Di bawah kepemimpinannya, Polres Keerom berhasil menjaga stabilitas keamanan di wilayah yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini itu.
Program-program seperti patroli perbatasan terpadu, penanganan konflik sosial, hingga pelayanan masyarakat berbasis kearifan lokal menjadi tonggak penting selama masa ia memimpin. “Tentunya saya merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yesus sudah memberikan saya kekuatan dan hikmat dalam menyelesaikan tugas saya di Polres Keerom,” ungkap Christian Aer kepada Cenderawasih Pos dengan penuh haru.
“Saya rasa sudah cukup baik tapi tetap masih ada kekurangan, tapi saya percaya semua yang kami kerjakan ini berkat pertolongan Tuhan. Tidak kalah penting kerjasama dan komunikasi yang baik dengan seluruh elemen masyarakat, Pemda Keerom dalam hal ini Bapak Bupati, DPRD, tokoh adat, masyarakat, agama dan lainnya,” sambungnya.
Pria yang murah senyum itu juga mengisahkan beberapa pengalaman yang berkesan selama berada di Polres Keerom. Salah satunya bisa mendatangi kampung-kampung dengan medan yang menantang seperti Kampung Towe Hitam dan Semografi yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Christian Aer juga bertutur bahwa mereka juga memiliki beberapa tantang, yaitu memerangi minum keras dan ganja yang tidak pernah habis walaupun grafiknya memang menurun. “Miras dan ganja ini bukan budaya orang Papua. Miras dan ganja ini bisa merusak generasi Papua, dan banyak program besar yang ada di Keerom seperti food estate, tanpa miras dan ganja itu akan menjadi berkat bagi mereka sendiri,” ucapnya.
Lelaki kelahiran Denpasar itu juga yakin, Kapolres Keerom yang baru AKBP Astoto bisa memimpin Polres Keerom lebih luar biasa lagi.
Ia juga menitip pesan kepada seluruh personil Polres Keerom agar tetap menjaga nama baik Polres Keerom, dengan menjadi anggota polri yang melayani masyarakat dengan hati.