Melihat Kondisi Sejumlah Taman yang ada di Pusat Kota Jayapura
Keberadaan taman di satu pusat kota, harusnya menjadi tempat yang nyaman untuk rekreasi maupun bersosialisasi. Namun apa jadinya kalau taman itu tak dikelola dengan baik dan tak ada jaminan keamanan, maka taman justru menjadi tempat yang dihindari masyarakat.
Laporan: Karolus Daot-Jayapura.
Sebagian besar dari taman yang ada di Kota Jayapura justru tak dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Alasan utamanya adalah masalah keamanan dan penataan yang kurang memadai.
Sebut saja Taman Imbi, Taman Mesran, Taman Mandiri, hingga yang terbaru, Taman APO. Taman-taman ini seharusnya menjadi tempat bersantai, tempat bermain anak, atau sekadar melepas penat di sore hari, sambil menikmati semangkuk bakso atau secangkir kopi dari pedagang kaki lima.
Namun kenyataannya, justru menjadi tempat yang dihindari masyarakat karena berbagai persoalan yang tak kunjung diatasi. Seperti taman APO adalah taman terbaru yang diresmikan oleh Pemerintah Kota Jayapura.
Konsepnya mirip dengan kawasan Malioboro di Yogyakarta. Ada tugu mini, jalur pedestrian dengan desain batu-batu bulat, serta bangku-bangku untuk bersantai menikmati waktu senja. Sayangnya, taman ini sepi dari pengunjung.
“Bagus sih, tapi terlalu kotor, dan dekat dengan jalan raya, selain itu tidak ada tempat parkir,” ujar Trisan Krey ditemui Cenderawasih Pos pada Senin (19/5).
Menurutnya, desain yang menarik tidak cukup jika tidak dibarengi dengan kenyamanan akses dan fasilitas pendukung. “Sudah bagus, tapi kalau kotor banyak sampah, bagaimana orang mau datang,” tuturnya.
Hal lain minimnya penerangan, membuat orang enggan menikmati taman tersebut. “Tidak ada lampu juga, ini yang bikin tempat ini jadi tempat orang minum minuman keras,” tandasnya.
Trisan sendiri jarang bersantai di Taman APO, karena lokasinya yang terlalu dekat dengan akses umum. “Tidak salah kalau orang jarang datang, karena terlalu dekat dengan jalan raya, sangat rentan kecelakaan,” bebernya.
Permasalahan serupa juga terjadi di taman-taman lain yang sudah lebih dulu ada. Taman Imbi misalnya, kini relatif bersih dan memiliki tempat duduk yang cukup. Namun, pencahayaan yang kurang dan penataannya yang kurang baik, membuatnya belum sepenuhnya nyaman.
“Kalau bisa lampu taman ditambah dan patroli polisi dijadwalkan rutin, supaya tidak ada lagi orang mabuk yang ganggu pengunjung,” kata Aleks Mambri, seorang warga yang ditemui di Taman Imbi.

Di Taman eks terminal lama, situasinya lebih parah. Selain tidak terawat, taman ini bahkan sudah tertutup oleh deretan pedagang kaki lima yang menempati seluruh trotoar.
Nikson warga yang ditemui Cenderawasih Pos mengungkapkan kekhawatirannya. Ia mengaku bahwa taman tersebut seharusnya menjadi tempat bersantai, tempat bermain anak, atau sekadar melepas penat di sore hari. Tapi banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar, sehingga pemandangannya seketika berbeda.
“Kita mau masuk ke taman susah, karena trotoarnya sudah penuh pedagang,” ujarnya.