Para fotografer yang bekerja sama dengan aplikasi ini tidak hanya sekadar merekam gambar, tetapi juga menjadi jembatan bagi masyarakat untuk mendapatkan kenangan visual berkualitas tinggi secara praktis.
“Karena saya orangnya suka foto, jadi senang aja dengan kehadiran teman-teman dari Foto You. Mereka foto, kita tinggal lihat di aplikasi, kalau suka kita bisa beli. Jadi bagi saya sangat membantu sekali,” ungkap Grace salah satu warga yang hadir bersama keluarga dalam CFD tersebut.
Profesi fotografer kini tidak hanya berkutat di studio atau acara pernikahan. Dengan perkembangan teknologi dan menjamurnya aplikasi berbasis fotografi, lapangan kerja bagi para ahli bidik ini semakin meluas dan dinamis.
Profesi fotografer untuk aplikasi seperti Fotoyu menunjukkan bagaimana teknologi telah membuka peluang baru yang menjanjikan, bergerak dari studio ke ruang publik.
“Kalau UMP dapatlah satu bulan. Kalau saya kan biasa turun lapangan setiap hari. Sabtu di CFD, dan hari lainnya hunting di tempat olahraga lainnya. Dimana tempat olahraga di situ kami ada. Mau tempat futsal kah, badminton kah,” ujar Fandi, salah satu fotographer pengguna Fotoyu.
Senada dengan itu, fotographer lainnya, Ikbal menuturkan bahwa Foto You memang mendatangkan keuntungan yang cukup besar. Namun dirinya berbeda dengan teman fotographer lainnya, hanya hanya turun hunting saat moment CFD saja.
“Saya tidak terlalu aktif karena saya kerja juga, ini hanya sampingan. Paling turun lapangan Sabtu-Minggu saja,” tutur Ikbal.
Dia bercerita bahwa keuntungan yang diperoleh pun juga masih cukup besar meski hanya turun saat weekend. “Saya masih bisa dapat Rp 2 jutaan per bulan, untung-untungan juga, kadang Rp 1 juta, kadang lebih,” ucap pria yang bergabung dalam komunitas fotography Loor itu.
Baginya, berkecimpung di Fotoyu bukan sekadar cuan. Namun lewat Fotoyu juga bisa mengasah kemampuan dan menjalin pertemanan sesama profesi. “Uang kita memang butuh, tapi menurut saya pekerjaan ini juga lebih kepada pertemanan,” katanya.
Pria yang merupakan outsourcing Pegadaian Jayapura itu juga membeberkan bahwa bekerja untuk Fotoyu juga harus hati-hati. Sebab menyangkut privasi seseorang.
“Etikanya kita juga harus menghargai orang yang mau difoto. Kadang yang suka difoto, ada juga yang tidak mau. Kadang yang tidak mau difoto itu pake masker atau memberikan gestur penolakan,” ungkapnya.