Sunday, November 24, 2024
24.7 C
Jayapura

75 % Remaja Gangguan Jiwa, Akibat Penyalahgunaan Narkoba

Bahaya Narkotika, Psikotropik, dan Zat Adiktif Lainnya pada Anak dan Remaja.

Masa anak dan remaja adalah masa yang sangat penting dalam perjalanan kehidupan setiap individu. Setiap individu dewasa dapat berfungsi secara optimal jika mereka memiliki masa anak dan remaja yang dapat dilewati dengan baik.

Laporan: Elfira_Jayapura

Dalam menjalani masa anak dan remaja banyak faktor yang mempengaruhi agar setiap anak dan remaja dapat berfungsi dan menyelesaikan masa ini dengan baik. Hal ini ditentukan oleh faktor Biologis seperti nutrisi atau gizi yang seimbang, adanya kesehatan fisik yang baik dengan immunisasi dan tidak mengalami kendala sakit berat atau kronis tertentu.

  Selain itu, faktor psikologis juga sangat perlu diperhatikan. Hal ini meliputi belajar memecahkan masalah dengan pola pikir yang baik, mampu memiliki fungsi berpikir dan fungsi belajar dengan baik. Sementara faktor lingkungan memiliki pola pengasuhan yang positif, mendapatkan dukungan teman sebaya yang baik, memiliki lingkungan tempat bertumbuh dan berkembang yang baik, jauh dari kekerasan verbal, fisik, maupun psikis.

   Dokter psikiater Fungsional RSJ Abepura Konsultan psikiatri anak dan remaja dr Manoe Bernd Paul. SpKJ.(K)AR. MKes mengakui bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak anak anak atau remaja yang kurang beruntung. Sehingga banyak dari anak dan remaja harus hidup di jalan, dan banyak dari anak jalanan yang menyalahgunakan zat adiktif, baik lem, ganja, alkohol, atau zat lainnya.

  Kata dr Manoe, saat ini penyalahgunaan zat pada anak dan remaja cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari prevalensi gangguan jiwa pada anak dan remaja yang menjalani rawat inap di RSJ Abepura sekitar 75%  berhubungan dengan penggunaan penyalahgunaan zat baik ganja, lem, maupun alkohol.

Baca Juga :  Persaudaraan Hanya Bisa Terbagi Ketika Cinta Kasih Terpelihara

  “Pada penelitian kecil yang pernah dilakukan pada tahun 2014, lebih dari 50% pasien dewasa yang menjalani rawat inap di RSJ Abepura memiliki riwayat penggunaan alkohol maupun ganja sejak masa kanak dan remaja. Hal ini dapat dihubungkan dengan beberapa penelitian yang menuliskan riwayat penyalahgunaan zat pada masa kanak dan remaja berhubungan dengan gangguan jiwa berat pada masa dewasa,” tutur dr Manoe.

   Masa anak dan remaja adalah masa perkembangan yang sangat penting karena pada masa ini otak sedang berkembang. Otak bagian depan yang memegang peranan besar dalam fungsi pengambilan keputusan, fungsi moralitas, fungsi intelegensia, akan mengalami maturitas pada usia remaja akhir atau dewasa awal.

  Jika terjadi gangguan fungsi otak pada usia ini, maka dapat terjadi gangguan-gangguan fungsi pengambilan keputusan, fungsi kecerdasan, dan fungsi berpikir, pada masa dewasa, bahkan pada kondisi yang berat dapat terjadi gangguna keseimbangan kimiawi di otak. Sehingga memunculkan gejala-gejala gangguan jiwa berat seperti halusinasi, delusi, agresivitas motorik, dan gangguan fungsi perilaku dan pola pikir yang berat.

  “Dengan kondisi ini mereka akan mengalami kendala dalam fungsi pendidikan, fungsi berteman, dan fungsi sehari-hari, sehingga masa depannya terganggu. Bahkan berlangsung terus hingga masa dewasa,” tuturnya.

   Dalam kondisi ini, pendekatan yang dapat dilakukan pada anak dan remaja dengan ketergantungan zat adalah pada kondisi gangguan yang berat yang ditandai adanya halusinasi, delusi, dan perubahan perilaku yang berat, maka perlu dilakukan perawatan dan pengobatan di Rumah Sakit Jiwa. Dilakukan pemberian obat untuk menyeimbangkan kembali neurokimiawi otak agar gejala-gejala mereda.

Baca Juga :  Sepakat, Mahasiwa Papua yang kuliah di UGM, Akan Dibimbing dari Dosen Uncen

  Dilakukan psikoterapi, dengan menyesuaikan tingkat perkembangan anak dan remaja. Pada usia anak dapat dilakukan behavior tharapy, sementara pada usia remaja dapat dilakukan kognitif behavior therapy. Mengenali cara anak dan remaja dalam memecahkan masalah, dan dilatih untuk melakukan cara memecahkan masalah yang lebih baik.

   “Melakukan edukasi pada orangtua untuk melakukan pola pengasuhan yang autoritatif, dengan membangun komunikasi yang baik dengan anak dan remaja, mau mendengarkan dan memenuhi kebutuhannya secara wajar. Menghentikan kekerasan verbal, fisik, ataupun emosi. Memberikan dukungan secara baik kepada pasien agar dapat mendapatkan kesembuhan dan pemulihan, dengan memberikan pengobatan secara teratur dan mejalani kontrol rutin ke RSJ Abepura,” terangnya.

  Lanjutnya, melakukan analisis lingkungan dan jika perlu dilakukan manipulasi lingkungan agar pasien dapat dijauhkan dari lingkugan yang meningkatkan risiko ketergantungan zat. Untuk mencegah anak dan remaja jatuh pada ketergantungan zat dengan menguatkan faktor-faktor protektif, seperti orang tua meningkatkan komunikasi yang positif dengan anak dan remaja, mau mendengarkan disaat yang sama tetap dapat dengan tegas memberikan arahan dan contoh yang baik kepada anak.

  “Yang paling penting menghentikan segala bentuk kekerasan. Memastikan anak dan remaja memiliki lingkungan yang baik untuk bertumbuh dan berkembang. Meningkatkan rasa percaya diri anak dengan memberikan pujian dan tidak membandingkan dengan anak lain. Memastikan kebutuhan-kebutuhan anak dan remaja terpenuhi sesuai dengan tingkat perkembangannya,” pungkasnya. (*/tri)

Bahaya Narkotika, Psikotropik, dan Zat Adiktif Lainnya pada Anak dan Remaja.

Masa anak dan remaja adalah masa yang sangat penting dalam perjalanan kehidupan setiap individu. Setiap individu dewasa dapat berfungsi secara optimal jika mereka memiliki masa anak dan remaja yang dapat dilewati dengan baik.

Laporan: Elfira_Jayapura

Dalam menjalani masa anak dan remaja banyak faktor yang mempengaruhi agar setiap anak dan remaja dapat berfungsi dan menyelesaikan masa ini dengan baik. Hal ini ditentukan oleh faktor Biologis seperti nutrisi atau gizi yang seimbang, adanya kesehatan fisik yang baik dengan immunisasi dan tidak mengalami kendala sakit berat atau kronis tertentu.

  Selain itu, faktor psikologis juga sangat perlu diperhatikan. Hal ini meliputi belajar memecahkan masalah dengan pola pikir yang baik, mampu memiliki fungsi berpikir dan fungsi belajar dengan baik. Sementara faktor lingkungan memiliki pola pengasuhan yang positif, mendapatkan dukungan teman sebaya yang baik, memiliki lingkungan tempat bertumbuh dan berkembang yang baik, jauh dari kekerasan verbal, fisik, maupun psikis.

   Dokter psikiater Fungsional RSJ Abepura Konsultan psikiatri anak dan remaja dr Manoe Bernd Paul. SpKJ.(K)AR. MKes mengakui bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak anak anak atau remaja yang kurang beruntung. Sehingga banyak dari anak dan remaja harus hidup di jalan, dan banyak dari anak jalanan yang menyalahgunakan zat adiktif, baik lem, ganja, alkohol, atau zat lainnya.

  Kata dr Manoe, saat ini penyalahgunaan zat pada anak dan remaja cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari prevalensi gangguan jiwa pada anak dan remaja yang menjalani rawat inap di RSJ Abepura sekitar 75%  berhubungan dengan penggunaan penyalahgunaan zat baik ganja, lem, maupun alkohol.

Baca Juga :  Tampilkan Papeda Batu, Papeda Khas dari Suku Manirem

  “Pada penelitian kecil yang pernah dilakukan pada tahun 2014, lebih dari 50% pasien dewasa yang menjalani rawat inap di RSJ Abepura memiliki riwayat penggunaan alkohol maupun ganja sejak masa kanak dan remaja. Hal ini dapat dihubungkan dengan beberapa penelitian yang menuliskan riwayat penyalahgunaan zat pada masa kanak dan remaja berhubungan dengan gangguan jiwa berat pada masa dewasa,” tutur dr Manoe.

   Masa anak dan remaja adalah masa perkembangan yang sangat penting karena pada masa ini otak sedang berkembang. Otak bagian depan yang memegang peranan besar dalam fungsi pengambilan keputusan, fungsi moralitas, fungsi intelegensia, akan mengalami maturitas pada usia remaja akhir atau dewasa awal.

  Jika terjadi gangguan fungsi otak pada usia ini, maka dapat terjadi gangguan-gangguan fungsi pengambilan keputusan, fungsi kecerdasan, dan fungsi berpikir, pada masa dewasa, bahkan pada kondisi yang berat dapat terjadi gangguna keseimbangan kimiawi di otak. Sehingga memunculkan gejala-gejala gangguan jiwa berat seperti halusinasi, delusi, agresivitas motorik, dan gangguan fungsi perilaku dan pola pikir yang berat.

  “Dengan kondisi ini mereka akan mengalami kendala dalam fungsi pendidikan, fungsi berteman, dan fungsi sehari-hari, sehingga masa depannya terganggu. Bahkan berlangsung terus hingga masa dewasa,” tuturnya.

   Dalam kondisi ini, pendekatan yang dapat dilakukan pada anak dan remaja dengan ketergantungan zat adalah pada kondisi gangguan yang berat yang ditandai adanya halusinasi, delusi, dan perubahan perilaku yang berat, maka perlu dilakukan perawatan dan pengobatan di Rumah Sakit Jiwa. Dilakukan pemberian obat untuk menyeimbangkan kembali neurokimiawi otak agar gejala-gejala mereda.

Baca Juga :  Ada yang Sudah Jadi Gudang, Ada yang Masih Difungsikan Tapi Blower Rusak   

  Dilakukan psikoterapi, dengan menyesuaikan tingkat perkembangan anak dan remaja. Pada usia anak dapat dilakukan behavior tharapy, sementara pada usia remaja dapat dilakukan kognitif behavior therapy. Mengenali cara anak dan remaja dalam memecahkan masalah, dan dilatih untuk melakukan cara memecahkan masalah yang lebih baik.

   “Melakukan edukasi pada orangtua untuk melakukan pola pengasuhan yang autoritatif, dengan membangun komunikasi yang baik dengan anak dan remaja, mau mendengarkan dan memenuhi kebutuhannya secara wajar. Menghentikan kekerasan verbal, fisik, ataupun emosi. Memberikan dukungan secara baik kepada pasien agar dapat mendapatkan kesembuhan dan pemulihan, dengan memberikan pengobatan secara teratur dan mejalani kontrol rutin ke RSJ Abepura,” terangnya.

  Lanjutnya, melakukan analisis lingkungan dan jika perlu dilakukan manipulasi lingkungan agar pasien dapat dijauhkan dari lingkugan yang meningkatkan risiko ketergantungan zat. Untuk mencegah anak dan remaja jatuh pada ketergantungan zat dengan menguatkan faktor-faktor protektif, seperti orang tua meningkatkan komunikasi yang positif dengan anak dan remaja, mau mendengarkan disaat yang sama tetap dapat dengan tegas memberikan arahan dan contoh yang baik kepada anak.

  “Yang paling penting menghentikan segala bentuk kekerasan. Memastikan anak dan remaja memiliki lingkungan yang baik untuk bertumbuh dan berkembang. Meningkatkan rasa percaya diri anak dengan memberikan pujian dan tidak membandingkan dengan anak lain. Memastikan kebutuhan-kebutuhan anak dan remaja terpenuhi sesuai dengan tingkat perkembangannya,” pungkasnya. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya