Menutup tahun 2023, Nabila-Nadila ikut dalam kejuaraan Piala Raja Criterium di Raja Ampat. Dinomor women open, Nabila-Nadila bersaing dengan beberapa pembalap senior. Meski terbilang belia, tapi Nabila sukses menyabet gelar juara 3 dan Nadila juara 4.
Di tahun 2024, Nabila dan Nadila kembali terjun dalam Tour De Biak Papua, di nomor women open, si kembar tak terbendung.
Kejuaraan yang menghadirkan atlet-atlet luar daerah itu tak mampu menyalip Nabila-Nadila. Nadila finish pertama dan disusul oleh Nabila pada posisi kedua.
Lompat di tahun 2025, pada Februari lalu, Nabila-Nadila yang mewakili Polda Papua dalam kejuaraan bergengsi bertajuk Tour of Kemala 123 km di Yogyakarta. Di nomor women junior, Nabila menuntaskan perlombaan pada posisi 4 dan Nadila di posisi 5.
Kini, Nabila-Nadila terus mempersiapkan diri untuk kejuaraan yang lebih besar, dengan mimpi suatu hari bisa mewakili Indonesia di kancah internasional. Bagi Nabila-Nadila, setiap kayuhan adalah doa, setiap tetes keringat adalah bukti bahwa mimpi tidak mengenal usia.
“Kami berdua mau tunjukkan bahwa anak perempuan juga bisa kuat, bisa berani, dan bisa bersinar di lintasan apapun,” ungkap Nabila dengan mata berbinar. “Kami bermimpi suatu hari bisa membanggakan Tanah Papua dan jika bisa mengibarkan Merah Putih di kejuaraan dunia,” ujar Nadila yang memiliki mimpi menembus skuad tim nasional.
Langkah mereka mungkin baru seujung jalan, tapi semangat mereka sudah membentang jauh. Si kembar ini bukan hanya mengejar gelar juara, melainkan juga mewujudkan arti sebenarnya dari perjuangan, keberanian untuk bermimpi dan berani memperjuangkannya, pedal demi pedal.
Kelak, si kembar Nabila-Nadila bisa mengikuti tapak sang idola Ayustina Delia Priatna dan Liontin Evangelina Setiawan yang sudah mengharumkan nama Indonesia di podium dunia.
“Semoga kami berdua bisa seperti kakak Ayustina dan Liontin, karena mereka adalah panutan kami. Amin,” ujar Nadila.
Tak hanya piawai mengayuh sepeda di lintasan balap, si kembar ini juga menyimpan impian besar. Kelak mereka ingin mengenakan seragam kebanggaan sebagai polisi.
“Selain jadi atlet profesional, saya sendiri memiliki cita-cita menjadi polwan,” ungkap Nadila, gadis berlesung pipi itu.
Nadila berkisah, menjadi atlet balap sepeda memiliki banyak suka, bisa mendatangi beberapa kota yang ada di Indonesia. Sementara dukanya yaitu rela cape setiap hari dalam latihan.