebut. Tetapi yang pasti menurutnya cukup banyak, terutama dari kalangan mahasiswa dan pelajar.
“Tingkat kunjungan masyarakat cukup banyak, walaupun awal pemindahan kemarin ke kantor Otonom sempat mengalami penurunan, tetapi sekarang sudah mulai meningkat setelah masyarakat tahu,” kata Djalali dengan percaya diri kepada Cenderawasih Pos.
Untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung dan lainnya, Dinas Arsip dan Perpustakaan daerah Papua terus gencar membuka tempat layanan perpustakaan bagi masyarakat umum untuk mendapatkan informasi. Yang terbaru di lantai l gedung Majelis rakyat Papua (MRP), namun pusatnya tetap di kantor Otonom.