Wednesday, December 24, 2025
27.5 C
Jayapura

Tak Boleh Menolak Pasien, Apalagi Sampai Menelantarkan

Upaya Managemen RS Ramela Dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat

Kasus Irene Sokoy, pasien ibu hamil yang meninggal akibat tidak mendapatkan penanganan yang baik saat hendak melahirkan, menjadi pembelajaran saat berarti bagi tenaga medis dan rumah sakit di Jayapura dan Papua umumnya. Belajar dari pengalaman ini, RS Ramela pun juga terus berbenah untuk memberikan pelayanan yang baik.

Laporan : Mustakim Ali

Di balik hiruk-pikuk lorong rumah sakit, pelayanan kesehatan sejatinya bukan hanya soal prosedur medis, tetapi juga tentang kehadiran, kepedulian, dan tanggung jawab petugas medis terhadap nyawa manusia. Kesadaran inilah yang kini diperkuat oleh manajemen Rumah Sakit Ramela, pasca peristiwa yang menimpa pasien Irene Sokoy, yang menjadi titik refleksi bersama untuk berbenah.

Baca Juga :  Di Tengah Cuaca Panas Ekstrem, Jangan Bakar Sampah Sembayangan!

Tidak menunggu lama, manajemen RS Ramela langsung melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pelayanan, terutama menyangkut kedisiplinan tenaga kesehatan (nakes). Langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab moral sekaligus komitmen institusi untuk memastikan setiap pasien mendapatkan pelayanan yang layak dan manusiawi.

Direktur RS Ramela, Frederik Hisage, menyampaikan bahwa pihaknya telah menggelar pertemuan internal lintas sektor. Evaluasi dilakukan dari tingkat manajemen hingga petugas lapangan, dengan tujuan memperkuat seluruh rantai pelayanan.

“Salah satu perhatian utama kami adalah pengawasan ketat terhadap jadwal dan jam kerja tenaga kesehatan. Setiap jam pelayanan harus benar-benar terisi. Tidak boleh ada ruang layanan yang kosong,” tegas Frederik saat dikonfirmasi Cepos di kantor wali kota, Senin (23/12).

Baca Juga :  Pecat Oknum yang Terbukti Pungli di Sekolah!

Upaya Managemen RS Ramela Dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat

Kasus Irene Sokoy, pasien ibu hamil yang meninggal akibat tidak mendapatkan penanganan yang baik saat hendak melahirkan, menjadi pembelajaran saat berarti bagi tenaga medis dan rumah sakit di Jayapura dan Papua umumnya. Belajar dari pengalaman ini, RS Ramela pun juga terus berbenah untuk memberikan pelayanan yang baik.

Laporan : Mustakim Ali

Di balik hiruk-pikuk lorong rumah sakit, pelayanan kesehatan sejatinya bukan hanya soal prosedur medis, tetapi juga tentang kehadiran, kepedulian, dan tanggung jawab petugas medis terhadap nyawa manusia. Kesadaran inilah yang kini diperkuat oleh manajemen Rumah Sakit Ramela, pasca peristiwa yang menimpa pasien Irene Sokoy, yang menjadi titik refleksi bersama untuk berbenah.

Baca Juga :  Empat Tersangka Narkotika Diserahkan ke Kejari

Tidak menunggu lama, manajemen RS Ramela langsung melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pelayanan, terutama menyangkut kedisiplinan tenaga kesehatan (nakes). Langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab moral sekaligus komitmen institusi untuk memastikan setiap pasien mendapatkan pelayanan yang layak dan manusiawi.

Direktur RS Ramela, Frederik Hisage, menyampaikan bahwa pihaknya telah menggelar pertemuan internal lintas sektor. Evaluasi dilakukan dari tingkat manajemen hingga petugas lapangan, dengan tujuan memperkuat seluruh rantai pelayanan.

“Salah satu perhatian utama kami adalah pengawasan ketat terhadap jadwal dan jam kerja tenaga kesehatan. Setiap jam pelayanan harus benar-benar terisi. Tidak boleh ada ruang layanan yang kosong,” tegas Frederik saat dikonfirmasi Cepos di kantor wali kota, Senin (23/12).

Baca Juga :  Malu Mengaku Buta Aksara, Berdayakan PKBM yang Tersebar di 16 Tiik

Berita Terbaru

Artikel Lainnya