Wednesday, April 9, 2025
23.7 C
Jayapura

Dorong Generasi Muda Pahami Nilai Sejarah dan Noken Sebagai  Warisan Dunia 

   Setelah proses edukasi itu dilakukan, para pelajar kemudian mempraktekan secara bertahap tentang merajut noken. Alhasil siswa kelas VIII itu  berhasil membuat sebuah tas kecil, yang meskipun hanya setengah jadi.

   Meski sudah berhasil merajut separuh, namun Ia mengaku masih butuh belajar yang lebih banyak lagi, sebab sebagian bahan dasar yang mereka gunakan selama kegiatan tersebut, menggunakan barang jadi yang dibawa tim sanggar. โ€œMungkin kedepannya sekolah bisa gahas kegiatan seperti ini, sehingga kami bisa lebih aktif belajar merajut,โ€ saran Anjelo.

  Jika Anjelo hanya mampu merajut hingga setengah jadi, berbeda dengan Awila Nouw, siswa kelas XI, SMK N 8 TIK Jayapura itu berhasil merajut noken bahkan hanya dengan waktu tiga hari.

Baca Juga :  Disdik Sayangkan masih Ada Tawuran Pelajar

   Bahkan hingga saat acara pameran itu berlangsung Ia telah merajut hampir sepuluh buat noken.

Merajutnya, noken bukan hal baru baginya sebab kedua orang tuanya pengrajin noken, Ia pun sejak sejak kecil sudah diajarkan untuk merajut dan menganyam noken. โ€œSejak SMP saya sudah mulai sedikit mahir merajut noken, apalgi ditambah adanya program Nomase ini seperi menhigupkan kembali ilmu yang saya dapat dari orang tua selama ini,โ€ tuturnya.

   Ia berharap adanya perhatian pemerintah agar noken tersebut bisa dilestarikan hingga generasi penerus.  โ€œKarena saya berpikir bahwa anak Papua sekerang mungkin sebagian ada yang tidak tau cara rajut noken, sehingga saya harap program Nomase ini bisa digalakan secara setiap bulan,โ€ tandasnya.

Baca Juga :  Satpol PP Diminta Lakukan Razia pada Jam Sekolah

   Setelah proses edukasi itu dilakukan, para pelajar kemudian mempraktekan secara bertahap tentang merajut noken. Alhasil siswa kelas VIII itu  berhasil membuat sebuah tas kecil, yang meskipun hanya setengah jadi.

   Meski sudah berhasil merajut separuh, namun Ia mengaku masih butuh belajar yang lebih banyak lagi, sebab sebagian bahan dasar yang mereka gunakan selama kegiatan tersebut, menggunakan barang jadi yang dibawa tim sanggar. โ€œMungkin kedepannya sekolah bisa gahas kegiatan seperti ini, sehingga kami bisa lebih aktif belajar merajut,โ€ saran Anjelo.

  Jika Anjelo hanya mampu merajut hingga setengah jadi, berbeda dengan Awila Nouw, siswa kelas XI, SMK N 8 TIK Jayapura itu berhasil merajut noken bahkan hanya dengan waktu tiga hari.

Baca Juga :  Dinsos Mulai Proses Bantuan Studi Mahasiswa Port Numbay

   Bahkan hingga saat acara pameran itu berlangsung Ia telah merajut hampir sepuluh buat noken.

Merajutnya, noken bukan hal baru baginya sebab kedua orang tuanya pengrajin noken, Ia pun sejak sejak kecil sudah diajarkan untuk merajut dan menganyam noken. โ€œSejak SMP saya sudah mulai sedikit mahir merajut noken, apalgi ditambah adanya program Nomase ini seperi menhigupkan kembali ilmu yang saya dapat dari orang tua selama ini,โ€ tuturnya.

   Ia berharap adanya perhatian pemerintah agar noken tersebut bisa dilestarikan hingga generasi penerus.  โ€œKarena saya berpikir bahwa anak Papua sekerang mungkin sebagian ada yang tidak tau cara rajut noken, sehingga saya harap program Nomase ini bisa digalakan secara setiap bulan,โ€ tandasnya.

Baca Juga :  Satpol PP Diminta Lakukan Razia pada Jam Sekolah

Berita Terbaru

Artikel Lainnya