Menyambangi Pembuatan Roti Mayor, Roti Legendaris yang Dijual Sejak 1962 di APO Bengkel, Jayapura
Banyak produk kuliner yang dibuat oleh tangan-tangan terampil di Jayapura. Satu yang sedergana adalah Roti Mayor. Roti yang sudah puluhan tahun dipasarkan. Menariknya, semua dilakukan dengan cara sederhana
Laporan: Priyadi -Jayapura
Di sebuah dapur sederhana di kawasan APO Bengkel, Kelurahan Bhayangkara, Distrik Jayapura Utara, aroma manis dan gurih menyeruak memenuhi udara. Di ruangan kecil yang temaram, seorang nenek berusia 69 tahun bernama Yosefina Aduari Mayor tampak sibuk mengaduk adonan tepung dengan kedua tangannya yang mulai keriput, namun masih cekatan.
Dua anaknya, Maikel Mayor (37) dan Rosmelinda Mayor (41), ikut membantu menakar gula, mengoles mentega, dan menyiapkan loyang panggangan dari seng tua peninggalan sang kakek. Pria pencetusnya adalah Adrianus Mayor, sosok yang mewariskan keuletan ini sejak tahun 1962 lalu. Ia ketika itu belajar dari orang Belanda dan dilanjutkan hingga kini.
Di atas meja kayu yang usianya mungkin hampir sama tua dengan pembuatnya, berjejer bahan-bahan sederhana: tepung terigu, gula pasir, mentega, dan fermipan. Dari bahan itulah, lahir roti legendaris yang dikenal luas oleh masyarakat Papua dengan nama “Roti Mayor.”
Menyambangi Pembuatan Roti Mayor, Roti Legendaris yang Dijual Sejak 1962 di APO Bengkel, Jayapura
Banyak produk kuliner yang dibuat oleh tangan-tangan terampil di Jayapura. Satu yang sedergana adalah Roti Mayor. Roti yang sudah puluhan tahun dipasarkan. Menariknya, semua dilakukan dengan cara sederhana
Laporan: Priyadi -Jayapura
Di sebuah dapur sederhana di kawasan APO Bengkel, Kelurahan Bhayangkara, Distrik Jayapura Utara, aroma manis dan gurih menyeruak memenuhi udara. Di ruangan kecil yang temaram, seorang nenek berusia 69 tahun bernama Yosefina Aduari Mayor tampak sibuk mengaduk adonan tepung dengan kedua tangannya yang mulai keriput, namun masih cekatan.
Dua anaknya, Maikel Mayor (37) dan Rosmelinda Mayor (41), ikut membantu menakar gula, mengoles mentega, dan menyiapkan loyang panggangan dari seng tua peninggalan sang kakek. Pria pencetusnya adalah Adrianus Mayor, sosok yang mewariskan keuletan ini sejak tahun 1962 lalu. Ia ketika itu belajar dari orang Belanda dan dilanjutkan hingga kini.
Di atas meja kayu yang usianya mungkin hampir sama tua dengan pembuatnya, berjejer bahan-bahan sederhana: tepung terigu, gula pasir, mentega, dan fermipan. Dari bahan itulah, lahir roti legendaris yang dikenal luas oleh masyarakat Papua dengan nama “Roti Mayor.”