Iapun mengajak duduk untuk segera memulai diskusi. Saat itu pastor masih memiliki kegiatan lain sehingga pertemuan kemarin tidak terlalu lama. Iapun menceritakan soal satu kesibukannya sejak awal tahun 2025 lalu yakni mengurus 100 lebih anak-anak usia dini yang tengah berkecimpung dalam dunia olahraga. Pastor Jhon menjelaskan bahwa ia memiliki keinginan membentuk satu Sekolah Sepakbola (SSB) untuk mengakomodir semangat anak-anak di Koya Tengah agar memiliki kegiatan positif.
Ia memiliki kekhawatiran jika ratusan anak ini tak dikontrol, tak didampingi maka akan terkena dampak negatif lingkunga. Apalagi pastor cukup memahami bahwa jalur utama di Koya Tengah jaraknya tak begitu jauh hingga ke perbatasan RI-PNG. Dan sebagaimana diketahui saat ini “serangan” ganja ke Jayapura semakin mengkhawatirkan. Bila tak dikontrol maka masa depan dari generasi penerus akan terpengaruh dampak buruk lingkungan.
“Saya melihat potensi dan jumlah anak cukup banyak, bahkan ada 100 lebih. Karena mereka generasi masa depan baik dalam gereja maupun pemerintahan sehingga saya pikir perlu dibekali keterampilan sejak awal. Ditanami bekal yang baik dan salah satunya olahraga,” kata Pastor Jhon saat ditemui di kediamannya di Paroki St Petrus Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kamis (13/3).
Daerah perbatasan RI-PNG dikatakan kerap terjadi aksi penyelundupan ganja dan tak sedikit generasi muda telah terjerumus disitu. Dari sikap antisipasi inilah ia mencoba mengajak 100 an anak usia dini untuk bermain sepakbola. “Kampung ini dekat dengan perbatasan dan dampak negatif semisal peredaran ganja dan miras sangat mudah tertularkan sehingga saya berfikir harus bisa menyelamatkan kelompok generasi muda ini agar bisa lebih siap menatap masa depan,” beber Pastor Jhon.
Ia menaruh harapan anak-anak di Koya Tengah akan terus mendapat pendampingan, dibimbing agar terampil dan berdampak pada pengembangan pribadi, keimanan dan menciptakan anak-anak yang berprestasi. Sedikit aneh memang jika pastor berbicara sepakbola. Namun ia tak menampik jika dari komunikasi yang dibangun sejak tahun 2021 dengan Ketua Yayasan Loga Top Skor Papua, Lukas disitulah ia mendapat angin segar.
“Pak Lukas menyambut niat dan semangat kami ini dan meski tidak mudah paling tidak kami sedang berupaya,” tambah pastor. Jadi agenda sore yang biasa dilakukan Pastor Jhon adalah mengontrol aktifitas anak-anak usia dini ketika bermain sepakbola. Lokasi lapangannya juga masih berada di Koya Tengah sehingga bisa lebih fokus.