Selain itu, di area situs Gunung Srobu juga ada banyak bekas hunian manusia masa lalu. Erlina mengaku pihaknya memang belum menemukan bentuknya, tetapi beberapa struktur yang menunjukkan bekas pendirian bangunan dan juga menemukan lubang batu yang indikasinya tempat mendirikan bangunan.
Situs Gunugn Srobu ini merupakan pertemuan dua budaya Melanesia dan Aostreanesia dilihat dari dikembangkannya rumah panggung yang merupakan satu karya budaya yang diperkenalkan oleh penutratonesia.
“Memang karena bahannya organik, memang bangunannya kita tidak bisa temukan, tetapi sisa-sisa aktifitas penghunian itu banyak, ” ungkapannya.
“Banyak, ada jutaan cangkang muluska, cangkang kerang sudah membukit di Gunung Srobu, hampir sebagian besar sampai kerang ini menutupi situs di Gunung Srobo,” tambahnya.
Gunung Srobu ini diperkirakan merupakan sentral budaya masa lalu Papua. “Jadi, di situ kita belajar budaya Papua masa lampau, dan sebagai pusat peradapan budaya Papua.”ungkapnya.
Erlina, mengatakan situs cagar budaya Gunung Srobu sudah terbentuk sejak 1.740 tahun lalu atau sekitar abad 4 Masehi, dimana ditemukan jejak manusia masa pra sejarah akhir di Papua.
Terkait proses penelitian, Erlina mengaku bahwa sekarang ini penelitiannya sudah sampai ke tahap untuk dikembangkan dan dimanfaatkan. (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos