Monday, December 23, 2024
27.7 C
Jayapura

Sarana Berbagi Ilmu Seni dan Ekonomi Kreatif

IamMobile, Tempat Ngopi, Nongkrong dan Diskusi Bertema Alam

Untuk pertama kalinya di Jayapura, ada tempat nongkrong bernuansa alam di Kota Jayapura. Tak sekedar ngopi tapi juga berbagi ilmu pengetahuan lewat seni dan budaya. IamMobile, bagian dari Indonesia Art Movement pertama kalinya diluncurkan di Kota Jayapura. Ekonomi kreatif ala ala camping. Tidak hanya itu,  yang disuguhkan komunitas ini adalah seni dan budaya.

Laporan: Elfira_Jayapura

Saat berkunjung ke IamMobile yang berlokasi di areal Pantai Hamadi, tepatnya di Modiat, Sabtu (19/2) lalu, kita serasa sedang camping di tengah hutan atau sebuah pulau. Terdapat tenda camping, kursi lipat atau kayu berjejeran, terpasang hammock di pohon, lampu lampu bergelantungan dan sesekali kita mendengarkan suara ombak dari bibir pantai.

  Berbagai hal baru bisa ditemukan di tempat ini, tersedia ruang diskusi, ruang belajar, ada perpusatakaan mini, souvenir khas papua, pemutaran film. Ngobrol ngobrol kecil, diskusi sembari memesan kopi dan snack disediakan di IamMobile ini.

  IamMobile sendiri bagian dari Indonesia art movement sebagai komunitas seni budaya dan ekonomi kreatif. Berkonsep camping, berpindah pindah tempat dengan menggunakan mobil. Namun esensinya memberikan edukasi, khususnya seni dan budaya.

  Ilham Murda pencetus IamMobile menyampaikan, misi mereka cenderung bagaimana berbagi ilmu pengetahuan di setiap insan yang berkunjung ke tempat mereka. IamMobile sendiri akan berpindah pindah sembari mengedukasi dan berbisnis.

  “Di IamMobile, akan jadi market kecil. Selain kuliner yang kami suguhkan, ada fashion bahkan beberapa seniman senirupa yang  bisa membuat karya di tumbler yang nantinya akan dijual karya mereka. Ada keuntungan untuk senimannya dan ada keuntungan buat bisnis dari Indonesia Art Movement,” tutur Dosen ISBI Papua ini.

Baca Juga :  Melihat Air Masuk, Nakhoda Langsung Teriak Mama...Mamaaa

  Munculnya IamMobile dari seorang dosen ini, termotivasi dari dirinya yang suka camping meski tak pernah naik gunung. Selain itu, latar belakang mereka adalah komunitas. Secara bajet, Iam sapaan akrabnya mengaku minim budget, sehingga apa yang dimiliki itulah yang diberikan.

   Dosen ISBI dengan program studi seni tari ini tak menampik, jika setiap kali membuat kegiatan terkendala dengan tempat. Karena itu, ekonomi kreatif yang mereka lakukan secara mobile. Namun untuk tempat regulernya dipusatkan di Hamadi Modiat yang buka setiap harinya mulai pukul 16.00 WIT hingga 21.00 WIT selama PPKM.

  “Selama ini saya selalu mengemis kepada pemerintah daerah dan pihak terkait, hanya untuk diberikan ruang khusus untuk kami anak anak Papua berkarya. Namun itu tak pernah dipenuhi. Dengan IamMobile, saya tidak mau berharap banyak lagi sama pemerintah atau siapapun. Kami dengan segala kekurangan kami hadir sederhana dengan IamMobile,” tuturnya.

  Ilham merencanakan nantinya akan menggelarnya di Pantai Base G, akan hadir ke sekolah sekolah dan kampus yang ada di Jayapura. Sekali lagi, menghadirkan ruang belajar melalui seni dan budaya.

Baca Juga :  Sibuk Layani Pasien, Tak Sempat Hadiri Penerimaan Penghargaan

  Bahkan, merencanakana akan hadir ke daerah tetangga seperti Sentani, Kabupaten Keerom dan Kabupaten Sarmi. Di hari pertama launching, Iam mengaku banyak pengunjung yang suka dengan konsepnya.

  “IamMobile hadir menawarkan hal yang berbeda, untuk membangun SDM di tanah Papua. Cara saya berterima kasih kepada Papua dengan berbagi ilmu, masalah bisnis, teman teman yang bekerja mendapat rejeki dan sayapun mendapat rejeki. Tapi esensi mendalam bagaimana ilmu itu bisa ditransfer dan itu menjadi amal jariyah,” tuturnya.

  Ia berharap bisnis dan kreatifitas muncul dimana-mana, entah dari Indonesia Art Movement, para komunitas lain maupun pengusaha yang ada di tanah ini. “Ruang ruang kreativitas dan ruang belajar bisa tumbuh dimana saja, tidak mesti dari  Indonesia Art Movement  tapi komunitas lain juga bisa memberikan sesuatu buat masyarakat salah satunya ilmu. Semakin banyak orang memberikan ilmu, semakin banyak orang cerdas dan punya hati positif buat Papua,” ungkapnya.

   Eki, seorang pengunjung yang mengaku senang dengan nuansa yang ditawarkan IamMobile. Café bernuansa alam, serasa sedang malakukan aktivitas camping di tengah hutan. Terlepas dari café bernuansa alam, ada berbagai ilmu yang bisa didapatkan ketika menjadi pengunjung di IamMobile. Punya teman baru, bisa berdiskusi dan membaca buku, selain itu bisa menonton film yang mengangkat isu soal Papua.

  “Tempatnya seru, untuk pertama kalinya ada di Kota Jayapura,” akunya. (*/tri)

IamMobile, Tempat Ngopi, Nongkrong dan Diskusi Bertema Alam

Untuk pertama kalinya di Jayapura, ada tempat nongkrong bernuansa alam di Kota Jayapura. Tak sekedar ngopi tapi juga berbagi ilmu pengetahuan lewat seni dan budaya. IamMobile, bagian dari Indonesia Art Movement pertama kalinya diluncurkan di Kota Jayapura. Ekonomi kreatif ala ala camping. Tidak hanya itu,  yang disuguhkan komunitas ini adalah seni dan budaya.

Laporan: Elfira_Jayapura

Saat berkunjung ke IamMobile yang berlokasi di areal Pantai Hamadi, tepatnya di Modiat, Sabtu (19/2) lalu, kita serasa sedang camping di tengah hutan atau sebuah pulau. Terdapat tenda camping, kursi lipat atau kayu berjejeran, terpasang hammock di pohon, lampu lampu bergelantungan dan sesekali kita mendengarkan suara ombak dari bibir pantai.

  Berbagai hal baru bisa ditemukan di tempat ini, tersedia ruang diskusi, ruang belajar, ada perpusatakaan mini, souvenir khas papua, pemutaran film. Ngobrol ngobrol kecil, diskusi sembari memesan kopi dan snack disediakan di IamMobile ini.

  IamMobile sendiri bagian dari Indonesia art movement sebagai komunitas seni budaya dan ekonomi kreatif. Berkonsep camping, berpindah pindah tempat dengan menggunakan mobil. Namun esensinya memberikan edukasi, khususnya seni dan budaya.

  Ilham Murda pencetus IamMobile menyampaikan, misi mereka cenderung bagaimana berbagi ilmu pengetahuan di setiap insan yang berkunjung ke tempat mereka. IamMobile sendiri akan berpindah pindah sembari mengedukasi dan berbisnis.

  “Di IamMobile, akan jadi market kecil. Selain kuliner yang kami suguhkan, ada fashion bahkan beberapa seniman senirupa yang  bisa membuat karya di tumbler yang nantinya akan dijual karya mereka. Ada keuntungan untuk senimannya dan ada keuntungan buat bisnis dari Indonesia Art Movement,” tutur Dosen ISBI Papua ini.

Baca Juga :  Antar Jemput Naik Motor, Eril di Belakang, Adiknya di Depan

  Munculnya IamMobile dari seorang dosen ini, termotivasi dari dirinya yang suka camping meski tak pernah naik gunung. Selain itu, latar belakang mereka adalah komunitas. Secara bajet, Iam sapaan akrabnya mengaku minim budget, sehingga apa yang dimiliki itulah yang diberikan.

   Dosen ISBI dengan program studi seni tari ini tak menampik, jika setiap kali membuat kegiatan terkendala dengan tempat. Karena itu, ekonomi kreatif yang mereka lakukan secara mobile. Namun untuk tempat regulernya dipusatkan di Hamadi Modiat yang buka setiap harinya mulai pukul 16.00 WIT hingga 21.00 WIT selama PPKM.

  “Selama ini saya selalu mengemis kepada pemerintah daerah dan pihak terkait, hanya untuk diberikan ruang khusus untuk kami anak anak Papua berkarya. Namun itu tak pernah dipenuhi. Dengan IamMobile, saya tidak mau berharap banyak lagi sama pemerintah atau siapapun. Kami dengan segala kekurangan kami hadir sederhana dengan IamMobile,” tuturnya.

  Ilham merencanakan nantinya akan menggelarnya di Pantai Base G, akan hadir ke sekolah sekolah dan kampus yang ada di Jayapura. Sekali lagi, menghadirkan ruang belajar melalui seni dan budaya.

Baca Juga :  Pembinaan Dalam Keluarga Menjadi Kunci Penting Mencegah Masalah Sosial

  Bahkan, merencanakana akan hadir ke daerah tetangga seperti Sentani, Kabupaten Keerom dan Kabupaten Sarmi. Di hari pertama launching, Iam mengaku banyak pengunjung yang suka dengan konsepnya.

  “IamMobile hadir menawarkan hal yang berbeda, untuk membangun SDM di tanah Papua. Cara saya berterima kasih kepada Papua dengan berbagi ilmu, masalah bisnis, teman teman yang bekerja mendapat rejeki dan sayapun mendapat rejeki. Tapi esensi mendalam bagaimana ilmu itu bisa ditransfer dan itu menjadi amal jariyah,” tuturnya.

  Ia berharap bisnis dan kreatifitas muncul dimana-mana, entah dari Indonesia Art Movement, para komunitas lain maupun pengusaha yang ada di tanah ini. “Ruang ruang kreativitas dan ruang belajar bisa tumbuh dimana saja, tidak mesti dari  Indonesia Art Movement  tapi komunitas lain juga bisa memberikan sesuatu buat masyarakat salah satunya ilmu. Semakin banyak orang memberikan ilmu, semakin banyak orang cerdas dan punya hati positif buat Papua,” ungkapnya.

   Eki, seorang pengunjung yang mengaku senang dengan nuansa yang ditawarkan IamMobile. Café bernuansa alam, serasa sedang malakukan aktivitas camping di tengah hutan. Terlepas dari café bernuansa alam, ada berbagai ilmu yang bisa didapatkan ketika menjadi pengunjung di IamMobile. Punya teman baru, bisa berdiskusi dan membaca buku, selain itu bisa menonton film yang mengangkat isu soal Papua.

  “Tempatnya seru, untuk pertama kalinya ada di Kota Jayapura,” akunya. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya