Di galeri sekaligus tempat ia membuat karya seni, ukurannya bangunan ia tempat menghasilkan karya seni tidaklah besar hanya sekira 7 meter saja, namun ia tetap semangat dalam bekerja tidak dibantu siapapun terkecuali ada pekerjaan yang membutuhkan pesanan banyak dibantu oleh anak sulungnya.
Di ruang galeri terlihat puluhan lukisan yang menumpuk namun tersusun rapi dan penuh makna. Agus Ohee memiliki teknik yang unik dalam menciptakan karya seninya. Ia sering menggunakan bahan-bahan alami, seperti kulit kayu dan batu, kayu limbah untuk menciptakan karya-karya yang indah dan bermakna. Agus juga terinspirasi oleh budaya dan tradisi Papua, yang tercermin dalam karya-karyanya.
Kata Agus Ohee, untuk membuat sebuah karya seni tidak bisa dipatok dengan berapa lama waktu untuk membuatnya, karena ini berhubungan dengan inspirasi, mood dan lainnya, jika memang lagi mood banyak inspirasi semangat ada, maka karya seni yang dibuat bisa lebih cepat waktunya seperti ia melukis ikan gergaji dari danau Sentani ukuran sekira 80 CM dari kain kanvas membutuhkan waktu 4 hari.
Hal lainnya, dalam membuat sebuah karya seni juga ada tantangannya, termasuk kurangnya perhatian dari pemerintah dan masyarakat. Namun, ia tetap bersemangat dan berharap bahwa karya-karyanya dapat menginspirasi orang lain dan melestarikan budaya Papua. “Sejauh ini perhatian pemerintah untuk pengembangan galeri saya sangat minim, apalagi dari pemerintah kampung yang bersinggungan langsung di tempat hasil karya seni saya, saya harap lewat dukungan dan perhatian dari pemerintah bisa membantu saya dalam berkreasi untuk menjaga karya seni yang saya buat di Kota Jayapura,”katanya.